Polisi Belum Temukan Indikasi Ambil Paksa Jenazah Corona di Makassar Dilakukan Secara Terorganisir
Polisi belum menemukan indikasi kejadian pengambilan paksa jenazah korban corona di satu rumah sakit di Kota Makassar dilakukan secara terorganisir.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes Ibrahim Tompo mengatakan pihaknya belum menemukan indikasi terkait kejadian pengambilan paksa jenazah korban Corona di satu rumah sakit di Kota Makassar dilakukan secara terorganisir.
"Memang sampai sekarang kita belum melihat rangkaian sistematis, namun kita tetap detail untuk mengecek, satu per satu kasus ini."
"Kita masih melihat ini merupakan aksi spontanitas dan akan kita proses dan tindak lanjuti secara hukum nantinya."
"Dan juga kita sudah melakukan pendalam terkait dengan peristiwa tersebut," katanya dikutip dari channel YouTube KompasTV, Selasa (9/6/2020).
Ibrahim melanjutkan keterangannya, kepolisian juga telah memeriksa 5 orang saksi sejak hari Jumat (5/6/2020) dan masih memiliki sejumlah agenda pemeriksaan terhadap saksi-saksi lainnya.
Ia menyebut saksi-saksi ini berasal dari orang-orang yang datang ke tempat kejadian tersebut maupun dari pihak rumah sakit itu sendiri.
"Dari pihak security dan dari pihak tenaga kesehatan," timpal Ibrahim.
Baca: Jenazah PDP Virus Corona di Makassar Diambil Paksa Keluarga, Polisi Kewalahan Halau Massa
Baca: Warga yang Bawa Kabur Cool Box Sampel Test Swab Covid-19 di RS Labuang Baji Makassar Ditahan Polisi
Ibrahim menambahkan selain saksi, sejumlah barang bukti telah dikantongi pihak kepolisian yang nantinya berguna dalam tahapan proses secara hukum.
"Ada beberapa bukti yang kita dapat dari rumah sakit, terkait dengan kesaksian juga dengan beberapa kamera yang kita dapat dari manual."
"Ini bisa menjadi acuan kita atau petunjuk yang bisa kita gunakan sebagai bukti nantinya," lanjut dia.
Ibrahim mengakui semenjak isu virus corona bergulir di Kota Makassar, menjadi persoalan yang menyerap energi dari pihak kepolisian.
Utamanya dalam melakukan sosialisasi supaya masyarakat paham betul dengan segala hal terkait dengan penyebaran Covid-19 ini.
Ibrahim menduga aksi nekat warga yang mengambil jenazah korban Covid-19 disebabkan oleh sejumlah dorongan.
"Awalnya tingkat kepatuhan masyarakat bagus, namun belakangan ini mungkin karena saling mempengaruhi dan ada rasa kejenuhan di masyarakat."