Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gambar Satelit Ungkap Wabah Corona di Wuhan Terjadi Berbulan-bulan sebelum Diakui Pemerintah China

Gambar Satelit menunjukan wabah virus corona di Wuhan terjadi berbulan-bulan sebelum di akui Pemerintah China.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Gambar Satelit Ungkap Wabah Corona di Wuhan Terjadi Berbulan-bulan sebelum Diakui Pemerintah China
Sky News
Makalah penelitian yang mengungkap wabah virus corona di Wuhan terjadi berbulan-bulan sebelum Pemerintah China mengakuinya. belum ditinjau sejawat. 

TRIBUNNEWS.COM - Para peneliti mengungkap wabah virus corona di Wuhan terjadi berbulan-bulan sebelum Pemerintah China mengakuinya.

Hal itu dilihat dari gambar satelit tempat parkir mobil yang sibuk di sebuah rumah sakit Wuhan.

Temuan tersebut diungkapkan dari hasil penelitian Harvard Medical School.

Diketahui, volume lalu lintas rumah sakit berbulan-bulan sebelum wabah virus corona secara resmi dimulai, jauh lebih besar daripada yang diperkirakan berdasarkan tahun sebelumnya.

Menurut laporan, penelitian tersebut belum ditinjau oleh rekan sejawat dan dengan cepat diberhentikan oleh China.

Gambar Satelit
Makalah penelitian yang mengungkap wabah virus corona di Wuhan terjadi berbulan-bulan sebelum Pemerintah China mengakuinya. belum ditinjau sejawat.

Baca: China Kini Akui Virus Corona Bukan Berasal dari Pasar Wuhan, Hewan yang Dites Semua Negatif Covid-19

Penelitian mengklaim gambar itu dapat mengindikasikan Covid-19 telah mulai menyebar melalui populasi di Wuhan lebih awal dari yang diklaim pemerintah China secara resmi.

Pekerjaan tim didasarkan pada data satelit komersial yang menurut mereka berkorelasi dengan peningkatan permintaan pada mesin pencari Baidu Cina untuk beberapa gejala infeksi virus corona.

Berita Rekomendasi

Namun, tidak jelas apakah gambar satelit yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan pada hari kerja yang sama.

Atau bahkan pada waktu yang sama, yang akan memengaruhi apakah gambar-gambar itu sebanding secara langsung.

Ilustrasi virus corona. Studi dari Harvard Medical School menyatakan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) kemungkinan sudah ada dan menyebar di China sejak Agustus 2019.
Ilustrasi virus corona. Studi dari Harvard Medical School menyatakan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) kemungkinan sudah ada dan menyebar di China sejak Agustus 2019. (Pixabay/Tumisu)

Baca: Wuhan Akhirnya Dinyatakan Aman setelah 10 Juta Warga Dites Corona

Pertanyaan juga telah diajukan tentang teknologi visi komputer yang digunakan untuk secara otomatis menghitung jumlah mobil dalam gambar tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menolak untuk memberi tanggapan mengenai penelitian tersebut.

"Sangat konyol untuk datang dengan kesimpulan ini berdasarkan pengamatan dangkal seperti volume lalu lintas," ujarnya, dikutip Tribunnews dari Sky News.


Studi ini merupakan tantangan lain untuk narasi resmi mengenai wabah dan bagaimana pemerintah China menanganinya pada hari-hari awal.

Beijing pertama kali melaporkan serangkaian kasus pneumonia misterius kepada Organisasi Kesehatan Dunia pada tanggal 31 Desember 2019.

Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan.
Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan. (AFP/HECTOR RETAMAL)

Baca: Kepala Lab Virologi Wuhan Tanggapi soal Klaim Kebocoran Virus

Baca: Wuhan Larang Warganya Makan dan Berburu Hewan Liar sebagai Antisipasi Penyebaran Covid-19

Lebih dari seminggu kemudian mengkonfirmasi, jenis baru virus corona adalah penyebabnya.

Namun, pada 14 Januari, WHO mengutip investigasi awal yang dilakukan oleh otoritas China tidak menemukan bukti yang jelas tentang penularan virus dari manusia ke manusia.

Disamping itu, Presiden AS Donald Trump kemudian memutuskan hubungan Amerika dengan WHO.

Ia mengklaim Cina memiliki kendali penuh atas organisasi itu dan mengabaikan kewajiban pelaporannya terkait wabah itu.

Duta Besar China untuk Inggris, Liu Xiaoming, mengatakan negara itu akan menyambut "tinjauan internasional" tentang asal-usul pandemi ini, selama itu dipimpin oleh WHO.

"Tinjauan ini harus independen, bebas dari politisasi, harus didasarkan pada sains, para ilmuwan harus memimpin," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas