Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bertambah 127 Kasus Baru, Total Pasien Positif Covid-19 di DKI Jakarta 9.830 Orang

Kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta bertambah 127 orang, Minggu (21/6/2020), kini total kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta 9.830 orang.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Bertambah 127 Kasus Baru, Total Pasien Positif Covid-19 di DKI Jakarta 9.830 Orang
Youtube Kompas tv
Dwi Oktavia menyampaikan update jumlah pasien Covid-19 di DKI Jakarta, Rabu (1/4/2020). 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta bertambah 127 orang, Minggu (21/6/2020).

Dengan tambahan tersebut, total kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 9.830 orang.

Adapun rinciannya 5.054 orang telah dinyatakan sembuh, 1.287 orang mash menjalani perawatan di rumah sakit, 2.874 orang melakukan isolasi mandiri di rumah, serta 615 orang meninggal dunia.

"Terdapat penambahan 127 kasus, sehingga kasus kumulatif positif di DKI Jakarta 9.830 kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia dalam keterangannya.

Baca: Ronny Bugis dan Rahmat Kadir Dituntut 1 Tahun, Novel: Itu Mengejek dan Mencederai Rasa Keadilan

Sementara total status orang dalam pemantauan sebanyak 24.250 orang, dan pasien dalam pengawasan 16.629 orang.

Adapun secara kumulatif Pemprov DKI Jakarta juga telah melakukan rapid test terhadap 196.040 orang.

BERITA TERKAIT

Dari jumlah tes tersebut, didapat hasil 4 persen atau 7.080 orang reaktif Covid-19.

Baca: Bertambah 862 Kasus Baru, Berikut Sebaran Pasien Positif Covid-19 di 34 Provinsi Indonesia

Mereka yang dinyatakan reaktif lalu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab menggunakan metode PCR.

Jika kembali menghasilkan positif, maka yang bersangkutan akan dirujuk ke RS Darurat Wisma Atlet, RS rujukan lain, atau mengisolasi mandiri di rumah.

Protokol Jaga Jarak Dapat Turunkan Risiko Penularan Covid-19 Hingga 85 Persen

Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Lancet protokol jaga jarak atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 85 persen.

Dalam jurnal tersebut menurut dokter Reisa disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain.

"Ini merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai dengan 85 persen," kata Dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Baca: Viral Penjual Gorengan Cantik, Bantu Orangtua hingga Isi Waktu Luang setelah Di-PHK Akibat Corona

Menurutnya, protokol jaga jarak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 paling efektif menurunkan transmission rate atau angka penularan.

Terutama, ketika berada di ruang publik, seperti transportasi umum.

Sebagaimana diketahui virus SARS-CoV-2 menular atau ditularkan melalui droplet atau percikan air liur.

Maka dalam hal ini, dokter Reisa juga menyarankan agar masyarakat tetap menggunakan masker saat harus keluar rumah, terutama apabila menggunakan layanan transportasi publik.

Baca: Kisah Inspiratif Chris John: Berawal dari Wushu hingga Happy Ending sebagai Petinju Profesional

"Virus corona jenis baru penyebab Covid-19 menular melalui droplet atau percikkan air liur, maka wajib semua orang menggunakan masker, terutama ketika menggunakan transportasi," jelasnya.

Selanjutnya apabila terpaksa menggunakan transportasi umum, dokter Reisa mengimbau masyarakat agar menghindari memegang gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga, atau barang-barang yang disentuh orang banyak.

Kalau terpaksa, maka harus langsung cuci tangan.

"Apabila tidak memungkinkan, menggunakan air dan sabun, maka dapat menggunakan hand rub dengan kadar alkohol minimal 70 persen," katanya.

Baca: Kronologi Perempuan di Solo Gagal Menikah, Mempelai Pria Kabur di Hari Pernikahan

Kemudian, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak meletakkan barang-barang bawaan atau tas di kursi atau lantai transportasi umum.

Selain itu, mengkonsumsi makanan atau minuman di transportasi umum juga sebaiknya tidak dilakukan, sebab dapat terkontaminasi.

"Hindari menggunakan telepon genggam di tempat umum, terutama apabila berdesakan dengan orang lain, sehingga tidak bisa menjaga jarak aman," jelasnya.

"Hindari makan dan minum, ketika berada di dalam transportasi umum. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi, apalagi kalau menggunakan tangan yang tidak bersih," tambah dokter Reisa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas