Belajar dari Provinsi Babel, 80 Persen Pasien Covid-19 Sembuh, Kematian Hanya 2 Orang dalam 3 Bulan
Selama tiga bulan setelah meninggalnya pasien tersebut, tak dilaporkan lagi adanya pasien yang meninggal akibat virus corona.
Penulis: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sampai Selasa (23/6/2020) kemarin jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari virus corona di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mencapai 117 dari 148 kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Jumlah pasien sembuh bertambah jadi 117 setelah kemarin sebanyak 10 pasien di Provinsi Babel, dinyatakan sembuh dari paparan virus corona.
Kesembuhan 10 pasien ini menambah daftar pasien sembuh setelah sehari sebelumnya tercatat hanya 107 pasien.
"Hari ini pasien sembuh ada 10 orang, sehingga mencapai 80 persen angka kesembuhan di Provinsi Babel dari 148 kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19," ungkap Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Babel, Mikron Antariksa saat berbincang dengan Tribunnews, Selasa (23/6/2020) malam via selular.
Dari 10 pasien yang sembuh kemarin paling banyak berasal dari Kabupaten Bangka 6 orang masing-masing MF (17), SNA (16), TNI (17), RM (18), BHB (28) dan JND (28).
Kemudian Kota Pangkalpinang 2 orang, inisial Af (39) dan Su (33) dan Kabupaten Bangka Tengah 2 orang yakni St (32) dan WS (17).
Baca: 10 Pasien di Provinsi Babel Sembuh dari Covid-19, Sisa 29 Orang Masih Dirawat
Dengan bertambahnya jumlah pasien sembuh, maka kini jumlah pasien yang masih dirawat di Wisma Karantina BKPSDMD Provinsi Kepulauan Babel tinggal 29 orang.
"Untuk tingginya kasus yang sembuh ini merupakan doa kita semua dan juga kinerja tim kesehatan terutama yang bertugas di wisma-wisma karantina yang ada di Babel," ujar Mikron.
Sementara jumlah pasien meninggal di Provinsi Babel total ada 2 orang selama kurun waktu lebih dari 3 bulan ini sejak pertama kalinya kasus virus corona ditemukan di Provinsi Babel.
Tercatat, kasus pasien meninggal pertama terjadi pada 27 Maret 2020, seorang warga Toboali, Kabupaten Bangka Selatan.
Baca: BKN: Pandemi Covid-19 Membuat ASN Dekat dengan Teknologi Informasi
Semula tidak ada gejala maupun diagnosis Covid-19 dari pasien tersebut.
Hanya saja saat diperiksa ternyata pasien memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta pada tanggal 18 Maret 2020.
Belakangan empat hari setelah pasien meninggal, tepatnya tanggal 31 Maret 2020, baru diketahui berdasarkan hasil tes swab ternyata warga Toboali tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.
Selama tiga bulan setelah meninggalnya pasien tersebut, tak dilaporkan lagi adanya pasien yang meninggal akibat virus corona.
Barulah pada pertengahan Juni lalu, Minggu (14/6/2020) seorang pasien Covid-19 dilaporkan meninggal dunia.
Dan ini menjadi kasus kedua pasien meninggal setelah 3 bulan virus corona terdeteksi di Provinsi Babel.
Pasien ini sebelumnya sempat dirawat di RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Babel, Mikron Antariksa mengatakan, pasien tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah.
"Pasien perempuan tersebut berusia 43 tahun warga Kecamatan Bukit Intan Kota Pangkalpinang. Dia dirawat di RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang tanggal 12 Juni 2020 dengan keluhan sesak napas. Foto thorax menunjukkan Pneumonia yang meluas mirip Covid-19," jelas Mikron.
Mikron menjelaskan, berdasarkan hasil Test TCM RSUD Depati Bahrin Sungailiat Kabupaten Bangka tanggal 13 Juni 2020, pasien tersebut dinyatakan positif terkonfirmasi Covid-19.
"Tanggal 14 Juni 2020 sekira pukul 16.25 WIB, RSUD Depati Hamzah menyatakan pasien tersebut meninggal dunia," ujarnya.
Baca: Seorang Warga Belitung Terkonfirmasi Covid-19 Setelah Dua Hari Provinsi Babel Nol Kasus Baru
Dengan meninggalnya pasien ini, menambah jumlah pasien meninggal di Provinsi Babel menjadi 2 orang.
Sementara itu kasus pertama positif Covid-19 ditemukan di Provinsi Babel pada 30 Maret 2020, warga Tanjungpandan, Kabupaten Belitung.
Namun pada 1 Mei 2020, pasien ini dinyatakan sembuh.
Kasus Baru Mulai Menurun
Mikron mengatakan, per Selasa kemarin tidak ada penambahan kasus baru di Babel.
Bahkan 10 pasien dinyatakan sembuh dari corona. Sehingga tinggal tersisa 29 pasien yang kini masih dirawat.
Baca: WNA Kapal Isap Terpapar Corona, Kasus Positif Covid-19 di Provinsi Babel Bertambah Jadi 144
"Semoga ini menjadi kabar baik untuk kita semua dan kami ucapkan terimakasih buat kinerja kawan-kawan di Gugus Tugas dari tingkat kelurahan/desa sampai ke provinsi," kata Mikron.
Menurunnya jumlah kasus baru ini terjadi sejak dua minggu terakhir.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Babel, sempat dua hari zero kasus baru, pada Sabtu (20/6/2020) pekan lalu seorang warga Tanjungpandang Belitung dinyatakan positif terpapar virus corona.
Perempuan berusia 28 itu masuk kategori Orang Dalam Pengawasan (ODP).
Baca: 3 WNA asal Filipina yang Bekerja di Pabrik Tas di Grobogan Positif Corona
Sejak tanggal 18 Juni 2020, dia menjalani karantina di Isolasi RSUD Marsidi.
Mikron mengatakan pasien status transmisi lokal tersebut terpapar virus corona kemungkinan dari pelanggan yang belanja pakaian dan uang cash.
"Pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta pada tanggal 8 April 2020," kata Mikron Antariksa saat dikonfirmasi Tribunnews via pesan Whatsapp, Minggu (21/6/2020) pagi.
Jumlah kasus positif terbanyak sebelumnya terkonfirmasi pada Minggu (14/6/2020), tercatat ada penambahan 8 kasus terkonfirmasi.
Baca: WHO: Politisasi Bikin Corona Tak Terkendali, Jerman Kembali Berlakukan Lockdown
Mereka di antaranya sejumlah warga negara asing yang bekerja pada kapal isap di wilayah Bangka Belitung.
Pencegahan di Pintu Masuk Babel
Rendahnya angka kematian akibat Covid-19 di Provinsi Babel tidak terlepas dari upaya-upaya yang dilakukan Tim Gugus Tugas Covid-19 untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
Pencegahan dimulai dari pintu masuk Babel jalur laut dan udara.
Untuk jalur laut di antaranya di Pelabuhan Penyeberangan Tanjung Kalian Muntok, Bangka Barat; Pelabuhan Tanjung Gudang Belinyu; Pelabuhan Pangkalbalam Pangkalpinang.
"Untuk penanganan Covid-19 kami sebut 3T, tracing, test, treatment. Jadi dari mulai di pintu masuk ke Babel, kami sudah memasang gelang untuk yang datang dari zona merah dan harus memasang aplikasi Covid-19. Sehingga kami perbanyak pencegahan dengan memantau keberadaan yang pakai gelang selama di Babel dan wajib melaksanakan isolasi mandiri selama 14 hari," papar Mikron.
Baca: Sekeluarga di Bengkulu Positif Corona: Orang Tua Meninggal, sang Anak Isolasi Mandiri di Rumah Duka
Jika ada yang positif, pihaknya langsung melakukan tracing dimana tempat yang mereka singgahi dan melakukan skrining dengan rapid test.
"Dengan demikian kami menjaring pasien yang tanpa gejala di masyarakat sehingga terhindar dari pasien yang akan sakit parah dan meninggal dunia," ujarnya.
Dalam rangka mencegah penyebaran lebih lanjut virus corona, Pemerintah Provinsi Babel mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Babel No 440/0491/BPBD/2020 tentang Syarat Masuk dan Keluar Babel Terbaru di Masa Pandemi.
Surat edaran gubernur ini berlaku untuk moda transportasi laut dan darat.
Berikut adalah ketentuan bagi penumpang yang hendak masuk dan ke luar dari Babel berdasarkan SE Gubernur Babel No 440/0491/BPBD/2020:
Baca: WNA Kapal Isap Terpapar Corona, Kasus Positif Covid-19 di Provinsi Babel Bertambah Jadi 144
1. Penumpang wajib menunjukkan dua macam surat keterangan, yakni:
- Non reaktif rapid test yang berlaku 3 hari
- Negatif swab test yang berlaku 7 hari
2. Wajib mengunduh aplikasi PeduliLindungi dan E-Hac
3. Wajib mengenakan gelang ODP
4. Apabila tidak dapat menunjukkan surat keterangan sesuai nomor 1, maka harus rapid test di tempat yang ditunjuk gugus tugas dan biaya ditanggung sendiri.
Dan apabila tidak mau test, maka akan dikarantina selama 14 hari.
Penerbangan: Pangkalpinang - Jakarta - Pangkalpinang dan Tanjungpandan - Jakarta - Tanjungpandan hanya satu kali penerbangan/maskapai.
Sementara itu untuk pasien yang terpapar virus corona, Tim Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Babel berupaya semaksimal mungkin melayani dengan baik.
Sehingga semua pasien dapat segera sembuh dan bisa menjalani aktivitas seperti biasanya. Apalagi kini hanya tinggal 29 pasien yang masih dalam perawatan.
Selama di dalam wisma karantina, pasien rutin dilakukan tes dan kegiatan-kegiatan positif yang memotivasi agar pasien merasa sehat dan lekas pulih.
Dari segi konsumsi, Tim Gugus Tugas memberikan makanan layaknya makanan di hotel dan restoran.
"Untuk sebuah kesembuhan kami totalitas," kata Mikron.