Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tinjau Jawa Timur, Jokowi Minta Pengendalian Corona di Surabaya Raya Didahulukan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta supaya pengendalian Corona (Covid-19) di wilayah Surabaya Raya didahulukan.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Tinjau Jawa Timur, Jokowi Minta Pengendalian Corona di Surabaya Raya Didahulukan
Tangkap layar channel YouTube KompasTV
Presiden Joko Widodo saat kunjungan kerjanya di Jawa Timur 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta supaya pengendalian Corona (Covid-19) di wilayah Surabaya Raya didahulukan.

Pasalnya, kata Jokowi, angka kasus Covid-19 di Surabaya Raya termasuk yang paling tinggi.

Sementara itu, ia pun mengingatkan supaya penanganan Covid-19 dilakukan dalam satu manajemen.

Baca: Presiden Tinjau Posko Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 Jawa Timur

"Saya melihat memang yang paling tinggi adalah di Surabaya Raya, ini adalah wilayah aglomerasi yang harus dijaga terlebih dahulu, dikendalikan lebih dahulu," kata Jokowi saat meninjau langsung penanganan Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur, seperti yang disiarkan langsung Kompas TV, Kamis (25/6/2020).

"Tidak bisa Surabaya sendiri, tidak bisa. Gresik harus dalam satu manajemen, Sidoarjo harus dalam satu manajemen, dan kota/kabupaten yang lain karena arus mobilitas itu yang keluar-masuk bukan hanya Surabaya tapi juga dari daerah juga ikut terpengaruh terhadap naik dan turunnya angka Covid ini," sambungnya.

Jokowi mengatakan Jawa Timur menjadi wilayah dengan penambahan kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia pada Rabu (24/6/2020) kemarin.

Namun, menurut Jokowi, tingkat kesembuhannya pun terbilang cukup tinggi. 

BERITA TERKAIT

"Tadi sudah disampaikan Ibu Gubernur, Ketua Gugus Tugas, bahwa angka positif yang terkana Covid di Jawa Timur 183, ini kemarin ya, ini terbanyak di Indonesia."

"Tetapi juga yang menumbuhkan optimisme kita, angka kesembuhannya juga berada di posisi yang lumayan yaitu 31 persen," kata Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi meminta supaya pengendalian Covid-19 dalam dua pekan ini dapat betul-betul dilaksanakan secara terintegrasi.

Baca: Jokowi Ingatkan Negara Sedang Hadapi Krisis Kesehatan & Ekonomi: Jangan Merasa Normal-Normal Saja

Menurut Jokowi, antar unit organisasi harus dapat bersama-sama melakukan manajemen krisis sehingga krisis kesehatan ini dapat teratasi.

"Dalam waktu dua minggu ini, pengendaliannya betul-betul kita lakukan bersama-sama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki di sini."

"Baik itu di gugus tugas, baik itu di provinsi, baik itu di kota, kabupaten, dan seterusnya, sampai ke rumah sakit, kampung, desa, semuanya ikut bersama-sama melakukan manajemen krisis sehingga kita bisa mengtasinya dan menurunkan angka positif tadi," tutur Jokowi.

Jokowi menambahkan, dalam penanganan Covid-19, hal yang paling penting dilakukan ialah kerja sama yang baik.

"Yang paling penting ada kerjasama yang baik, ada sinergi antar manajemen-manajemen yang ada," ucapnya.

Masyarakat Harus Memiliki Perasaan yang Sama dalam Hadapi Krisis Kesehatan dan Krisis Ekonomi

Saat melakukan kunjungan ke Jawa Timur, Jokowi juga mengingatkan kembali saat ini Indonesia sedang menghadapi dua krisis sekaligus.

Di antaranya yaitu krisis kesehatan dalam penanganan Covid-19 serta krisis ekonomi.

Oleh karenanya, Presiden pun mengimbau pada seluruh warganya agar memiliki perasaan yang sama terkait kondisi saat ini.

Baca: Jokowi Ingatkan Ancaman Covid-19 Belum Berakhir

Baca: Menkumham Pastikan Asimilasi Covid-19 Tidak Melawan Hukum

"Saya ingin mengingatkan pada kita semuanya agar memiliki sebuah perasaan yang sama bahwa kita ini sedang menghadapi krisis kesehatan sekaligus ekonomi, perasaannya harus sama."

"Jangan sampai ada yang memiliki perasaan kita normal-normal saja. Berbahaya sekali," kata Jokowi di Surabaya, seperti yang disiarkan langsung Kompas TV, Kamis siang.

Joko Widodo - Presiden RI
Joko Widodo - Presiden RI (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Jokowi mengatakan, hal ini tidak hanya dialami di Indonesia saja.

Tetapi juga dialami oleh 215 negara lainnya.

Oleh sebab itu, Jokowi pun menekankan kembali pada masyarakat supaya mampu memiliki perasaan yang sama dalam menghadapi kondisi ini.

Kepala Negara juga meningatkan agar semua warga senantiasa menjalankan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.

"Sehingga, kita mengajak masyarakat juga sama agar memiliki perasaan yang sama bahwa kita masih memiliki sebuah masalah yaitu urusan Covid ini."

"Jangan sampai ada masyarakat yang merasa masih normal-normal saja sehingga kemana-mana tidak pakai masker, tidak cuci tangan setelah berkegiatan, masih berkerumunan di kerumunan yang tidak perlu," tegas Jokowi.

Baca: Jokowi Beri Santunan Ratusan Juta untuk Tiga Tenaga Medis yang Gugur saat Penanganan Covid-19

Baca: Jokowi Sebut Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Covid-19 Berdasarkan Data Sains

Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan krisis global benar-benar nyata.

"Saya juga ingin mengingatkan yang berurusan dengan ekonomi."

"Kemarin saya mendapat informasi bahwa krisis ekonomi global itu betul-betul nyata, ada benar, dan semua merasakan," kata Jokowi.

Menurut Jokowi IMF telah memprediksi pada 2020, pertumbuhan ekonomi di Amerika -8%.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Jepang akan -5,8%, Inggris -10,2 %, Prancis -12,5%, Italia -12,8%, Spanyol -12,8%, dan Jerman -7,5%.

"Artinya apa? Demand nanti akan terganggu. Kalau demand terganggu, supply terganggu. Kalau supply terganggu, produksi terganggu."

"Artinya demand, supply, dan produksi akan rusak dan terganggu," kata Jokowi.

"Inlah yang harus kita ketahui bersama bahwa kita dalam proses mengendalikan Covid, urusan kesehatan, tetapi kita juga memiliki masalah yang lain yaitu urusan ekonomi," sambungnya.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas