Soal Kalung Anticorona, Dokter: Penelitian Eucalyptus Sebagai Penangkal Covid-19 Masih Jauh
Ketua Umum PDPOTJI, dr. Inggrid Tania, MSi.Herbal., mengatakan penelitian eucalyptus sebagai penangkal Covid-19 masih jauh untuk dibuktikan.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Berbahan dasar tanaman eucalyptus, kalung antivirus corona (Covid-19) dipercaya ampuh mengkal virus corona.
Kementerian Pertanian (Kementan) pun berencana memproduksi kalung anticorona tersebut secara massal.
Namun, penelitian eucalyptus sebagai penangkal virus corona dinilai masih jauh untuk dapat dibuktikan secara klinis.
Baca: Kalung Anticorona Disebut Sebagai Antivirus Covid-19, Pakai Bahan Dasar Eucalyptus, Ini Manfaatnya
Hal itu disampaikan Ketua Umum Persatuan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Inggrid Tania, MSi.Herbal.
"Penelitiannya memang masih jauh kalau untuk dibuktikan secara klinis pada pasien Covid-19 misalnya, atau sebagai pencegah atau penangkal antivirusnya Covid-19 itu masih jauh," kata Inggrid dalam wawancaranya yang ditayangkan langsung di kanal YouTube Kompas TV, Senin (6/7/2020) pagi.
Inggrid menerangkan, minyak eucalyptus biasanya berasal dari tanaman spesies eucalyptus 20.
Menurutnya, secara pengalaman empiris dari berbagai negara dan dari zaman nenek moyang, minyak ini memang digunakan untuk meredakan gejala-gejala gangguan pernapasan.
Umumnya, minyak eucalyptus dioleskan pada leher atau dihirup aromanya.
"Jadi memang ada riwayat atau pengalaman empiris seperti itu," terang Inggrid.
Baca: Apa Itu Kalung Antivirus Corona? Berikut Penjelasan Kementerian Pertanian
Ia juga menyebutkan bahwa berbagai penelitian memang menunjukkan bahwa minyak eucalyptus dapat digunakan untuk meredakan gejala penyakit gangguan pernapasan.
Namun, menurutnya, untuk dibuktikan sebagai penangkal Covid-19, penelitiannya masih jauh.
"Nah kemudian ada juga penelitian-penelitian yang menunjukkan bahwa minyak eucalyptus ini memang bisa meredakan gejala gangguan pernapasan pada penyakit-penyakit misalnya infeksi saluran pernapasan akut," ujarnya.
Pernyataan Kementan
Diberitakan Kompas.com, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan, Fadjri Djufry, mengungkapkan kalung anticorona tersebut sudah melewati penelitian dan uji klinis di laboratorium Kementan.