PSBB Transisi DKI Jakarta Diperpanjang, Anies Baswedan: Masih Terlalu Berisiko Bila Dilonggarkan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperpanjang masa PSBB Transisi Fase I hingga dua minggu ke depan.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperpanjang masa PSBB Transisi Fase I hingga dua minggu ke depan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan keputusan tersebut diambil berdasarkan berbagai masukan, data, dan analisis lintas sektor.
Anies Baswedan mengatakan Jakarta memiliki data yang akurat karena jumlah tes yang dilakukan Pemprov DKI terus meningkat.
WHO merekomendasikan dilakukan tes kepada 10.000 orang pada setiap 1 juta orang, per minggu.
Dalam seminggu terakhir, di Jakarta telah dilakukan tes sebanyak 3,6 kali lipat dari rekomendasi WHO.
Baca: PSBB Transisi Jakarta Diperpanjang, Anies Baswedan: Harus Lebih Serius Jalankan Protokol Kesehatan
“Berturut-turut dari 6 minggu lalu, jumlah tes kita per minggu adalah 1.991 orang per sejuta penduduk, 2.554 orang per sejuta, 2.806 orang per sejuta, 2.920 orang per sejuta, 3.194 orang per sejuta, dan seminggu terakhir adalah 3.610 per sejuta,” kata Anies Baswedan dalam keterangan pers daring, Kamis (16/7/2020).
Sementara hasil tes PCR yang dilakukan pada 5 minggu terakhir, Jakarta sempat menunjukkan positivity rate di bawah 5 persen dan termasuk kategori ideal menurut WHO yaitu di bawah 5 persen.
Namun pada minggu ke-6 atau seminggu terakhir, positivity rate di Jakarta meningkat 5,9 persen.
Kondisi ini menurut Anies harus diwaspadai, meski angka 5,9 persen masih di bawah rata-rata tren nasional.
Baca: BREAKING NEWS: Anies Baswedan Perpanjang PSBB Masa Transisi DKI Jakarta Selama 14 Hari Ke Depan
“Selama 5 minggu awal masa PSBB Transisi positivity rate mingguan di Jakarta berturut-turut adalah: 4,4%, 3,1%, 3,7%, 3,9% dan 4,8%. Selalu di bawah 5%. Namun di minggu terakhir ini positivity rate kita 5,9%. Sesudah lama kita di bawah 5%, seminggu terakhir ini kita naik sedikit di atas 5%. Masih di bawah rata-rata nasional sekitar 12%, namun trennya naik dan sudah melewati rekomendasi WHO,” katanya.
Berikutnya Gubernur Anies juga memaparkan data jumlah fasilitas kesehatan yang merupakan pertahanan terakhir dalam menghadapi virus Covid-19.
Disampaikan bahwa saat ini Jakarta memiliki 4.556 tempat tidur isolasi Covid-19 dan 659 ICU khusus Covid-19 yang masih mencukupi untuk menangani kasus di Jakarta.
Namun demikian, dalam seminggu terakhir terjadi kenaikan Bed Occupancy Rate (BOR) di RS Rujukan Covid-19 di Jakarta, dari 34% menjadi 45%.
Baca: Kasus Corona di Jakarta Kembali Melonjak, Anies Baswedan Diminta Terapkan Lagi PSBB
Angka ini masih di bawah setengah kapasitas yang terisi, namun naik 11% dalam seminggu terakhir.