Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Pedagang Temulawak saat Pandemi: Harga Sempat 80 Ribu Per Kg, Pernah Untung 2 Juta Sehari

Tisna (25), pedagang tumbuhan herbal di Pasar Induk Jakarta Timur menceritakan, permintaan temulawak di masa pandemi sangat banyak

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Cerita Pedagang Temulawak saat Pandemi: Harga Sempat 80 Ribu Per Kg, Pernah Untung 2 Juta Sehari
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Sumiyati (kiri) dan Sri Wahyuni, keduanya penjual jamu menunggu pembeli di Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur, Rabu (20/3/2013). Jamu kunyit, temulawak, kencur, dan beras kencur adalah jamu yang paling laku. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan Pemprov DKI Jakarta akan merancang program semacam sertifikasi bagi pedagang bahan pangan dan jamu yang dijual di pasar-pasar tradisional hingga lapak kaki lima di Jakarta. KOMPAS/AGUS SUSANTO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pangsa pasar tumbuhan herbal meningkat drastis di masa pandemi virus corona atau Covid-19.

Tumbuhan herbal biasa dimanfaatkan untuk membuat jamu - minuman tradisional yang diyakini mampu menjadi antibodi atau penangkal virus Covid-19.

Baca: Kandungan Curcumin dalam Temulawak yang Bisa Memperkuat Daya Tahan Tubuh

Jenis tumbuhan herbal yang sangat diminati masyarakat di masa pandemi yakni jahe merah.

Jenis tumbuhan herbal lain yang sangat dicari masyarakat saat ini yakni temulawak.

Tisna (25), pedagang tumbuhan herbal di Pasar Induk Jakarta Timur menceritakan, permintaan temulawak di masa pandemi sangat banyak.

Harga temulawak pada bulan Mei - Juni menembus Rp 80 ribu per kilogram.

Berita Rekomendasi

Namun harga temulawak di Pasar Induk telah disesuaikan.

Kini harganya hanya Rp 10 ribu per kilogram.

Menurunnya harga temulawak, kata Tisna, karena ada penyesuaian harga tumbuhan herbal yang dilakukan pihak pengelola Pasar Induk.

"Harga temulawak sekarang Rp 10 ribu per kilogram. Sempat harga temulawak sampai Rp 70 - Rp 80 ribu, dua bulan lalu sampai bulan lalu. Permintaan pasar banyak, konsumen yang masuk pasar ya, karena ada itu, Covid-19," kata Tisna kepada Tribun di Pasar Induk, Jakarta, Rabu (15/7/2020).

Disyukuri Tisna bahwa pendapatannya dari berdagang temulawak di masa pandemi meningkat drastis. Saat temulawak berada di kisaran Rp 80 ribu, keuntungan bersih Tisna dari berdagang temulawak per hari mencapai Rp 2 juta.


"Pendapatan dari berdagang temulawak alhamdulillah meningkatkan, sekarang mah ya 'memble' lagi. Waktu temulawak lagi mahal per hari bisa Rp 2 juta kurang lebih, itu keuntungan bersih. Sekarang harganya sudah turun, pendapatannya juga turun lagi," ungkap Tisna.

Tisna memastikan, permintaan temulawak di pasar saat ini masih sangat tinggi.

"Permintaan temulawak sekarang masih banyak, ada saja peminatnya," tutur Tisna.

Khasiat dan Cara Sederhana Mengolah temulawak

Toya, pedagang tumbuhan herbal lain yang ada di Pasar Induk Jakarta Timur menjelaskan, khasiat temulawak sebagai ramuan tradisional yakni memberikan kekebalan tubuh.

temulawak juga berfungsi sebagai antibodi virus Covid-19.

"temulawak bisa untuk kekebalan tubuh, daya tahan dan antibodi," jelas Toya kepada Tribun, Pasar Induk, Jakarta, Rabu (15/7).

Toya mengungkapkan, harga temulawak di Pasar Induk kini Rp 10 ribu per kilogram.

Menurut keterangan Toya, harga temulawak per kilogram sempat mencapai Rp 60 ribu - Rp 80 ribu per kilogram.

"Itu saat masuk kasus Covid-19 ini," kata Toya singkat.

Penurunan harga temulawak di Pasar Induk tak lain karena ada standar harga baru yang diterapkan pihak pengelola Pasar Induk.

"Harga temulawak di pasar turun lagi karena para pedagang menyesuaikan standar harga yang ditetapkan di sini (Pasar Induk). Mengimbangi harga pasar sini saja, kalau pasar kecil saya kurang tahu berapa harganya. Tapi kalau di pasar kecil mungkin harganya masih Rp 30 ribuan," ujar Toya.

Toya menjelaskan, proses pengolahan temulawak menjadi minuman siap konsumsi bisa dilakukan secara mandiri.

Mengolah temulawak, lanjutnya, sangat sederhana. temulawak hanya perlu diparut kemudian direbus.

"temulawak biasa diolah jadi jamu, temulawak diparut, setelah itu direbus. Bisa segera diminum," kata Toya menjelaskan.

Toya menjelaskan, temulawak, bila dipadukan dengan biang kunyit bisa memberikan antibodi virus Covid-19 bagi yang mengkonsumsi.

"Kalau buat antibodinya biasanya ditambah biang kunyit. Biang kunyit bisa langsung direbus bersamaan sama temulawak," jelas Toya.

Toya juga memastikan, saat ini pangsa pasar temulawak meningkatkan.

Baca: Jaga Imunitas di Tengah Pandemi dengan Temulawak, Ini Penjelasan Ahli

Terbukti dari banyaknya permintaan temulawak di pasaran.

"Permintaan temulawak dan kunyit lagi ramai sekarang, selalu ada Alhamdulillah. 'Nyayur' setiap hari," tutup Toya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas