Heboh Thermal Gun Dapat Merusak Otak, Yurianto: Itu Statement Tidak Benar
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Yurianto angkat bicara soal hebohnya thermal gun yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh bisa merusak otak.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Daryono
1. Gunakan termometer infra merah klinik, bukan termometer infra merah untuk industri
Termometer klinik dirancang khusus untuk mengukur suhu badan dengan rentang ukur 30° C ~ 42° C, sehingga memberikan hasil pengukuran suhu badan yang lebih dapat diandalkan.
Sedangkan thermometer industri mempunyai rentang ukur suhu yang jauh lebih lebar dengan tingkat kesalahan relatif lebih tinggi.
Kedua thermometer tersebut juga biasa disebut thermo gun.
Cek buku petunjuk untuk memastikan anda mempunyai termometer yang sesuai.
2. Gunakan sarung tangan
Bila tidak memakai sarung tangan, maka hasil ukur termometer ini akan terpengaruh oleh panas telapak tangan.
3. Cek dan ganti baterai secara berkala
Seiring dengan bertambahnya lama waktu pemakaian maka daya baterai semakin berkurang dan akan berpengaruh pada hasil pembacaan sehingga baterai perlu diganti denganyang baru.
4.Tempatkan termometer di depan dahi/kening
Orang yang diukur suhunya pada arah dan jarak yang sesuai dengan petunjuk yang ada pada buku petunjuk pemakaian.
Jarak sangat mempengaruhi hasil pembacaan.
Jarak yang terlalu jauh akan menyebabkan suhu badan terdeteksi lebih rendah dari yang sebenarnya.
Setiap thermometer mempunyai jarak ukur yang berbeda-beda.
Beberapa termometer mensyaratkan jarak ukur (2‐3) cm.
Sebagian yang lain mensyaratkan jarak ukur (5‐15) cm, sebagian yang lain lagi mensyaratkan jarak maksimum 5 cm.
Oleh karena itu sangat penting untuk mengecek jarak ukur di buku petunjuk.
5. Ulangi pengukuran apabila penunjukan suhu > 37,5° C atau <35° C
Suhu badan di atas 37,5° C menunjukan gejala demam.
Sebaliknya, suhu di bawah 35° C juga terlalu rendah bagi manusia yang sehat.
Oleh karena itu perlu dipastikan dengan pengukuran ulang.
Perlu diketahui juga bahwa suhu badan akan naik apabila yang bersangkutan baru saja melakukan aktivitas fisik.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)