Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saat Prediksi Jokowi, Luhut, Ahli, hingga LSI Soal Akhir Pandemi Corona di Indonesia Meleset, BIN?

Saat pandemi merebak di Tanah Air, sejumlah pihak melontarkan sejumlah prediksi terakhir waktu puncak atau akhir pandemi.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Saat Prediksi Jokowi, Luhut, Ahli, hingga LSI Soal Akhir Pandemi Corona di Indonesia Meleset, BIN?
freepik.com
ILUSTRASI Covid-19 - Saat Prediksi Jokowi, Luhut, Ahli, hingga LSI Soal Akhir Pandemi Corona di Indonesia Meleset, BIN? 

TRIBUNNEWS.COM - Sudah lebih dari empat bulan, virus corona (Covid-19) terkonfirmasi ada di Indonesia sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Selama itu pula, terjadi penambahan kasus Covid-19 secara terus-menerus setiap hari.

Bahkan sejak beberapa hari terakhir, angka penambahan kasus corona mencapai di atas 1.000 pasien.

Saat pandemi merebak di Tanah Air, sejumlah pihak melontarkan berbagai prediksi terakhir waktu puncak atau akhir pandemi.

Sayangnya, sebagian besar prediksi yang disampaikan meleset.

Baca: Sebaran Virus Corona di Indonesia Jumat (24/7): Tambah 1.761 Kasus Baru, 1.781 Sembuh, Ini Daftarnya

Baca: Kasus Corona Harian di Indonesia Tambah 1.761, Jawa Timur Sumbang Kasus Tertinggi: 496 Pasien

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo pernah memprediksi, puncak pandemi Covid-19 di Indonesia terjadi pada Juni 2020.

Atau Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menargetkan kurva penambahan pasien positif Covid-19 menurun pada Mei 2020.

Berita Rekomendasi

Prediksi akhir pandemi corona yang lain dan sama-sama meleset juga datang dari Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Termasuk Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan, penyebaran virus corona di Indonesia akan melandai mulai akhir Mei 2020.

Faktanya Mei dan Juni 2020 telah berlalu, tapi penambahan kasus corona masih saja terjadi di bulan Juli setidaknya hingga berita ini ditulis, Jumat (24/7/2020).

Per Jumat (24/7/2020) hari ini saja, masih ada penambahan kasus sebesar 1.761 pasien.

Sehingga total kasus corona di Indonesia menjadi 95.418 kasus dari sebelumnya 93.657 kasus.

Sementara untuk pasien sembuh kini telah mencapai 53.945 jiwa dan korban meninggal dunia menjadi 4.665 kasus.

Berikut sejumlah prediksi tentang akhir pandemi virus corona di Indonesia yang ternyata meleset, sebagaimana dirangkum Tribunnews.com.

1. Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan bantuan modal kerja kepada 60 pelaku usaha mikro dan kecil dari sejumlah wilayah di DKI Jakarta dan Kepulauan Seribu di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan bantuan modal kerja kepada 60 pelaku usaha mikro dan kecil dari sejumlah wilayah di DKI Jakarta dan Kepulauan Seribu di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/7/2020). (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Pada Maret 2020 atau saat awal kasus corona terkonfirmasi di Indonesia, Presiden memprediksi, puncak penularan Covid-19 di Indonesia akan jatuh pada bulan Mei, sehingga bulan Juli sudah mulai menurun.

Pun saat sidang kabinet pada Rabu (6/5/2020), Jokowi menargetkan kurva penambahan pasien positif Covid-19 menurun pada Mei 2020.

"Target kita di bulan Mei harus betul-betul tercapai, sesuai dengan target yang kita berikan, yaitu kurvanya sudah harus turun, dan masuk posisi sedang di Juni."

"Di Juli harus masuk posisi ringan dengan cara apa pun," ujar Jokowi, dikutip Kompas.com.

Fakta yang terjadi di lapangan, kurva di bulan Juni hingga Juli malah semakin naik.

Jokowi kembali membuat prediksi, puncak penyebaran virus corona akan terjadi pada Agustus atau September 2020.

"Kalau melihat angka-angka, nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir," kata Presiden Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (13/7/2020).

Namun Kepala Negara juga menyebut, prediksi terbaru ini masih bisa berubah tergantung kinerja seluruh jajarannya dalam menekan penyebaran kasus Covid-19.

2. Luhut Binsar Pandjaitan

 Pada Selasa (3/3/2020) tampak Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan ikut diperiksa suhu tubuhnya sebelum memasuki istana.
Pada Selasa (3/3/2020) tampak Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan ikut diperiksa suhu tubuhnya sebelum memasuki istana. (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, penyebaran virus corona di Indonesia akan melandai mulai akhir Mei 2020.

Dikutip dari Kompas.com, hal itu diketahui berdasarkan pengamatan yang dilakukan pemerintah terhadap penyebaran corona di Indonesia.

"Mudah-mudahan Covid-nya makin cepat dan dari hasil kita punya modeling, itu kira-kira melandai di minggu keempat bulan ini, kita berharap bulan depan makin bagus,” ujar Luhut dalam konferensi pers virtual, Kamis (14/5/202).

3. Doni Monardo

Ketua Gugus Tugas Doni Monardo.
Ketua Gugus Tugas Doni Monardo. (Istimewa)

Berbeda dengan Jokowi dan Luhut, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo memprediksi, pandemi Covid-19 berakhir pada Juni 2020.

Menurut Doni, Indonesia mampu menurunkan kasus Covid-19 pada Juni 2020.

Sehingga kehidupan masyarakat diharapkan mulai berjalan normal kembali pada bulan Juli.

Pernyataan ini disampaikan pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (27/4/2020) lalu.

Penurunan kasus pada bulan Juni bisa terjadi dengan catatan, pemerintah sukses melakukan upaya pelacakan yang masif dan isolasi yang ketat pada April hingga Mei.

Sayangnya, melihat angka kasus corona yang semakin naik, membuat Doni bilang, tak bisa memprediksi kapan pandemi corona akan berakhir.

"Tim pakar yang berada di gugus tugas itu mengatakan, kita tidak akan pernah bisa menduga kapan akan mencapai puncak."

"Puncak itu akan tercapai kalau kita semuanya berdisiplin," lanjutnya, dikutip dari kompas.tv.

4. LSI Denny JA

Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA saat memberikan kata sambutan disela-sela acara diskusi yang mengangkat tema Menurunnya Kepercayaan Publik di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2019).
Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA saat memberikan kata sambutan disela-sela acara diskusi yang mengangkat tema Menurunnya Kepercayaan Publik di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2019). (Tribunnews/JEPRIMA)

Prediksi lain soal akhir pandemi corona di Indonesia, tapi meleset juga datang dari Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Pendiri LSI, Denny JA memprediksi, 99 persen kasus virus corona di Indonesia berakhir pada Juni 2020.

Prediksi tersebut diungkapkan Denny JA merujuk tiga sumber data dan informasi, yakni Worldometer data dunia virus corona, Singapore University of Technology and Design, serta berbagai hasil riset lainnya.

Merujuk hal tersebut, riset LSI Denny JA ingin membaca tren data dunia dan Indonesia atas kasus corona.

"Berbeda dengan umumnya riset LSI Denny JA, riset ini bertujuan mengolah data sekunder. Ia bukan survei opini publik. Yang digali bukanlah persepsi publik atas virus corona," ungkap Denny JS, Rabu (29/4/2020).

"Riset ini ingin menjawab apakah dan kapankah puncak pandemik terlampaui. Bisakah kita prediksi kapan pandemik berakhir?" tambahnya, dikutip dari Warta Kota.

Dengan mengolah data tersebut, ditambah referensi riset lain, LSI Denny JA menyimpulkan tiga hal soal virus corona.

Pertama, sebanyak 99 persen kasus virus corona diyakini selesai sebelum vaksin untuk virus itu ditemukan.

Bulan Juli hingga September 2020, kata dia, merupakan rentang waktu virus corona tak lagi menjadi masalah bagi dunia.

"Di era itu, yang terpapar virus corona tentu tetap ada. Namun jumlah kasus baru terpapar grafiknya menurun signifikan. Puncak pandemik sudah dilewati," jelas Denny JA.

Kedua, lanjutnya, Indonesia termasuk negara menengah dari sisi kecepatan menyelesaikan kasus virus corona.

Walau begitu, tercapainya penyelesaian 99 persen kasus virus corona di Indonesia diperkirakan jatuh pada Juni 2020.

"Tentu ini dengan asumsi aneka protokol kesehatan yang digariskan WHO dan pemerintah RI dipatuhi. Antara lain social distancing, work from home, larangan mudik, dan sebagainya," jelasnya.

Terakhir, vaksin virus diperkirakan ditemukan sekitar Mei hingga Juli 2021.

Lewat vaksin tersebut, Indonesia maupun dunia bebas dari virus corona tersebut.

"Ketika vaksin ditemukan, virus corona berubah efeknya hanya seperti penyakit biasa yang tak lagi mematikan," tambahnya.

4. Ahli UGM

Guru Besar Statistika Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dedi Rosadi juga pernah merilis prediksi sementara terkait akhir pandemi.

Menurut dia, akhir pandemi Covid-19 terjadi pada akhir Mei 2020 dengan total penderita positif Covid-19 mencapai 6.174 kasus.

Kala itu, digunakan data pemerintah sampai 26 Maret 2020.

Prediksi ini pun kemudian berganti menjadi akhir Juli 2020 dalam laporan yang disampaikan Sabtu (25/4/2020).

Prediksi yang mengacu pada data publikasi pemerintah hingga 23 April 2020 itu memperkirakan waktu puncak pandemi akan terjadi pada Mei 2020 dan mereda di akhir Juli 2020.

Dengan perkiraan proyeksi total penderita positif Covid-19 di angka 31 ribu kasus.

Fakta di lapangan, jumlah kasus corona per Jumat hari ini telah mencapai 95.418 kasus atau hampir tiga kali lipat dari prediksi awal.

Terbaru, dalam prediksinya pada Senin (20/7/2020), Prof Dedi menyebut, pandemi akan berpuncak akhir Juli sampai akhir Agustus 2020 dan berakhir pada akhir Februari 2021.

Adapun estimasi total kasus positif sekitar 227 ribu penderita, sebagaimana dikutip dari kompas.tv.

5. BIN

Lantas, bagaimana dengan prediksi akhir pandemi corona dari Badan Intelijen Negara (BIN)?

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengatakan, berdasarkan data dari BIN, penyebaran virus corona atau Covid-19 di Tanah Air akan mengalami puncaknya pada Juli 2020.

Data tersebut disampaikan Doni, dalam rapat kerja dengan Komisi IX melalui konferensi video, Kamis (2/4/2020).

Berdasarkan data BIN, pada Juli 2020 penyebaran Covid-19 di Tanah Air akan mencapai 106.287 kasus.

"Puncaknya pada akhir Juni dan akhir Juli," kata Doni.

Kemudian, dalam data tersebut dituliskan, kasus Covid-19 akan mengalami peningkatan dari akhir Maret sebanyak 1.577 kasus, akhir April sebanyak 27.307 kasus, 95.451 kasus di akhir Mei, dan 105.765 kasus di akhir Juni.

Faktanya pada akhir Juni 2020, jumlah kasus corona di Indonesia mencapai 56.385.

Jumlah ini bertambah 39.000 kasus dalam waktu 24 hari hingga Jumat hari ini.

Jika benar pandemi berakhir pada Juli 2020 sesuai dengan prediksi terbaru dari berbagai kalangan, seharusnya angka penambahan kasus mulai menurun hingga tidak ada lagi.

Lantaran bulan Juli masih ada tujuh hari lagi, perlu dilihat lagi, apakah jumlah kasus corona masih bertambah atau mulai ada tanda-tanda penurunan?

Tentu, masyarakat berharap, pandemi ini lekas berakhir secepatnya.

(Tribunnews.com/Sri Juliati, Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Ihsanuddin/Akhdi Martin Pratama/Ayunda Pininta Kasih)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas