Kasus Harian Covid-19 di RI per 18 Agustus: Pasien Sembuh Lampaui Kasus Baru, Total Ada 143.043 Jiwa
Penambahan jumlah kasus positif Covid-19 per Selasa (18/8/2020), yang disampaikan dalam website resmi Kemenkes, kemkes.go.id.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah pasien positif virus corona di Indonesia yang tercatat pada Selasa (18/8/2020) pukul 12.00 WIB terus bertambah.
Tercatat, terdapat 1.673 penambahan konfirmasi kasus positif, dari sebelumnya 141.370 kasus.
Sehingga total kasus corona di Indonesia menjadi 143.043 kasus.
Hal itu disampaikan dalam website resmi Kementerian Kesehatan, kemkes.go.id, pada Selasa (18/8/2020) sore.
Baca: Hadapi Corona, Kehidupan Masyarakat di Daerah Kumuh Brasil Memprihatinkan: Geng Motor Jadi Penolong
Kabar baiknya, ada sejumlah 1.848 pasien yang berhasil sembuh.
Artinya jumlah pasien sembuh total menjadi 96.306, dari pasien sebelumnya sebanyak 94.458 pasien.
Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga mengalami penambahan sebanyak 70 orang.
Sehingga total pasien meninggal dunia setelah terjangkit virus corona menjadi 6.277 orang, dari sebelumnya 6.207.
Baca: Peneliti AS: Tekan Respons Kekebalan Tubuh Awal Dapat Bantu Perangi Covid-19
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Provinsi Jawa Timur kini menjadi provinsi dengan jumlah kasus terbanyak.
Disusul dengan DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Kalimantan Selatan.
Baca: Peneliti Jerman Ungkap Alasan Covid-19 Mudah Menular: Virus Bertumbuh Cepat di Tenggorokan
Pencegahan virus corona menurut WHO
Menurut WHO, Langkah-langkah perlindungan dari virus corona adalah tetap mengetahui informasi terbaru tentang wabah COVID-19.
Hal tersebut tersedia di situs web WHO atau melalui otoritas kesehatan publik nasional dan lokal.
Cara mencegah kemungkinan terinfeksi COVID-19 adalah dengan melakukan beberapa tindakan pencegahan sederhana seperti berikut ini:
1. Cuci tangan teratur
Secara teratur dan menyeluruh bersihkan tangan Anda dengan gosok berbasis alkohol atau cuci dengan sabun dan air.
Alasannya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan gosok tangan berbasis alkohol dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan.
2. Sosial distancing
Pertahankan jarak setidaknya 1 meter dari siapa saja yang batuk atau bersin.
Ketika seseorang batuk atau bersin, mereka menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut mereka yang mungkin mengandung virus.
Jika terlalu dekat, maka tetesan air bisa terhirup, termasuk virus COVID-19 jika orang tersebut menderita batuk.
3. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
Tangan menyentuh banyak permukaan dan dapat terpapar virus.
Setelah terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut.
Dari sana, virus bisa masuk ke tubuh dan bisa membuat sakit.
Pastikan orang-orang di sekitarmu, mengikuti 'kebersihan pernapasan' yang baik.
Ini berarti menutupi mulut dan hidung dengan siku atau jaringan yang tertekuk saat batuk atau bersin.
4. Segera buang tisu bekas
Karena tetesan yang tertampung pada tisu bisa menyebarkan virus.
Dengan mengikuti kebersihan pernapasan yang baik, maka bisa melindungi orang-orang di sekitarmu dari virus seperti flu dan COVID-19.
5. Tetap di rumah jika merasa tidak sehat
Jika mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, cari bantuan medis dan hubungi terlebih dahulu dan ikuti arahan otoritas kesehatan setempat.
Otoritas nasional dan lokal akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di daerah setempat.
Menelepon terlebih dahulu akan memungkinkan penyedia layanan kesehatan bisa dengan cepat mengarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat.
Baca: Ungkap Vaksin Corona Tak Bisa 100 Persen Efektif, Pakar Tetap Peringatkan Jaga Jarak & Pakai Masker
Ini juga akan melindungimu dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.
Ikuti perkembangan COVID-19 terbaru (kota atau area lokal di mana COVID-19 menyebar luas).
Jika memungkinkan, hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut terutama untuk orang yang lebih tua atau menderita diabetes, penyakit jantung, atau paru-paru.
Karena memiliki peluang lebih tinggi untuk terkena COVID-19 di salah satu area ini.
(Tribunnews.com/Maliana)