Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Ma'ruf Minta Produksi dan Sertifikasi Halal Vaksin Covid-19 Dipercepat

Hal ini disebabkan tingkat penularan Covid-19 di Indonesia yang tinggi, meskipun tingkat kesembuhan juga tinggi.

Penulis: Reza Deni
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ma'ruf Minta Produksi dan Sertifikasi Halal Vaksin Covid-19 Dipercepat
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ilustrasi: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengenakan nomor antrean Uji Klinis Vaksin Covid-19 didampingi istri Atalia Praratya mengenakan masker dan pelindung wajah melambaikan tangan saat tiba di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Selasa (25/8/2020). Ridwan Kamil bersama Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriady dan Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto menjalani sejumlah tes kesehatan dan tes usap di Puskesmas Garuda sebagai tahapan yang harus dilakukan oleh relawan vaksin sebelum dilakukan penyuntikkan atau uji klinis tahap III Vaksin Sinovac Covid-19. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai berhentinya penyebaran Covid-19 di Indonesia sangat tergantung pada hadirnya vaksin Covid-19.

Hal ini disebabkan tingkat penularan Covid-19 di Indonesia yang tinggi, meskipun tingkat kesembuhan juga tinggi.

Oleh sebab itu, produksi vaksin Covid-19 dan sertifikasi kehalalannya harus dipercepat, mengingat mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam.

"Saya minta seperti yang diminta oleh Presiden, supaya lebih cepat (produksinya) karena situasi memang sangat membutuhkan,” kata Ma'ruf saat menerima jajaran Direksi PT. Bio Farma (Persero) melalui video conference di Kediaman Resmi Wakil Presiden, Jl. Diponegoro No. 2, Jakarta Pusat, Kamis (27/08/2020).

Baca: Novel Baswedan Positif Covid-19, Lakukan Isolasi Mandiri: Saya Merasa Sehat

Dirinya meminta agar pihak-pihak yang terkait dengan penerbitan sertifikasi halal vaksin Covid-19 untuk proaktif saling berkoordinasi agar sertifikasi halal dapat keluar sebelum vaksin diedarkan.

“Saya minta kepada LPPOM dan Komisi Fatwa MUI supaya ikut proaktif, dan juga kepada Badan Penyelenggara Produk Halal, jangan menunggu bola, untuk vaksin ini jangan menunggu, harus menjemput bola,” pintanya.

Berita Rekomendasi

Pasalnya, sertifikasi halal ini menurut Ma'ruf sangat penting, agar tidak terjadi penolakan vaksinasi dari masyarakat karena ragu akan kehalalannya.

“Ini jangan jadi masalah. Jangan terjadi seperti vaksin Measles Rubella (MR) itu yang kemudian targetnya tidak tercapai,” tambahnya.

Baca: Pemerintah Diminta Prioritaskan Pemberian Vaksin Covid-19 bagi Peserta Didik

Termasuk jika ada vaksin-vaksin produksi dari luar negeri yang juga harus dipastikan halal. Wapres mengingatkan hangan sampai sudah memesan dalam jumlah besar tetapi bermasalah dalam kehalalannya.

“Covid-19 ini adalah persoalan kehidupan bangsa kita, baik soal kesehatan, soal sosial, bahkan juga soal ekonomi. Kuncinya vaksin. Dan vaksin itu harus di-back up oleh sertifikat halal.” pungkasnya.

Seperti diketahui, Direktur Utama PT. Bio Farma Honesti Basyir, melaporkan perkembangan produksi vaksin Covid-19 yang saat ini telah mencapai uji klinis tahap ke-3.

“Setelah uji klinis selesai di bulan Januari, kita akan segera memproduksi vaksin-vaksin tersebut menjadi vaksin jadi, dan nanti akan dipercepat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapatkan proses registrasi.

Baca: KPK Lockdown 3 Hari, Pegawai yang Positif Covid-19 Tembus 23 Orang

Mungkin sekitar bulan Februari paling cepat, kita sudah bisa melakukan program vaksinasi ini kepada masyarakat Indonesia,” kata Honesti kepada Wapres Ma'ruf melalui video conference, Kamis (27/8/2020).

Terkait dengan kehalalan vaksin, hasil kerja sama dengan Sinovac yang sedang dikembangkan saat ini, Honesti menjelaskan bahwa Sinovac telah memberikan jaminan bahan baku yang digunakan bebas dari kandungan gelatin babi (Porcine).

“Kami sudah mendapatkan statement letter (surat pernyataan) dari Sinovac, kalau mereka menyatakan bahwa bahan baku yang diproduksi mereka itu tidak mengandung Porcine,” ungkapnya.

Meskipun demikian, Honesti menilai bahwa masih diperlukan uji kehalalan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) guna mendapatkan sertifikasi halal resmi.

“Nanti akan segera kita laporkan kepada LPPOM MUI untuk bersama-sama ditindaklanjuti melalui berbagai macam uji yang dibutuhkan nanti untuk menjamin bahwa memang vaksin ini bisa dijamin kehalalannya,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas