Emil Mengaku Hoaks Mengenai Vaksin Covid-19 Menurun Setelah Dia Ajukan Diri Jadi Relawan Uji Klinis
Emil mengatakan hoaks mengenai vaksin cukup mengganggu, dan memengaruhi masyarakat yang enggan menjadi relawan.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil alias Kang Emil yakin vaksin akan mengakhiri pandemi Covid-19. Ridwan Kamil memastikan PT Bio Farma (Persero) sudah berpengalaman dalam memproduksi vaksin.
Bio Farma sudah memproduksi 15 vaksin, termasuk vaksin folio, yang sudah diekspor ke 200 negara. Kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac Biotech Ltd., kata Emil, sudah terjalin cukup lama.
"Jadi Biofarma produksi vaksin sudah 15 jenis vaksin dari folio dan lain-lain. Sudah diekspor ke lebih 200 negara. Itu sudah kerja sama dengan Sinovac sudah lama. Mereka kayak temenan, ketika ada pandemi Covid karena Tiongkok kena duluan, mereka riset duluan dan berbagi hasil riset ke Bio Farma," ujar Emil melalui diskusi virtual, Kamis (3/9/2020).
Hingga saat ini, vaksin virus corona buatan Bio Farma-Sinovac sudah memasuki uji klinis tahap tiga.
Dari 1.620 relawan yang dibutuhkan sudah ada 1.800 yang mendaftar, yang siap disuntikan vaksin tersebut.
"Tadinya pada tidak mau daftar karena semua takut hoaks, ini tidak halal lah apa, wah ini panjang. Nah ini karena ketidaktahuan dan provokasi," tutur Emil.
Baca: Cerita Pengalaman Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil Sebut Dirinya Kini Mudah Ngantuk
Emil mengatakan hoaks mengenai vaksin cukup mengganggu, dan memengaruhi masyarakat yang enggan menjadi relawan.
Sehingga sebagai kepala daerah, Emil memutuskan untuk menjadi relawan, sebagai contoh untuk masyarakat.
"Akhirnya saya memutuskan ikut untuk meyakinkan bahwa kalau pemimpinnya ikut maka saya jadi sumber referensi yang paling valid. Kalau berhasil saya testimoni, kalau gagal saya juga testimoni," kata dia.
Emil bercerita, setelah mengajukan diri jadi relawan, provokasi atau hoaks mengenai vaksin itu pun menurun. Masyarakat pun mulai mau mendaftar sebagai relawan uji vaksin.
"Karena saya gubernur dan kepala gugus tugas maka semua omongan saya jadi referensi. Setelah jadi relawan tingkat provokasi tidak jelas itu jadi turun," tutur Emil.
Emil juga sempat mengingat nasihat dari orang tua. Bahwa, sebagai seorang pemimpin, harus mengedepankan masyarakat dalam mendapatkan rezeki.
"Dan ini nasihat ibu saya, kalau ada rezeki itu rakyat di depan, pemimpin di belakang. Tapi kalau ada khawatir, pemimpin yang di depan rakyat yang di belakang. Ini kan khawatir bukan rezeki, bukan lomba-lombaan, maka ya udah kita di depan duluan," ucap dia.
Emil memaparkan, dengan vaksin diproduksi di Bandung, Jawa Barat, praktis biaya produksi vaksin lebih murah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.