Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dalan Dua Hingga Tiga Bulan ke Depan Vaksin Merah Putih Diuji Praklinis pada Hewan

Jika diukur prosentase, saat ini pengembangan vaksin Merah Putih mencapai 50 persen

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Dalan Dua Hingga Tiga Bulan ke Depan Vaksin Merah Putih Diuji Praklinis pada Hewan
Fresh Daily
Ilustrasi vaksin virus corona 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga pekan lalu, proses pembuatan vaksin yang dilakukan Lembaga Biologi Molekuler Eijman telah memasuki tahap pembuatan sub unit protein sebagai platform yang terpilih.

Secara keseluruhan, proses pembuatan vaksin membutuhkan waktu bertahun-tahun namun Lembaga Eijkman berupaya membuat benih vaksin hanya dalam waktu satu tahun.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijman, Prof Amin Soebandrio mengatakan, saat ini prioritas utama adalah mempercepat penemuan vaksin Covid-19 untuk melindungi masyarakat dan memutus rantai infeksi Covid-19 di Indonesia.

Jika diukur prosentase, saat ini pengembangan vaksin Merah Putih mencapai 50 persen dan dua hingga tiga bulan ke depan diharapkan uji praklinis pada hewan dapat dilakukan," katanya.

Menurut Amin, saat ini pihaknya masih menunggu protein rekombinan dari sistem ekspresi yang menggunakan sel mamalia.

"Jika semua lancar, kami memperkirakan vaksin Covid-19 buatan Indonesia akan tersedia untuk proses lebih lanjut, termasuk uji klinis di Indonesia pada awal semester 2021,” kata Amin saat webinar terkait penyerahan bantuan Merck yang diikuti Tribunnews belum lama ini.

Baca: WHO Pesimis Vaksin Corona Tersedia Sampai Pertengahan 2021

Baca: Cawapres AS dari Partai Demokrat Tak Percaya Kemanjuran Vaksin Corona yang Dijanjikan Trump

Untuk mendukung pembuatan vaksin itu, Merck telah mendonasikan peralatan dan material riset senilai Rp 1,2 Milyar untuk mempercepat penelitian pengembangan vaksin di Indonesia.

Berita Rekomendasi

Lembaga Eijkman sedang mengembangkan vaksin Covid-19 berdasarkan strain virus yang ada di Indonesia, bekerja sama dengan beberapa lembaga riset lainnya.

President Director PT Merck Chemicals and Life Sciences, Christopher Thomas mengatakan, pihaknya menyediakan produk dan layanan yang sangat penting dan memberikan solusi bagi para ilmuwan untuk mendeteksi dan mengkarakterisasi virus dan mengembangkan vaksin dan terapi.

"Kami mendonasikan reagents dan consumable untuk membuat Viral Transport Medium yaitu media dalam tabung untuk penyimpanan sampel dari uji swab pasien," katanya.

VTM ini berfungsi menjaga kualitas sampel yang mengandung virus dari tempat pengambilan uji swab (klinik rumah sakit, pusat layanan kesehatan) ke laboratorium.

Merck juga mendonasikan RiOs™ Essential Water Purification System yaitu merupakan sistem purifikasi air ideal untuk laboratorium yang membutuhkan produksi konstan air murni tipe-3 kualitas tinggi.

RiOs Essential mengintegrasikan teknik pemurnian air lengkap termasuk pre-treatment dan membran reverse osmosis (RO) berkinerja tinggi.

Baca: BREAKING NEWS Update Corona 6 September: Pasien Positif Tambah 3.444, Total Capai 194.109

Baca: Virus Corona: Uji Awal Vaksin Rusia Tunjukkan Respons Imun

"Kami juga mendonasikan Magpix yang terdiri dari Luminex® dan MILLIPLEX® MAP yaitu sarana pendukung riset imunologi untuk mempelajari dinamika COVID-19 dalam sampel pasien," katanya.

Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman baru-baru ini menemukan adanya strain mutasi Covid-19 atau virus corona baru di Indonesia.

Virus corona baru ini diyakini lebih ganas dan jauh lebih menular dibanding dengan biasanya.

Amin Soebandrio mengatakan, strain mutasi virus SARS-CoV-2 ini sebelumnya juga telah terdeteksi di sejumlah negara seperti di Malaysia.

"Dapat kami sampaikan saat ini memang sudah diidentifikasi dan sudah dilaporkan," kata dia.

Hasil identifikasi strain baru itu akan disampaikan kepada Menteri Riset dan Tekonologi Bambang Brodjonegoro kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam waktu dekat.

Pasalnya, hal itu berkaitan dengan upaya pengendalian Covid-19 secara keseluruhan di Indonesia.

Amin menambahkan, Indonesia terus melakukan kegiatan whole genom sequencing dari virus SARS-CoV-2 untuk mendapatkan lebih banyak informasi genetik tentang virus tersebut.

Sehingga, bisa memahami karakteristik virus dan mutasi yang terjadi.

Data urutan genom juga akan sangat berguna terutama untuk melacak transmisi atau penyebaran virus, mengidentifikasi target untuk terapi dan vaksin, serta memprediksi ancaman pandemi berikutnya.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio (Tribunnews.com/Chaerul Umam)

Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler bidang Penelitian Fundamental Herawati Supolo Sudoyo mengatakan, perubahan atau mutasi pada virus SARS-CoV-2 menyebabkan virus menjadi lebih menular.

Namun, sebagai catatan, transisi itu berbeda di setiap wilayah di dunia mulai dari Eropa, Amerika Utara, Oceania dan Asia.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 menjadi tujuh tipe atau clade yakni S, V, L, G, GH, GR dan O (lainnya).

Adapun tipe GH adalah yang paling agresif.

Herawati menuturkan distribusi clade yang ada di Asia sangat beragam termasuk yang ada di Indonesia.

"Ini juga mengundang pertanyaan apa penyebab variasi tersebut apakah ada kemungkinan lingkungan berpengaruh ataupun inang juga berperan? Betul-betul banyak yang belum diketahui tentang virus ini yang layak untuk diteliti lebih lanjut," ujarnya.

Herawati mengatakan, data urutan keseluruhan genom virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 berguna untuk bisa melihat mutasi yang terjadi dan mencari perubahan protein spike dari virus itu.

Untuk itu, kegiatan whole genom sequencing dari virus SARS-CoV-2 masih terus dilaksanakan di Indonesia. (Tribunnews.com/TribunnewsWiki/Grid/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas