Ketua GPM: Penggunaan Masker Kurangi Risiko Penularan Hingga 75 Persen
Virus ini dapat tinggal di tubuh manusia tanpa gejala apapun sehingga orang yang terlihat sehat bisa saja menjadi pembawa virus ini.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Pakai Masker (GPM), Sigit Pramono mengatakan, covid 19 merupakan virus yang berbahaya karena sifatnya kasat mata serta penularannya yang cepat.
Virus ini dapat tinggal di tubuh manusia tanpa gejala apapun sehingga orang yang terlihat sehat bisa saja menjadi pembawa virus ini.
Oleh karena itu, adaptasi kebiasaan baru bagi para santriwan dan santriwati sangat diperlukan, salah satunya adalah dengan memakai masker.
Hal ini dikatakan Ketua Gerakan Pakai Masker saat menggelar Penyuluhan untuk Penyuluh (PuP) bagi para santri dan pengurus Pondok Pesantren di Demak Jawa Tengah melalui siaran pers, Sabtu (12/9/2020).
"Dengan menggunakan masker secara baik dan benar perpindahan virus dari satu orang yang terinfeksi ke orang lain yang sehat dapat diputus," katanya.
Baca: Sanksi Pelanggar Protokol Kesehatan PSBB DKI Jakarta: 4 Kali Tak Pakai Masker, Didenda Rp 1 Juta
Risiko penularannya dapat diturunkan hingga 75 persen.
"Jika pemakaian masker yang benar itu diikuti dengan disiplin menjaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, maka pencegahan penularan dapat ditekan sampai 90%," katanya.
Bersinergi dengan GPM, Direktur Utama Bank Mualamat, Akhmad K. Permana mengatakan akan menyerahkan 10 ribu masker kepada Pondok Pesantren Al-Islah melalui lembaga Baitul Maal Muamalat.
Penyerahan ribuan masker ini merupakan bentuk simbolis dukungan Bank Muamalat kepada GPM.
Lebih lanjut Akhmad mengatakan, awareness serta edukasi untuk memakai masker sebagai salah satu langkah untuk memutus penyebaran covid-19 amat diperlukan, agar wabah ini tidak terjadi secara terus menerus.
Awareness tentang pemakaian masker merupakan salah satu bentuk investasi pada hulu permasalahan untuk mengatasi penyebaran covid-19.
Mendukung kegiatan PuP kali ini, Ketua Pengurus Pusat NU Care - LAZISNU dan Pembina Perkumpulan Organisasi Pengelola Zakat (POROZ), Achmad Sudrajat, Lc, MA, diamanatkan oleh lembaga Nahdlatul Ulama (NU) untuk melakukan percepatan bantuan covid-19 melalui kegiatan edukasi pakai masker ini dengan memberikan 2.5 ton beras.
Sebelumnya, LAZISNU telah melakukan kegiatan gerakan 1 juta masker sebelum Ramadan, memberikan sembako Ramadan dan Qurban yang disebar ke sejumlah negara, juga pemberian logistik kepada santriwan dan santriwati.
Ketua RMI PBNU Assosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama Seluruh Indonesia, KH. Abdul Ghafarrozin-Gus Rozin mengatakan, sejak awal Maret RMI sudah mempunyai konsen besar untuk memutus rantai penyebaran covid-19, salah satunya dengan membuat protokol-protokol bagi para santri untuk pulang, dalam perjalanan, karantina, paska karantina, dan juga ketika ada wabah covid-19 di pesantren.
Selain itu, RMI juga mendirikan dan mengedukasi satgas covid-19, membagikan APD, thermo gun, meluncurkan program free swab for spiritual heroes, dan akan membuat program Survillance Project untuk melakukan tracing mandiri bagi para santri.
"Sehingga pesantren tidak lagi bergantung pada pihak lain, termasuk juga sedang mempersiapkan aplikasi bagi para santri untuk konsultasi secara gratis dengan dokter," katanya.
Abdul Ghafarrozin-Gus Rozin juga mengatakan, kegiatan yang diadakan oleh GPM sangat relevan dengan tantangan covid-19 serta dampak covid-19 di lingkup pesantren.
"Dengan adanya kegiatan PuP ini, diharapkan santriwan dan satriwati dapat teredukasi dan mengedukasi masyarakat untuk menggunakan masker secara baik dan benar," katanya.