Tak Dialami Pasien OTG, Kenali Gejala Happy Hypoxia, Jangan Tunggu Sesak Napas, Waspada Bibir Biru
Kurangnya kadar oksigen di dalam darah alias 'Happy Hypoxia' kini sedang menjangkiti pasien yang terjangkit covid-19.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurangnya kadar oksigen di dalam darah alias 'Happy Hypoxia' kini sedang menjangkiti pasien yang terjangkit covid-19.
Dokter Spesialis Paru Dr. Erlina Burhan M.Sc, Sp.P menuturkan, Happy Hypoxia hanya terjadi pada pasien bergejala
Covid-19.
Erlina menambahkan, 'Happy Hypoxia' bukanlah penyakit yang berdiri sendiri melainkan geJala atau kondisi yang dialami pasien Covid-19.
"Jangan panik Happy Hypoxia tidak terdapat pada orang tanpa gejala (OTG) Covid-19, ini terjadi pada orang yang bergejala Covid-19, jarang sekali terjadi pada OTG," kata dia, Rabu(16/9/2020).
Untuk itu, Erlina menuturkan penting bagi setiap pasien Covid-19 mengetahui gejala 'Happy Hypoxia', jika terlambat tertangani dapat berujung kematian.
-
Baca: Tiba-tiba Jatuh Lalu Meninggal, Pria di Jalan Surabaya Menteng Sempat Mengeluh Sesak Napas
-
Baca: Waspadai Happy Hypoxia, Fenomena Akibat Covid-19 yang Merusak Saraf Otak
"Jangan tunggu sesak nafas karena tidak ada gejala sesak nafasnya. Lihat satu tanda saja segera ke
rumah sakit," ujarnya.
Ia menerangkan, 'Happy Hypoxia' adalah kurangnya oksigen di dalam darah, dimana orang normal dan sehat memililki kadar oksigen 95-100 persen di dalam darahnya.
Sementara yang sakit hanya 60-70 persen.
"Mestinya orang yang kurang oksigen itu akan sesak tapi ini tidak terjadi beberapa pasien Covid-19 dengan gejala 'Happy Hypoxia'. Kenapa? karena adanya kerusakan pada saraf yang menghantarkan sensor saraf ke otak. Lalu otak tidak dapat memberikan respon terhadap sesak tapi pasien tidak ada gejala atau tidak sesak nafas," jelasnya.
Baca: Mencegah Happy Hypoxia pada Pasien Covid-19
Dokter Paru di RS Persahabatan ini menerangkan tanda pasien Covid-19 mengalami Happy Hypoxia, yaitu bila gejala covid-19 bertambah, batuk menetap, tubuh makin lemas, bibir dan ujung jari membiru.
"Jangan tunggu sesak jika ada tanda-tanda itu segera larikan ke rumah sakit. Kesadaran menurun dan obatnya hanya satu yaitu oksigen," ujarnya.
Meski tak terjadi pada setiap orang, Erlina mengingatkan agar semua orang displin menjalankan protokol kesehatan, agar menekan laju kasus positif virus corona."Happy Hypoxia tidak terjadi pada setiap orang. Jadi yang perlu dijaga jangan sampai sakit covid-19. Sederhana saja 3M pakai masker, jaga jarak, sering mencuci tangan,"
tuturnya.
Pengalaman Penyintas Covid-19
Sementara itu Tri Maharani adalah penyintas Covid-19, yang bertugas sebagai kepala unit gawat darurat di Rumah Sakit Daha Husada, Kediri, Jawa Timur.
Ia terinfeksi virus corona awal Juni lalu. Hari-hari pertama terinfeksi, ia tak mengalami gejala.