Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penelitian Terbaru: Virus Corona Dapat Bertahan hingga 28 Hari di Permukaan

Temuan mengungkapkan, virus yang menyebabkan Covid-19 itu dapat bertahan hingga 28 hari pada permukaan.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Penelitian Terbaru: Virus Corona Dapat Bertahan hingga 28 Hari di Permukaan
shutterstock
Ilustrasi corona virus (Covid-19). 

Percobaan lebih lanjut dilakukan pada suhu 30 derajat dan 40 derajat Celcius.

Waktu bertahan hidup virus corona menurun seiring dengan peningkatan suhu.

Membersihkan layar ponsel (HP) dinilai lebih efektif mencegah virus Corona daripada memakai masker.
Membersihkan layar ponsel (HP) dinilai lebih efektif mencegah virus Corona daripada memakai masker. (Cnet.com)

Baca: Jaga Jarak Minimal 1 Meter Turunkan Risiko Penularan Hingga 85 Persen

Baca: Satgas Covid-19: Pakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan Cegah Penularan Covid 85 Persen

"Meskipun permukaan berperan dalam penularan, tingkat kontak permukaan dan jumlah virus yang diperlukan untuk menginfeksi masih belum ditentukan."

"Menetapkan berapa lama virus ini bertahan di permukaan sangat penting untuk mengembangkan strategi mitigasi risiko di daerah dengan kontak tinggi," ujar Eagles.

Prof Trevor Drew, direktur ACDP, mengatakan penelitian ini dapat membantu menjelaskan persistensi yang nyata, penyebaran virus corona baru di lingkungan yang sejuk, seperti tempat pemrosesan daging, dan bagaimana hal itu dapat ditangani dengan lebih baik.

Para peneliti CSIRO juga mengatakan, temuan mereka mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa virus dapat bertahan hidup dengan makanan segar dan beku.

Pertentangan Hasil Penelitian

Berita Rekomendasi

Prof Ron Eccles, mantan direktur Common Cold Center di Cardiff University, mengkritik penelitian tersebut.

Dilansir BBC, Eccles mengatakan, pernyataan bahwa virus dapat bertahan selama 28 hari menyebabkan "ketakutan yang tidak perlu di masyarakat".

"Virus menyebar di permukaan dari lendir pada batuk dan bersin serta jari-jari yang kotor."

"Dan penelitian ini tidak menggunakan lendir manusia yang segar sebagai sarana untuk menyebarkan virus," katanya.

Menurut Eccles, lendir segar adalah lingkungan yang tidak ramah bagi virus.

Ilustrasi Batuk.
Ilustrasi Batuk. (Pixabay/renateko)

Sebab, lendir segar mengandung banyak sel darah putih yang menghasilkan enzim untuk menghancurkan virus.

Selain itu, lendir segar juga dapat mengandung antibodi dan bahan kimia untuk menetralkan virus.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas