Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Waspadai Cabin Fever, Dampak Psikologis Akibat Jenuh di Rumah Akibat Pandemi Covid-19

Fenomena cabin fever atau kegelisahan akibat terisolasi di rumah dalam kurun waktu yang lama bisa melanda siapa saja.

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Waspadai Cabin Fever, Dampak Psikologis Akibat Jenuh di Rumah Akibat Pandemi Covid-19
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pengguna jalan melintasi baliho dengan foto Presiden RI Joko Widodo mengajak warga Bandung untuk mengenakan masker, yang terpasang di Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Minggu (11/10/2020). Kampanye Presiden Jokowi ini bertujuan agar warga patuh dengan protokol kesehatan di saat pandemi Covid-19. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fenomena cabin fever atau kegelisahan akibat terisolasi di rumah dalam kurun waktu yang lama bisa melanda siapa saja.

Anggota Tim Pakar Satgas Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku, Turo Wongkaren, meminta tiap orang mewaspadai dampak psikologis ini dengan tidak nekat bepergian selama Covid-19 masih mewabah.

Awalnya Turo menjelaskan, faktor yang mendasari cabin fever adalah kebiasaan masyarakat Indonesia yang kerap bertemu banyak orang atau ke tempat keramaian ketika libur panjang.

Kebiasaan itu menurut Turo sulit diubah.

Baca juga: Inggris Umumkan Lockdown Selama Sebulan Setelah Covid-19 Tembus 1 Juta Kasus

Apalagi ketika ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), keinginan untuk melakukan aktivitas seperti situasi normal sangat dibatasi.

Walhasil, dari keterbatasan itu muncul kegelisahan ketika orang terpaksa harus di rumah saja selama masa pandemi ini.

BERITA REKOMENDASI

Turo membeberkan, ciri-ciri orang yang terkena cabin fever ini adalah mudah tersulut emosi.

"Symptoms cabin fever itu salah satunya, kalau bahasanya di Indonesia itu baper. Kelamaan di rumah jadi baperan, sedikit-sedikit tersinggung," kata Turo lewat keterangan tertulis, Minggu (1/11/2020).

Baca juga: Ekonomi AS Meroket 33,1 Persen, Tapi Gelombang Kedua Covid-19 Jadi Ancaman

Kepala Lembaga Demografi FEB Universitas Indonesia itu agak sulit mengatasi dampak psikologis tersebut.

Masyarakat kelas atas menurutnya mengatasi cabin fever dengan berolah raga atau jogging di treadmill, komplek, atau bahkan berspeda.

Lanjut dia, untuk masyarakat kelas menengah atau bawah, lebih sulit mengtasinya karena salah satu sumber penanganannya datang ke tempat umum atau bertemu dengan beberapa orang.


"Artinya, kalau kita mau mereka tidak lakukan itu mungkin bisa kasih masukan atasi cabin fever ini. Salah satunya keluar rumah dengan berolahraga, tapi hindari ketemu orang, jaga jarak," jelas dia.

Selain itu, lanjut dia, masyarakat bisa membuat target untuk melakukan kegiatan dalam satu hari penuh, agar bisa menjadi lebih produktif.

Sebab, akar masalah kejenuhan berada di rumah menurutnya ketika orang melakukan hal yang sama dan terus berulang.

"Lama-lama kayak spiral, secara mental (kebiasaan) itu enggak baik," kata dia.

Pencegahan virus corona menurut WHO

Menurut WHO, Langkah-langkah perlindungan dari virus corona adalah tetap mengetahui informasi terbaru tentang wabah COVID-19.

Hal tersebut tersedia di situs web WHO atau melalui otoritas kesehatan publik nasional dan lokal.

Cara mencegah kemungkinan terinfeksi COVID-19 adalah dengan melakukan beberapa tindakan pencegahan sederhana seperti berikut ini:

1. Cuci tangan teratur

Secara teratur dan menyeluruh bersihkan tangan Anda dengan gosok berbasis alkohol atau cuci dengan sabun dan air.

Alasannya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan gosok tangan berbasis alkohol dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan.

2. Sosial distancing

Pertahankan jarak setidaknya 1 meter dari siapa saja yang batuk atau bersin.

Ketika seseorang batuk atau bersin, mereka menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut mereka yang mungkin mengandung virus.

Jika terlalu dekat, maka tetesan air bisa terhirup, termasuk virus COVID-19 jika orang tersebut menderita batuk.

3. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut

Tangan menyentuh banyak permukaan dan dapat terpapar virus.

Setelah terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut.

SEPI PEMINAT - Petugas medis mengambil sampel spesimen warga saat melalukan tes usap atau swab test di taman kawasan Pasar Keputran Surabaya, Senin (20/7/2020). Tes swab massal yang digelar pemerintah kota Surabaya diperuntukkan untuk pedagang guna memutus mata rantai penularan virus Corona atau Covid-19 pasar Keputran itu sepi peminat. Dari total target 2000 orang pedagang hanya puluhan yang mau mengikuti tes.Fasilitas tes swab tersebut akhirnya dialihkan untuk masyarakat umum dan rujukan dari sejumlah puskesmas di Surabaya. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ

Sebelumnya, belasan pedagang Pasar Keputran Surabaya dinyatakan positif COVID-19 setelah dilakukan pemeriksaan test swab sebanyak tiga kali dari 14 hingga 16 Juli 2020.
SEPI PEMINAT - Petugas medis mengambil sampel spesimen warga saat melalukan tes usap atau swab test di taman kawasan Pasar Keputran Surabaya, Senin (20/7/2020).  (SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Dari sana, virus bisa masuk ke tubuh dan bisa membuat sakit.

Pastikan orang-orang di sekitarmu, mengikuti 'kebersihan pernapasan' yang baik.

Ini berarti menutupi mulut dan hidung dengan siku atau jaringan yang tertekuk saat batuk atau bersin.

4. Segera buang tisu bekas

Karena tetesan yang tertampung pada tisu bisa menyebarkan virus.

Dengan mengikuti kebersihan pernapasan yang baik, maka bisa melindungi orang-orang di sekitarmu dari virus seperti flu dan COVID-19.

5. Tetap di rumah jika merasa tidak sehat

Jika mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, cari bantuan medis dan hubungi terlebih dahulu dan ikuti arahan otoritas kesehatan setempat.

Otoritas nasional dan lokal akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di daerah setempat.

Menelepon terlebih dahulu akan memungkinkan penyedia layanan kesehatan bisa dengan cepat mengarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat.

Baca: Ungkap Vaksin Corona Tak Bisa 100 Persen Efektif, Pakar Tetap Peringatkan Jaga Jarak & Pakai Masker

Ini juga akan melindungimu dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.

Ikuti perkembangan COVID-19 terbaru (kota atau area lokal di mana COVID-19 menyebar luas).

Jika memungkinkan, hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut terutama untuk orang yang lebih tua atau menderita diabetes, penyakit jantung, atau paru-paru.

Karena memiliki peluang lebih tinggi untuk terkena COVID-19 di salah satu area ini.

Pemerintah melalui Satgas Covid-19 terus mensosialisasikan gerakan 3M yaitu Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak serta menghindari kerumunan.

Hal tersebut penting dalam rangka mencega penuran virus corona.

Catatan Redaksi:

Bersama-kita lawan virus Corona. 

Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat Pesan Ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas