Kesehatan Mental Laki-laki Perlu Diperhatikan untuk Cegah Kekerasan pada Perempuan dan Anak
depresi bukan hanya bisa terjadi pada perempuan/ibu melainkan juga terjadi pada laki-laki/ayah.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tidak hanya kesehatan mental pada perempuan dan anak, laki-laki pun perlu diperhatikan kesehatan mentalnya di masa pandemi covid-19
Menurut Psikolog, Edward Andryanto Sutardhio depresi bukan hanya bisa terjadi pada perempuan/ibu melainkan juga terjadi pada laki-laki/ayah.
Namun tendensi untuk mengungkapkan bahwa dirinya saat ini sedang mengalami depresi diakuinya lebih mudah diutarakan oleh perempuan daripada laki-laki.
“Karena kita ada di budaya dimana laki-laki harus tangguh, tidak boleh terlihat lemah dan tidak berdaya” kata Edward dalam media talk Kementerian PPPA, Jumat (6/11/2020).
“Tedensi untuk melaporkan symptom atau gejala depresi, atau bahkan menghubungi hotline pelayanan konsuler itu lebih besar dilakukan perempuan,” lanjutnya.
Patriarki tersebut menurutnya yang membuat laki-laki tidak melaporkan gejala depresi.
Bahkan laki-laki menurutnya juga jarang segera melakukan tindakan saat kesehatan fisiknya terganggu, sampai laki-laki merasa dirinya benar-benar membutuhkan pengobatan.
Baca juga: Hubungi Pelayanan Konsuler Gratis Kemen PPPA Jika Anak Terlihat Depresi karena Belajar Online
“Biasanya laki-laki berobat, kalau merasa kondisinya udah jelek banget. Pasien laki-laki biasanya baru ke dokter kalau kondisinya udah jelek banget,” ujar Edward.
Begitu pula saat membutuhkan layanan kekonsuleran, laki-laki baru akan menghubungi psikolog jika merasa keadaannya benar-benar buruk.
Padahal layangan kekonsuleran tidak hanya berlaku bagi perempuan, namun juga berlaku bagi laki-laki.