Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Satgas Covid-19: Kasus Aktif Indonesia Lebih Rendah dari Rata-rata Dunia

Indonesia masih terus meningkatkan penanganan pandemi Covid-19, sehingga terlihat kondisinya cenderung lebih baik dari rata-rata dunia.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Gigih
zoom-in Satgas Covid-19: Kasus Aktif Indonesia Lebih Rendah dari Rata-rata Dunia
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito sebut kasus aktif indonesia lebih rendah dari rata-rata dunia 

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia masih terus meningkatkan penanganan pandemi Covid-19, sehingga terlihat kondisinya cenderung lebih baik dari rata-rata dunia.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito memaparkan data per 12 November 2020 terdapat penambahan kasus positif sebanyak 4.173 kasus.

Namun angka kasus aktif masih lebih rendah dari rata-rata dunia.

"Jumlah kasus aktif 55.274 atau 12,22 persen, dimana kasus aktif dunia berada di angka 27,60 persen. Jumlah kasus sembuh di Indonesia pada saat ini 382.084 atau 84,5 persen, di mana kasus sembuh dunia menurun yaitu 69,93 persen."

"Untuk jumlah kasus meninggal kumulatif sebanyak 14.933 atau 3,3 persen dimana kasus meninggal dunia sebesar 2,45 persen. Wiku juga berharap," kata Wiku dikutip kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (13/11/2020).

Baca juga: Update 13 November: 332 Pasien Positif Covid-19 Masih Dirawat di RSKI Pulau Galang

Baca juga: Menko PMK Ungkap Target Pemberian Vaksin Covid-19 Gratis, Tak Semua Warga Dapet, Beri Solusi Ini

Oleh karena itu, Wiku juga mengajak semua pihak untuk menjadikan data-data yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 sebagai acuan dalam mengendalikan pengendalian Covid-19.

"Melalui data kasus positif, angka kesembuhan dan kematian, kita bisa menentukan prioritas penanganan untuk dapat mengendalikan penyakit ini, sehingga semua yang sakit menjadi sembuh, tidak ada lagi yang meninggal, dan tidak ada kasus baru lagi," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Disiplin Protokol Kesehatan Kucinya

Wiku juga mengingatkan, berbagai belahan dunia saat ini sedang mengalami fenomena second wave pandemi Covid-19.

Second wave atau lonjakan kedua adalah tren kenaikan kasus yang kembali memuncak setelah mengalami kurva penambahan kasus yang melandai.

"Bahwa lonjakan kasus, merefleksikan kenaikan kasus aktif atau orang yang sakit, baik yang tengah menjalani isolasi atau dirawat akibat Covid-19," jelasnya.

Wiku kembali mengingatkan, gejala Covid-19 akan muncul atau dapat dirasakan setelah 5 atau 6 hari dari terpapar virus Covid-19. Atau juga, paling lama dapat dirasakan setelah 14 hari, bahkan terkadang tidak tampak sakit.

Pada umumnya, ada dua istilah untuk membedakan pasien Covid-19.

Ialah, asimtomatik yang berarti dapat menularkan tanpa menunjukkan gejala apapun dan presimptomatik yang berarti orang yang masih dalam tahap pengembangan gejala atau berada dalam masa inkubasi.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas