UPDATE Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac , 1.620 Relawan Tidak Ada yang Sakit Berat
Berdasarkan keterangan Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Prof Kusnaedi Rusmil, sementara ini 1.620 relawan penerima vaksin Sinovac sehat.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.CO, JAKARTA - Harapan bagi Indonesia untuk bisa bebas dari pandemi Virus Corona atau Covid-19 menemui titik terang.
1.620 relawan uji klinis fase III vaksin Covid-19 Sinovac di Bandung, Jawa Barat, dilaporkan tidak mengalami sakit berat.
Hasil uji klinis tahap III vaksin Covid-19 Sinovac sampai saat ini memang belum diketahui.
Namun, berdasarkan keterangan Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Prof Kusnaedi Rusmil, sementara ini
1.620 relawan penerima vaksin Sinovac dilaporkan tidak ada yang mengalami sakit berat.
"Uji klinik di Bandung itu uji klinik fase tiga yang hasilnya kita belum tahu, tetapi tadi pagi Prof Kusnaedi
menyampaikan bahwa sudah 1.620 yang diimunisasi pertama dan 1.500 yang kedua serta sudah
diambil darahnya, sampai hari ini tidak ada yang sakit berat atau yang bermacam-macam," jelas Anggota
Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional Prof Dr dr Soedjatmiko, Sp.A(K).
Baca juga: Pemerintah Targetkan Pemberian Vaksin Covid-19 Gratis untuk 60 Juta Penduduk, Sisanya Vaksin Mandiri
Baca juga: Jalan Panjang Produksi Vaksin Covid-19 Hingga Dinyatakan Aman
Menurut Soedjatmiko, Kamis (12/11/2020), vaksin Covid-19 Sinovac dipilih Pemerintah Indonesia karena telah terbukti efektif dalam uji klinis fase I dan II yang dilakukan di China.
Uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac fase I dilakukan pada 143 orang dewasa di China.
Hasilnya terbukti aman. Karena aman dan ada tanda-tanda efektif, dilanjutkan dan diizinkan untuk memasuki uji klinis fase II yang dilakukan pada 600 orang dewasa di China.
Hasilnya, peningkatan kekebalan tubuh pada para relawan uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac mencapai
92 persen dalam waktu dua minggu.
"Tapi, begitu empat minggu kemudian, peningkatan anti bodi padapenerima vaksin mencapai 97 persen," papar Prof Soedjatmiko.
Prof Soedjatmiko menjelaskan, antibodi yang terbentuk dari vaksin Covid-19 Sinovac namanya neutralizing antibody.
Kadarnya cukup tinggi, antara 27 - 63 persen. Sementara yang dibutuhkan untuk melawan virus Covid-19 hanya sekitar 10 persen saja.
"Jadi badan obat di negara-negara tersebutmenyatakan bahwa vaksin (Sinovac) pada uji klinik fase II aman dan tampaknya efektif," kata dia.
Vaksin Akan Diprioritaskan Untuk Usia 18 - 59 Tahun
Prof Soedjatmiko menyebut kelompok usia 18 - 59 tahun menjadi prioritas penerima vaksin Covid-19Sinovac.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.