Update Vaksin Covid-19, Pfizer Mulai Vaksinasi hingga Moderna Klaim Vaksinnya 94 Persen Efektif
Kabar terkini Vaksin Covid-19, Pfizer mulai program percontohan vaksinasi di empat negara bagian AS, dan Moderna klaim kandidat vaksinnya 94% efektif.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Pfizer Incorporation mengatakan bahwa pihaknya akan memulai program percontohan untuk vaksinasi penyakit Covid-19 di empat negara bagian Amerika Serikat, Senin (16/11/2020).
Channel News Asia melaporkan, program tersebut dilaksanakan untuk membantu menyempurnakan rencana pengiriman dan penyebaran kandidat vaksinnya.
Adapun empat negara bagian yang dipilih, yakni Rhode Island, Texas, New Mexico, dan Tennessee.
Ke empat negara tersebut dipilih karena memiliki perbedaan luas wilayah, keragaman populasi, dan infrastruktur vaksinasi.
Selain itu, kebutuhan setiap negara bagian untuk menjangkau individu di perkotaan maupun pedesaan juga berbeda.
"Empat negara bagian yang termasuk dalam program percontohan ini tidak akan menerima dosis vaksin lebih awal daripada negara bagian lain berdasarkan uji coba ini."
"Juga tidak akan menerima pertimbangan yang berbeda," kata Pfizer dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Dirjen WHO Sebut Vaksin Saja tak Cukup Menghentikan Pendemi Covid-19
Baca juga: Data Awal Menunjukkan Vaksin Eksperimental Moderna 94,5% Efektif Melawan Covid-19
Pfizer kemudian merilis data awal tentang vaksin yang dikembangkannya dengan menggandeng perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech SE.
Yang mana data tersebut menunjukkan tingkat keefektifan Vaksin Pfizer dalam melawan Covid-19 adalah lebih dari 90 persen.
Sementara itu, Moderna Incorporation pada Senin (17/11/2020) kemarin, mengklaim bahwa kandidat vaksinnya menunjukkan tingkat keefektifan dalam melawan Covid-19 sebesar 94,5 persen.
Pejabat tinggi penanganan penyakit menular Amerika Serikat, Anthony Fauci mengatakan, keefektifan tersebut benar-benar hasil penelitian yang spektakuler dan sangat mengesankan.
Sebelumnya, Fauci menduga tingkat keefektifan vaksin dari Moderna adalah 70 persen sampai 75 persen, dan sudah sangat puas dengan hal itu.
"Saya telah mengatakan, dan harus saya akui bahwa saya akan puas dengan 70 (keefektifan vaksin), atau paling banyak 75 persen keefektifan," ujar Fauci dikutip dari Channel News Asia.
"Soal kami memiliki 94,5 persen vaksin yang efektif sangat mengesankan. Ini benar-benar hasil yang spektakuler yang menurut saya tidak ada vaksin antisipasi akan sebagus ini," lanjutnya.
Adapun tingkat keefektifan tersebut berdasarkan hasil awal penelitian pada 95 relawan dari 30.000 orang yang terinfeksi Covid-19.
Dari 95 relawan tersebut, 90 di antarnya berada di kelompok uji coba plasebo, sedangkan sisanya di kelompok yang menerima Vaksin Moderna.
Untuk diketahui, Vaksin Pfizer dan Moderna menggunakan teknologi baru yang disebut RNA messenger sintetis.
Teknologi tersebut berguna untuk mengaktifkan sistem kekebalan terhadap virus.
Rusia Yakin Vaksin Covid-19 Sputnik Efektif 92%, Lebih dari Vaksin Eksperimental Pfizer
Data menunjukkan, vaksin virus corona buatan Rusia 92% efektif seperti yang dilansir Mirror.
Klaim tentang vaksin Sputnik V itu muncul beberapa hari setelah perusahaan raksasa farmasi Pfizer dan perusahaan bioteknologi BioNTech merilis hasil sementara yang menunjukkan vaksin mereka lebih dari 90% efektif dalam mencegah Covid-19.
Sementara itu, tiga petugas medis Rusia yang telah diberi suntikan vaksin justru terinfeksi Covid-19.
Kasus itu menimbulkan pertanyaan tentang vaksin yang disebut Vladmir Putin sebagai "pukulan dunia".
Uji coba fase tiga mengevaluasi kemanjuran Sputnik V di antara lebih dari 16.000 sukarelawan yang menerima vaksin atau plasebo 21 hari setelah injeksi pertama.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Didistribusikan Desember 2020, Muhadjir: Jangan Dibayangkan Setiap Orang Divaksin
Baca juga: Pesan Jokowi untuk PBB, Soal Vaksin hingga Dorongan Jaga Toleransi Kemajemukan
Analisis statistik dari 20 kasus terkonfirmasi virus corona, kasus dibagi antara individu yang divaksinasi dan mereka yang menerima plasebo, menunjukkan vaksin tersebut memiliki tingkat kemanjuran 92 persen setelah dosis kedua.
Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) yang telah mendukung vaksin tersebut, mengatakan tidak ada kejadian buruk yang tak terduga selama uji coba.
Pemantauan terhadap para peserta terus berlanjut, dan hasilnya belum ditinjau sejawat.
Studi fase tiga vaksin itu, yang dikembangkan oleh Gamaleya Institute, berlangsung di 29 klinik di seluruh Moskow.
Uji coba melibatkan 40.000 sukarelawan secara total, dengan seperempatnya menerima suntikan plasebo.
Denis Logunov, wakil direktur Gamaleya Center, mengatakan, "Hasil fase ketiga yang positif memberikan alasan untuk berharapan akan hasil yang sukses dari uji klinis Sputnik V."
"Kami akan terus memproses dan menganalisis semua data dan melihat ke masa depan dengan optimisme, berharap hasil kerja kami akan membantu mengakhiri pandemi lebih cepat."
Sementara itu, Eleanor Riley, profesor imunologi dan penyakit menular, University of Edinburgh, mengatakan:
"Saya khawatir data ini dikeluarkan terlalu cepat setelah pengumuman Pfizer/BioNtech awal minggu ini."
"Data Sputnik hanya didasarkan pada 20 kasus Covid-19 pada peserta uji coba, dibandingkan dengan lebih dari 90 kasus pada uji coba sebelumnya. Ini bukan kompetisi."
"Semua uji coba perlu dilakukan dengan standar setinggi mungkin dan sangat penting bahwa kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dipatuhi untuk menghindari pengambilan data yang tidak akurat."
"Apa pun yang kurang dari ini berisiko hilangnya kepercayaan publik pada semua vaksin, yang akan menjadi bencana."
Baca juga: 1.620 Relawan Jalani Uji klinik 1 dan 2 Vaksin Covid-19 Sinovac, Bagaimana Kondisi Mereka?
Baca juga: S&P 500, DOW Ditutup pada Level Tertinggi Sepanjang Masa karena Berita Vaksin Moderna
(Tribunnews.com/Rica Agustina/Tiara Shelavie)