AstraZeneca Lakukan Uji Keefektifan Vaksin-nya pada Varian Baru Covid-19 yang Ditemukan di Inggris
AstraZeneca melakukan pengujian keefektifan vaksin AZD1222 pada varian baru virus corona (Covid-19) yang ditemukan di Inggris.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Produsen obat asal Inggris AstraZeneca Plc mengatakan, vaksin Covid-19 harus efektif melawan varian baru virus corona.
Untuk itu kini para peneliti dari AstraZeneca sedang menyelidiki sepenuhnya bagaimana dampak mutasi virus.
Dikutip dari Channel News Asia, AstraZeneca juga berjuang untuk menguji keefektifan vaksin Covid-19 mereka terhadap varian baru virus yang menyebar cepat dan sedang berkecamuk di Inggris.
Adapun melalui vaksin AZD1222 buatan mereka, sistem kekebalan tubuh dilatih untuk mengenali berbagai bagian protein yang mengalami lonjakan.
Sehingga pada saat terpapar dapat segera menghilangkan virus.
"Melalui vaksinasi dengan AZD1222, sistem kekebalan tubuh dilatih untuk mengenali berbagai bagian protein lonjakan, sehingga dapat menghilangkan virus jika nanti terpapar," ucap perwakilan AstraZeneca.
Lebih lanjut, suntikan AstraZeneca-Oxford dianggap penting bagi negara berpenghasilan rendah dan negara beriklim panas karena lebih murah.
Baca juga: Virus Corona Mencapai Ujung Bumi saat Wabah Pertama Ada di Antartika
Baca juga: FAKTA Varian Baru Covid-19 di Inggris yang Disebut Lebih Mudah Menular, Pertama Muncul September
Selain itu juga lebih mudah diangkut, dan dapat disimpan dalam waktu lama pada suhu lemari es normal.
Data dari uji coba tahap akhir AstraZeneca di Inggris dan Brasil yang dirilis awal bulan Desember 2020 ini menunjukkan vaksin memiliki keefektifan 62 persen untuk peserta uji coba yang diberi dua dosis penuh.
Kemudian, untuk subkelompok yang lebih kecil diberi dosis setengah, kemudian penuh, dan hasilnya 90 persen efektif.
Hingga Selasa (22/12/2020) malam, dilaporkan bahwa India kemungkinan akan menyetujui vaksin AstraZeneca untuk penggunaan darurat minggu depan.
Dampak Kemunculan Varian Baru Covid-19
Mutasi yang dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.7 disebut-sebut 70 persen lebih menular dan lebih mengkhawatirkan anak-anak.
Di Inggris, sebanyak 16,4 juta orang, atau 31 persen dari populasi, telah mengikuti langkah-langkah level 4 yang paling ketat, termasuk menaati imbauan tinggal di rumah dan penutupan toko-toko tertentu.