Pandemi Covid-19 Menghantui Dunia hingga Akhir 2020, WHO: Tampaknya Takdir Covid-19 Menjadi Endemik
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa meskipun pandemi Covid-19 lebih parah, tapi belum tentu yang besar.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan meskipun pandemi Covid-19 lebih parah, tapi belum tentu besar sehingga dunia harus belajar hidup berdampingan.
Profesor David Heymann, ketua penasihat strategis dan teknis WHO untuk penyakit menular, mengatakan takdir virus adalah menjadi endemik bahkan saat vaksin sudah beredar di AS dan Inggris.
"Dunia mengharapkan kekebalan kawanan, yang entah bagaimana penularannya akan menurun jika cukup banyak orang yang kebal," katanya pada konferensi pers terakhir WHO untuk tahun 2020, dilansir The Guardian.
Tetapi Heymann, yang juga seorang ahli epidemiologi di London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan konsep kekebalan kawanan telah disalahpahami.
"Tampaknya takdir SARS-CoV-2 (Covid-19) menjadi endemik, seperti halnya empat virus corona manusia lainnya, dan akan terus bermutasi saat berkembang biak dalam sel manusia, terutama di area yang lebih intens masuk."
"Untungnya, kami memiliki alat untuk menyelamatkan nyawa dan ini dikombinasikan dengan kesehatan masyarakat yang baik akan memungkinkan kami untuk belajar hidup dengan Covid-19."
Baca juga: Kaleidoskop 2020: Indonesia Tak Kirim Jemaah Haji Karena Pandemi Covid-19
Baca juga: WHO Belum Terima Laporan Adanya Varian Baru Covid-19 yang Lebih Cepat Menular di Indonesia
Hal senada diungkapkan Dr Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO.
"Skenario yang mungkin terjadi adalah virus akan menjadi virus endemik lain yang akan tetap menjadi ancaman, tetapi ancaman tingkat rendah dalam konteks program vaksinasi global yang efektif," jelasnya.
"Masih harus dilihat seberapa baik vaksin tersebut digunakan, seberapa dekat kita mencapai tingkat cakupan yang memungkinkan kita memiliki kesempatan untuk melakukan eliminasi," katanya.
Kendati demikian, vaksin masih perlu diteliti sejauh mana manfaat dan efektivitasnya.
Menurut Mike, adanya vaksin bukan menjadi jaminan pandemi akan berakhir.
"Keberadaan vaksin, bahkan dengan efikasi tinggi, bukanlah jaminan untuk memberantas atau memberantas penyakit menular. Itu adalah standar yang sangat tinggi untuk kami lewati."
Itulah mengapa, kata Ryan, pengadaan vaksin oleh WHO pertama kali ditujukan untuk menyelamatkan nyawa pihak yang rentan.
Ryan memperingatkan pandemi berikutnya mungkin lebih parah.