Pandemi Covid-19 Menghantui Dunia hingga Akhir 2020, WHO: Tampaknya Takdir Covid-19 Menjadi Endemik
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa meskipun pandemi Covid-19 lebih parah, tapi belum tentu yang besar.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
"Pandemi ini sangat parah, telah mempengaruhi setiap sudut planet ini. Tapi ini belum tentu yang besar," ujarnya.
Ryan menegaskan ini adalah saatnya untuk bangkit dan belajar lebih keras untuk memahami pandemi dari berbagai segi.
"Kita hidup dalam masyarakat global yang semakin kompleks. Ancaman ini akan terus berlanjut. Jika ada satu hal yang perlu kita ambil dari pandemi ini, dengan semua tragedi dan kerugian, adalah kita perlu bertindak bersama," katanya.
Kepala ilmuwan WHO, Dr Soumya Swaminathan, mengatakan vaksinasi tidak berarti jarak sosial akan berhenti di masa depan.
Baca juga: BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 30 Desember 2020: Tambah 8.002 Kasus, Total 735.124 Positif
Baca juga: Mutasi Virus Corona Jenis Baru, Menkes: Tidak Lebih Parah dan Bisa Dideteksi
Peran pertama dari vaksin adalah untuk mencegah penyakit simptomatik, penyakit parah, dan kematian, jelas Swaminathan.
Tetapi, apakah vaksin juga akan mengurangi jumlah infeksi atau mencegah orang menularkan virus masih harus dilihat.
"Saya tidak percaya kami memiliki bukti tentang vaksin mana pun untuk yakin bahwa itu akan mencegah orang benar-benar terkena infeksi dan karena itu dapat menularkannya," kata Swaminathan.
"Jadi saya pikir kita perlu berasumsi bahwa orang yang telah divaksinasi juga perlu melakukan tindakan pencegahan yang sama."
Direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan akhir tahun adalah waktu untuk merefleksikan jumlah korban pandemi dan juga kemajuan yang telah dicapai.
Menurutnya, di 2021 akan ada kemunduran dan tantangan baru seperti munculnya varian baru Covid-19.
"Dalam beberapa minggu terakhir, peluncuran vaksin yang aman dan efektif telah dimulai di sejumlah negara, yang merupakan pencapaian ilmiah yang luar biasa."
"Ini luar biasa, tetapi WHO tidak akan berhenti sampai mereka yang membutuhkan di mana saja memiliki akses ke vaksin baru dan dilindungi," jelas Tedros.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)