Kenapa Pria Lebih Rentan Terpapar Covid-19 daripada Wanita?
Ternyata COVID-19 lebih banyak menyerang pria daripada wanita, simak penjelasannya.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa penelitian menunjukkan, lebih banyak pria yang meninggal akibat Covid-19 daripada wanita.
Dikutip dari healthline.com, para ahli mengatakan sebagian alasannya, wanita cenderung memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat daripada pria.
Mereka menambahkan, pria juga cenderung terlibat dalam perilaku yang lebih berisiko seperti mengabaikan jarak fisik dan mereka tidak menganggap serius gejala tersebut.
Sebuah studi yang diterbitkan pada bulan April 2020, di Frontiers in Public Health melaporkan bahwa pria dan wanita sama-sama cenderung tertular virus corona baru.
Namun, para peneliti juga melaporkan, pria secara signifikan lebih mungkin menderita efek penyakit yang parah.
Baca juga: Update Covid-19 Global 19 Januari 2021: Infeksi Virus Corona di Seluruh Dunia Lebih dari 96 Juta
Baca juga: Pria Ditangkap karena Tinggal di Bandara Selama 3 Bulan Pakai ID Palsu, Takut Pulang karena Corona
Para peneliti China mengatakan bahwa dalam satu subset besar pasien Covid-19, lebih dari 70 persen dari mereka yang meninggal adalah laki-laki.
Mereka menemukan hasil yang serupa ketika mereka memeriksa penelitian dari wabah sindrom pernapasan akut (SARS) tahun 2003.
Studi tersebut didukung oleh angka-angka lain yang dirilis sejak pandemi Covid-19 dimulai.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, 63 persen kematian terkait Covid-19 di Eropa terjadi di antara pria.
Sebuah studi oleh Institut Kesehatan Tinggi Roma pada Maret 2020 menemukan, di antara orang Italia yang dirawat di rumah sakit karena virus corona baru, 8 persen pria meninggal dibandingkan dengan 5 persen wanita.
Di New York City, pria meninggal karena virus corona hampir dua kali lipat dari wanita.
Departemen kesehatan kota melaporkan pada awal April 2020, 43 kematian akibat COVID-19 untuk setiap 100.000 pria, dibandingkan dengan 23 kematian untuk setiap 100.000 wanita.
Baca juga: Akibat Corona, Sedikitnya 900 Perusahaan Jepang Bangkrut dalam Setahun Terakhir Ini
Baca juga: Update Covid-19 Global 18 Januari 2021: Infeksi Virus Corona di Seluruh Dunia Lebih dari 95,4 Juta
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) saat ini tidak melaporkan kematian COVID-19 berdasarkan jenis kelamin, tetapi para ahli tidak melihat alasan tren tersebut akan berbeda di tempat lain di negara ini.
"Beberapa alasan yang mendasari mengapa COVID-19 mungkin lebih mematikan bagi pria daripada wanita mungkin termasuk fakta bahwa penyakit jantung lebih sering terjadi pada pria lanjut usia daripada pada wanita lanjut usia," ujar ahli penyakit menular dan salah satu pendiri dari Jaringan Penyakit Menular Global dan Epidemiologi (GIDEON), Dr. Stephen Berger.
"Studi juga menemukan bahwa tekanan darah tinggi dan penyakit hati lebih umum pada pria dan ini semua berkontribusi pada hasil yang lebih negatif dengan Covid-19," imbuhnya.
Baca juga: Anggaran untuk Antisipasi Virus Corona di Jepang 106,6 Triliun Yen, Terbesar Dalam Sejarah
Baca juga: Tambah 14.224, Kasus Corona Pecah Rekor 4 Hari Berturut-turut, Alarm untuk Pemerintah
Enzim dan Sistem Kekebalan
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 10 Mei 2020 kemarin melaporkan, pria memiliki konsentrasi angiotensin-converting enzyme (ACE2) yang lebih tinggi dalam darah mereka daripada wanita.
Karena ACE2 memungkinkan virus corona untuk menginfeksi sel-sel sehat, ini dapat membantu menjelaskan mengapa pria lebih rentan terhadap Covid-19 daripada wanita.
Para peneliti juga melaporkan, sistem kekebalan juga bisa menjadi faktor.
Berger menjelaskan genetika mungkin juga memainkan peran besar.
Wanita memiliki kelebihan kromosom X, sehingga sistem kekebalannya lebih kuat daripada pria.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)