Bos Sinovac Buka-bukaan Soal Vaksin Covid-19, Sebut Nama Jokowi dan Erdogan
Vaksin Sinovac telah disetujui untuk penggunaan darurat di beberapa negara, termasuk China, Indonesia, Brasil dan Chile.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Perusahaan farmasi China Sinovac Biotech Ltd bakal meningkatkan produksi CoronaVac, vaksin Covid-19 yang tidak aktif, untuk memastikan pasokan global.
Yin Weidong, Chairman dan CEO Sinovac Biotech Ltd berharap, vaksin ini akan melindungi lebih banyak orang di dunia.
"Sinovac telah menerima pesanan vaksin dari Brasil, Indonesia, Turki, Chile, dan negara serta wilayah lain, dan kami berupaya untuk meningkatkan kapasitas produksi," kata Yin dalam wawancara dengan Kantor Berita Xinhua.
Baca juga: Usai Divaksin Covid-19, Sunersih Handayani Akan Yakinkan Masyarakat Bahwa Vaksin Sinovac Aman
"Kami berharap vaksin itu akan melindungi lebih banyak orang di seluruh dunia," ujarnya lagi.
Vaksin Sinovac telah disetujui untuk penggunaan darurat di beberapa negara, termasuk China, Indonesia, Brasil dan Chile.
Baca juga: Usai Tolak Vaksin Sinovac, Fraksi PDIP Rotasi Ribka dari Komisi IX ke Komisi VII DPR
Yin menambahkan, Sinovac telah membangun lini produksi kedua, yang akan mulai beroperasi pada Februari 2021, meningkatkan kapasitas produksi tahunan menjadi 1 miliar dosis.
Sinovac akan mengekspor vaksin setengah jadi ke beberapa negara, dan membantu membangun jalur pengisian dan pengemasan lokal di negara-negara pengimpor untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi produksi.
“Berdasarkan output tahunan sebesar 1 miliar dosis, kami akan terus meningkatkan kapasitas produksi. Kami menghadapi ketidakpastian terkait pandemi virus Corona dan permintaan vaksin, yang tidak akan ditanggapi dengan model bisnis permintaan-suplai saja. Vaksin adalah barang publik dan kita harus memikul tanggung jawab sosial," kata Yin.
Uji klinis fase-3 vaksin Sinovac sebagian besar dilakukan di Brasil, Indonesia, dan Turki.
Menurut Yin, hasil uji klinis di Turki menunjukkan vaksin tersebut memiliki tingkat efikasi sebesar 91,25% dan di Indonesia menunjukkan angka efikasi sebesar 65,3%.
Studi klinis di Brazil menunjukkan bahwa vaksin tersebut 100% efektif dalam mencegah kasus yang parah, 78% efektif dalam mencegah kasus ringan yang memerlukan perawatan medis, dan memiliki tingkat kemanjuran umum sebesar 50,38%.
"Itu normal untuk mendapatkan hasil yang bervariasi di berbagai negara, dan uji klinis dipengaruhi oleh banyak faktor," kata Yin.
Yin menambahkan bahwa semua peserta dalam uji klinis fase-3 di Brasil adalah pekerja medis di lingkungan berisiko tinggi yang mungkin terserang virus berkali-kali.
"Vaksin ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat umum," kata Yin.