Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bupati Sleman Tertular Covid-19 Setelah Disuntik Vaksin? Berikut Penjelasan Kemenkes

Menurut dr. Joko, pemberian vaksim yang baru pertama kepada Purnomo tak akan memberikan dampak apa-apa.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Bupati Sleman Tertular Covid-19 Setelah Disuntik Vaksin? Berikut Penjelasan Kemenkes
https://www.instagram.com/p/CKDRRI2LoEA/
Bupati Sri Purnomo saat menerima vaksin Covid-19 - 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Meski telah disuntik imunisasi Covid-19 ternyata Bupati Sleman Sri Purnomo positif Covid-19.

Sri Purnomo sudah melakukan vaksinasi Covid-19 untuk suntikan pertama pada tanggal 14 Januari 2021, namun ia belum mendapatkan suntikan kedua.

Mengatap Bupati Sri yang sudah divaksin tetap bisa tertular Covid-19? Kementerian Kesehatan pemberian penjelasannya terkait hal itu.

Dalam keterangan Kemenkes yang dikutip Tribunnews.com, Jumat (22/1/2021), Sri Purnomo memiliki kemungkinan saat divaksinasi berada dalam masa inkubasi Covid-19.

Baca juga: Nakes yang Belum Terdaftar Penerima Vaksin Dapat Didaftarkan Manual oleh Dinas Kesehatan

dr Siti Nadia Tarmidzi, MPH Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan menerangkan,
vaksin Sinovac adalah vaksin berisi virus mati atau inactivity, jadi hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi.

“Jika melihat rentang waktu dari bapak bupati maka sangat mungkin pada saat bapak bupati divaksinasi beliau ini berada dalam masa inkubasi COVID-19 di mana tentunya sudah terpapar virus COVID-19 tapi tidak menunjukkan gejala,” kata dr. Nadia

BERITA REKOMENDASI

“Secara alamiah waktu antara terpapar virus dan munculnya gejala atau load virus itu adalah sedang tinggi-tingginya sekitar pada 5 sampai dengan 6 hari. Hal ini adalah waktu yang pas karena beliau divaksinasi pada tanggal 14 Januari sementara hasil pemeriksaan swab beliau positif di tangangal 20 Januari,” tambah dia.

Baca juga: Lebih Dari 132 Ribu Nakes Telah Vaksinasi Covid-19

dr.Nadia mengatakan, vaksinasi Covid-19 membutuhkan 2 kali dosis penyuntikan. Suntikan pertama dilakukan untuk memicu respons kekebalan awal yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan suntikan kedua untuk menguatkan respons imun yang telah terbentuk.

Hal ini memicu respons antibodi yang lebih cepat dan lebih efektif di masa yang akan datang.

Suntikan kedua berfungsi sebagai booster untuk membentuk antibodi secara optimal dan imunitas. Ini baru akan terbentuk secara baik setelah 3 minggu suntikan kedua.

“Untuk itu perlu dipahami bersama meskipun kita sudah divaksinasi COVID-19 masih ada risiko terpapar virus COVID-19, namun tentunya diharapkan vaksin ini akan dapat mengurangi kemungkinan sakit,” ucap dr. Nadia.

Baca juga: Lebih Dari 132 Ribu Nakes Telah Vaksinasi Covid-19


Proses pemberian vaksinasi tetap dilakukan seperti yang sudah ditargetkan bagi seluruh masyarakat.

Dr. Nadia berpesan dengan adanya vaksinasi semua masyarakat masih punya kewajiban untuk menjalankan protokol kesehatan karena selain tetap harus menjaga diri juga masih butuh waktu bersama-sama bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa mencapai kekebalan kelompok.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas