Menghadapi Potensi Pandemi di Masa Depan: Menyiapkan Sistem Kesehatan Publik yang Tangguh
Penanganan pandemi Covid-19 terus dilakukan bersama-sama seluruh negara di dunia, agar virus SARS-CoV-2 bisa segera dikendalikan dan kehidupan kembali
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal 2020 berdampak besar bagi kehidupan umat manusia. Bencana seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Kedatangannya membuat manusia harus banyak melakukan perubahan dalam menjalani hidup sehari-hari.
Penanganan pandemi Covid-19 terus dilakukan bersama-sama seluruh negara di dunia, agar virus SARS-CoV-2 bisa segera dikendalikan dan kehidupan kembali seperti sedia kala.
Upaya bersama tersebut mulai membuahkan hasil, dengan munculnya vaksin untuk menekan laju penularan Covid-19.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa krisis global yang terjadi saat ini berbeda tipikalnya dengan krisis yang pernah terjadi sebelumnya, seperti pada tahun 1998, 2008, dan 2013.
Pada tiga krisis terdahulu, masalah muncul dan membesar dari persoalan di industri keuangan.
Kali ini, krisis terjadi karena dipicu munculnya virus bernama SARS-CoV-2.
Hal itu disampaikan Budi saat menjadi pembicara bertajuk Creative Economic and Health Policies Post Covid yang digelar oleh Harvard Club of Indonesia (HCI) secara virtual.
“Ini adalah krisis kesehatan yang berujung pada krisis ekonomi. Sayangnya, resep mengatasi krisis kesehatan ini adalah lockdown. Saat lockdown, kontak fisik berkurang drastis. Padahal, kontak fisik adalah pilar utama dalam menjamin berputarnya roda perekonomian di seluruh negara,” kata Budi Gunadi melalui keterangan yang diterima, Sabtu (23/1/2021).
Baca juga: Doni Monardo Minta Kejadian Dirinya Positif Covid-19 Jadi Pengingat Masyarakat untuk Disiplin Prokes
Menurut Budi, perbaikan kondisi ekonomi tidak akan terjadi selama masyarakat masih takut untuk berinteraksi dan keluar rumah. Kepercayaan dan rasa aman harus dimunculkan dalam diri masing-masing orang, agar mereka tidak takut bila hendak beraktivitas di luar kediamannya, dengan kebijakan yang tepat di sektor kesehatan.
Ada empat strategi pemulihan kepercayaan publik yang harus dilakukan sesuai rekomendasi dari World Health Organization (WHO).
“Pertama, diagnosa melalui testing, tracing, and treatment. Kedua, jaminan adanya terapi yang tepat di rumah sakit dan penggunaan obat-obatan ketika anda sakit. Ketiga pemberian vaksin, dan keempat yakni meningkatkan kualitas sistem kesehatan publik,” ujarnya.
Menurut Budi, pembangunan sistem kesehatan publik yang bagus harus dimulai sejak sekarang agar Indonesia tidak lagi kesulitan menghadapi potensi kemunculan pandemi di masa depan.
Selain itu, gerakan bersama harus dilakukan guna mendorong perubahan cara hidup dan perilaku masyarakat pasca-pandemi.