TNI Polri dan Pelayan Publik Divaksin Bulan Maret, Masyarakat Umum April hingga Mei 2021
Tahapan vaksin untuk pelayanan publik termasuk TNI dan Polri akan dilaksanakan awal Maret 2021.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahapan vaksin untuk pelayanan publik termasuk TNI dan Polri akan dilaksanakan awal Maret 2021.
Dengan target yang lebih luas, tahapan untuk vaksinasi pelayan publik memerlukan waktu yang lebih lama.
Setelah selesai, barulah vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat umum dibuka sekitar akhir April atau awal Mei 2021.
"Sesudah tenaga kesehatan 1,5 juta diharapkan selesai kita akan masuk ke tenaga TNI dan Polri masuk di kategori pelayan publik mulai bulan awal Maret," ungkap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam webinar 'Vaksin Covid-19 untuk Indonesia Bangkit', Sabtu (30/1/2021) kemarin.
Setelah selesai, barulah vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat umum dibuka sekitar akhir April atau awal Mei 2021.
Baca juga: POPULER NASIONAL Listyo Sigit Ditantang Tangkap Abu Janda | Soal Fatwa Halal Vaksin Sinovac
Baca juga: Angka Kematian karena Covid-19 Indonesia Urutan ke-12 Dunia, Tertinggi di Asia
"Vaksinasi pelayanan publik ini akan terus berjalan sampai beberapa bulan karena memang lokasinya tersebar di seluruh Indonesia 1 bulan atau 2 bulan sesudah layanan publik, diharapkan di akhir April kita sudah bisa mulai membuka terhadap seluruh penduduk Indonesia," jelas mantan wamen BUMN ini.
Dijelaskan, hingga 29 Januari lalu, sebanyak 490 ribu tenaga kesehatan telah mengikuti vaksinasi Covid-19.Ia berharap, vaksinasi pada nakes dan SDM kesehatan dapat menyentuh angka 500 ribu pada akhir bulan ini.
Sehingga, target 1,5 juta nakes yang divaksinasi pada Februari terealisasi.
"Sampai kemarin kita sudah berhasil melakukan vaksinasi kepada sekitar 490 ribu tenaga kesehatan. Jadi diharapkan sampai akhir bulan ini, bisa melakukan vaksinasi kepada 500 ribu orang," kata dia
Ia optimistis, target 12 bulan program vaksinasi Covid-19 dapat tercapai.
"Karena itu tadi karena kita dikejar secepat-cepatnya bisa menyuntik sebanyak-banyaknya vaksin. Kenapa? karena sampai sekarang kita belum tahu vaksin ini berapa lama bertahan karena memang belum selesai secara lengkap uji klinis tahap III-nya (semua vaksin). Sinovac belum selesai 100%," menkes menjelaskan.
Budi menjelaskan, program vaksinasi harus cepat dilaksanakan karena hingga saat ini belum diketahui berapa lama kekebalan vaksin tersebut. Terlebih lagi, kata dia, uji klinis tahap tiga vaksin Pfizer, AstraZeneca, dan Sinovac belum sepenuhnya rampung serta harus mengantongi izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA).
"Sehingga, kita enggak tahu apakah ini seperti vaksin meningitis waktu naik haji dan umrah yang bisa bertahan dua tahun atau seperti vaksin hepatitis lebih lama jangka kekebalannya, atau vaksin influenza sekitar 12 bulan," ucapnya.
Pasien Sembuh dari Covid-19 Bertambah 10.242 Orang