Pertumbuhan Ekonomi Minus Lagi, PAN: Ketatkan Prokes dan Percepat Bansos Tunai
data itu menegaskan bahwa prioritas pemulihan ekonomi berangkat dari penanganan Pandemi secara disiplin, konsisten, berkelanjutan dan menyeluruh.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 secara kumulatif minus 2,07%.
Angka ini didapat setelah realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal IV mencatatkan minus 0,42%.
Menurut Sekjen PAN Eddy Soeparno, data itu menegaskan bahwa prioritas pemulihan ekonomi berangkat dari penanganan Pandemi secara disiplin, konsisten, berkelanjutan dan menyeluruh.
"Penerapan 3M perlu diperketat, bahkan PAN telah mengusulkan agar dilakukan lockdown akhir pekan. Selain itu, pemerintah perlu lebih menggencarkan lagi 3T (Testing, Tracing dan Treatment). Kalau angka testing dan tracing kita masih tetap rendah, kita patut khawatir pandemi dan resesi ini berpotensi terus berkepanjangan," ujar Eddy, kepada wartawan, Jum'at (5/2/2021).
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini menyampaikan Testing, Tracing dan Treatment adalah mitigasi utama dalam penanganan pandemi.
Dia mengibaratkan 3T seperti kompas yang menavigasi arah perjalanan masyarakat.
Baca juga: Indef: Ekonomi Minus 2,07 Persen di 2020, Tanda Pemerintah Gagal Tangani Pandemi
"Saya mengapresiasi Menko Marves Pak Luhut yang sudah bertemu dengan epidemiolog dan menyampaikan rencana kebijakan meningkatkan Testing dan Tracing secara signifikan. Implementasi di lapangan memang tak akan mudah, tapi harus segera dilakukan," kata dia.
Di sisi lain, BPS juga mencatat anjloknya daya beli masyarakat Indonesia yang tercermin dari tingkat konsumsi rumah tangga. Realisasi konsumsi rumah tangga nasional berada di level minus 2,63% selama tahun 2020.
Karena itu dalam konteks pemulihan ekonomi, Eddy menegaskan kembali pentingnya semua Bantuan Sosial (bansos) diberikan secara tunai.
"Data dari BPS jelas jelas menunjukkan rendahnya daya beli masyarakat. Maka segera momentum 2021 ini dimanfaatkan untuk menggencarkan pemberian semua jenis Bansos secara tunai sesuai arahan Presiden Jokowi," ungkapnya.
Eddy meyakini jika bansos tunai diberikan, maka daya beli akan berangsur-angsur pulih. Dan jika daya beli meningkat maka ekonomi juga perlahan akan bergeliat.
"Kalau ini semua bisa dilakukan maka Insya Allah kita optimis di Q1 2021 nanti pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah positif dan pemulihan ekonomi bisa dipercepat," tandasnya.