1 Tahun Pandemi Corona di Indonesia, Ahli Epidemiologi Soroti Testing Belum Maksimal
Tepat setahun sudah pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Begini tanggapan Ahli Epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) dr Windhu Purnomo.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Gigih
"Padahal itu adalah penurunan semu," imbuhnya.
Bila ini terus terjadi, lanjut Windhu, berakibat pada makin banyak kasus yang tidak terdeteksi.
"Sehingga reservoir penularan banyak di bawah permukaan akibat makin melemahnya testing dan contact tracing, maka makin sulit lah pageblug ini terkendali," ungkapnya.
Baca juga: Pemerintah Konfirmasi Mutasi Covid-19 dari Inggris Sudah Masuk Indonesia
Ingatkan Agar Tak Hanya Fokus Vaksinasi
Windhu juga mengingatkan agar pemerintah tak hanya fokus pada vaksinasi, namun terus mengebut testing dan tracing.
"Yang saya kuatirkan melemahnya strategi terpenting yaitu testing dan tracing, jangan-jangan karena pemerintah saat ini lebih fokus pada program vaksinasi."
"Padahal sebetulnya program vaksinasi saja tidak bisa diharapkan sebagai strategi yang bisa diandalkan cepat mengendalikan pandemi karena untuk mencapai herd immunity butuh waktu yang sangat lama bila vaccination rate/kecepatan vaksinasinya belum tinggi seperti saat ini, masih sekitar 100 ribu per hari," ungkap Windhu.
Sehingga, Windhu menyebut perlu strategi trisula yang dilakukan bersamaan untuk menekan penyebaran kasus.
"Yaitu 3T (tracing, testing, treatment), 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak), dan vaksinasi, seharusnya untuk saat ini 3T dan 3M lah yang harus dikejar tinggi," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)