Membandingkan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca yang Dipakai Indonesia untuk Vaksinasi Covid-19
Sejauh ini vaksin yang ada di Tanah Air adalah vaksin Covid-19 dari Sinovac dan AstraZeneca. Apa perbedaan kedua vaksin ini?
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Diketahui, vaksinasi tahap pertama menggunakan vaksin Covid-19 Sinovac.
Vaksin tersebut diizinkan penggunaanya setelah BPOM menerima hasil uji klinik dengan efikasi 65,3 persen serta memiliki label halal dan suci dari MUI.
Sementara, efikasi vaksin AstraZeneca sebesar 62,1 persen.
AstraZeneca memastikan vaksin buatannya aman dan efektif dalam mencegah Covid-19.
Disampaikan, dalam uji klinis vaksin Covid-19 AstraZeneca 100% dapat melindungi dari penyakit yang parah, rawat inap dan kematian, lebih dari 22 hari setelah dosis pertama diberikan.
Penelitian vaksinasi yang telah dilakukan berdasarkan model penelitian dunia nyata (real-world) menemukan, satu dosis vaksin mengurangi risiko rawat inap hingga 94% di semua kelompok umur, termasuk bagi mereka yang berusia 80 tahun ke atas.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa vaksin dapat mengurangi tingkat penularan penyakit hingga dua pertiga.
*Efek Samping*
Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, selain memiliki kemanjuran atau efikasi di atas 50 persen. Vaksin asal Tiongkok, China tersebut aman karena memberikan efek samping ringan.
Adapun efek samping sistemiknya berupa nyeri otot, fatigue, dan demam
Sementara fekuensi efek samping dengan derajat berat, seperti sakit kepala gangguan di kulit atau diare, hanya dilaporkan sekitar 0,1% sampai dengan 1%.
"Itu merupakan efek samping yang tidak berbahaya dan dapat pulih kembali. Secara keseluruhan, kejadian efek samping ini juga dialami pada subjek yang mendapatkan plasebo," ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Badan POM terkait proses evaluasi untuk keamanan khasiat dan mutu dari vaksin AstraZeneca.
Kejadian efek samping yang dilaporkan dalam studi klinik umumnya bersifat ringan dan sedang atau grade 1 dan 2, dan yang paling sering dilaporkan yaitu reaksi lokal seperti nyeri pada saat ditekan, panas, kemerahan dan gatal, dan pembengkakan, serat reaksi sistemik seperti kelelahan, sakit kepala, panas meriang, dan nyeri sendi.