Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kedatangan Vaksin Terbentur Embargo, Jokowi Minta Kepala Daerah Susun Strategi

mbargo vaksin yang dilakukan beberapa negara di Eropa karena adanya lonjakan kasus covid-19 bakal terjadi.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kedatangan Vaksin Terbentur Embargo, Jokowi Minta Kepala Daerah Susun Strategi
dokumentasi Kominfo
Indonesia kembali menerima kedatangan vaksin Covid-19 CoronaVac dari Sinovac sebanyak 16 juta vaksin termasuk 1,5 overfilled dalam bentuk bulk, pada Kamis (25/3/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Embargo vaksin yang dilakukan beberapa negara di Eropa karena adanya lonjakan kasus covid-19 bakal terjadi.

Selain di Eropa peningkatan kasus positif covid-19 juga muncul di India, Brazil dan Amerika Serikat.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa kedatangan Vaksin Covid-19 di Indonesia juga diprediksi akan mengalami gangguan.

"Kemungkinan itu bisa mengganggu kedatangan vaksin atau ketersediaan vaksin beberapa bulan ke depan terutama yang berasal dari negara-negara yang melakukan embargo," kata Budi, Jumat(26/3/2021).

Baca juga: Kemenag: Pengasuh Pondok Pesantren di Yogyakarta Segera Divaksin

Baca juga: WHO: Vaksin COVAX Telah Dikirim Ke 44 Negara di Afrika

"Karena memang terjadi lonjakan kasus di beberapa negara termasuk di india," tambah Menkes.

Oleh karena itu kata Budi, saat ini diperlukan kehati-hatian dalam mengontrol laju vaksinasi. Tujuannya agar tidak terjadi kekosongan vaksin ke depannya.

Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 AstraZeneca di Mabes TNI yang dilaksanakan oleh Pusat Kesehatan (Puskes) TNI dan diberikan kepada PNS Unit Organisasi Mabes TNI dengan target 2.850 vaksin, bertempat di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (26/3/2021). Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyiapkan 130.000 vaksin Covid-19 AstraZeneca yang diberikan oleh Pemerintah melalui Menteri Kesehatan, yang akan didistribusikan kepada seluruh Prajurit dan PNS TNI di 10 Provinsi Indonesia. Tribunnews/HO/Puspen TNI
Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 AstraZeneca di Mabes TNI yang dilaksanakan oleh Pusat Kesehatan (Puskes) TNI dan diberikan kepada PNS Unit Organisasi Mabes TNI dengan target 2.850 vaksin, bertempat di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (26/3/2021). Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyiapkan 130.000 vaksin Covid-19 AstraZeneca yang diberikan oleh Pemerintah melalui Menteri Kesehatan, yang akan didistribusikan kepada seluruh Prajurit dan PNS TNI di 10 Provinsi Indonesia. Tribunnews/HO/Puspen TNI (Tribunnews/HO/Puspen TNI)

"Sehingga kita perlu berhati-hati mengatur laju penyuntikan vaksinnya agar tidak ada kekosongan vaksin nantinya," katanya.

Berita Rekomendasi

Budi Gunadi Sadikin mengatakan, per kemarin cakupan vaksinasi di Indonesia akan menembus angka 10 Juta, dengan laju penyuntikan mendekati 500.000 penyuntikan per hari. Diharapkan laju penyuntikan vaksinasi berjalan stabil sesuai dengan ketersediaan vaksin saat ini.

Budi mengatakan, tak terealisasinya target 1 juta vaksinasi per hari terkendala suplai vaksin. Seperti jumlah vaksin di Januari-Februari hanya ada 3 juta dosis, maka vaksin tidak akan dihabiskan dalam 1 hari 1 juta vaksin.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan sambutan saat Peresmian Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit di RSUI, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021). XL Axiata bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Indonesia yang didukung penuh oleh Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Kota Depok menggelar program Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit untuk lansia yang berdomisili Depok dan sekitarnya secara drive thru. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan sambutan saat Peresmian Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit di RSUI, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021). XL Axiata bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Indonesia yang didukung penuh oleh Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Kota Depok menggelar program Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit untuk lansia yang berdomisili Depok dan sekitarnya secara drive thru. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Dengan demikian kecepatan vaksinasi disesuaikan dengan ketersediaan vaksin. Dari bulan Januari sampai Maret perlahan dinaikkan target vaksinasi ke 100 ribu per hari.

Kemudian Maret dan April tersedia 15 juta per bulan. Jadi per hari bisa dapat 500 ribu vaksinasi.

“Barulah di Bulan Mei sampai Juni naik ke 25 juta dosis, sehingga bisa dilakukan penyuntikan sampai 750 ribu per hari. Mulai bulan Juli itu 50 juta, sehingga bisa dilakukan penyuntikan 1,5 juta per hari.” tutur mantan wakil menteri BUMN ini.

Untuk diketahui sejumlah negara mengalami lonjakan kasus Covid-19. Kasus positif harian di Brazil mencapai 90.500 kasus, kasus harian di India mencapai 59 ribu kasus, dan Amerika Serikat 66 ribu kasus.

Jumlah vaksin yang dimiliki Indonesia kini mencapai 54 juta dosis. Jumlah tersebut datang secara bertahap.

Vaksin tahap pertama dan kedua dengan total 1,8 juta dosis tiba pada 31 Desember 2020 lalu.

Vaksin tahap ketiga datang pada 12 Januari 2021 sebanyak 15 juta dosis. Vaksin tahap ke empat datang sebanyak 10 juta dosis bahan baku pada 2 Februari 2021.

Lalu, sebanyak 10 juta dosis bahan baku vaksin tahap lima tiba 2 Maret 2021. Vaksin tahap enam tiba sebanyak 1.113.600 dosis pada 8 Maret dan pada 25 Maret 2021 tiba 16 juta bahan baku dosis.

Menkes mengatakan bahwa lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Eropa karena munculnya strain virus baru Corona.

Strain tersebut kata Budi sudah masuk ke Indonesia sejak Januari lalu.

"Di beberapa negara Eropa, sudah terjadi kenaikan kasus kembali, kita amati memang terjadinya karena adanya strain baru yang sudah datang di Indonesia sejak Januari," kata Budi.

Selain karena strain virus baru, lonjakan kasus terjadi karena adanya mobilitas warga yang terlalu agresif di eropa. Oleh karena itu Presiden Jokowi, kata Budi, meminta untuk dilakukan langkah antisipasi.

"Arahan bapak presiden coba dicari titik keseimbangan agar hasil yang sudah bagus, penurunan karena program PPKM mikro dan vaksinasi kita tidak kehilangan momentum perbaikannya, dengan demikian diharapkan agar kita bisa terus turun dan tidak mengalami lonjakan seperti yang terjadi di Eropa," katanya.

Budi meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, meski telah menjalani vaksinasi. Karena menurut Budi, masyarakat yang telah vaksinasi tetap berpotensi tertular virus Corona atau SARS-CoV-2 meskipun gejala yang ditimbulkan tidak separah sebelum disuntik vaksin.

"Vaksinasi bukan membuat kita kebal, tidak mungkin terkena, tetapi itu masih bisa terkena cuma karena antibodinya kita sudah baik, kita akan segera cepat sembuh dan tidak usah ke Rumah Sakit, tapi masih bisa menularkan.

Oleh karena itu, tetap memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sehingga adanya strain baru pun tidak usah kita khawatirkan," pungkasnya.

Datang Bertahap
Vaksin Covid-19 Coronavac dari Sinovac akan bertahap berdatangan ke Indonesia. Rencananya setiap bulan perusahaan farmasi asal Tiongkok itu akan menyuplai bahan baku vaksin sebanyak 20 - 30 juta.

Juru Bicara Bio Farma untuk Vaksinasi Bambang Heryanto mengatakan, sebelumnya Indonesia telah mengamankan pasokan vaksin asal Sinovac sebanyak 140 juta vaksin. Ratusan juta vaksin tersebut akan tiba di Tanah Air bertahap hingga Juli 2021.

Petugas dari Dinas Kesehatan Kota Bandung melakukan layanan penyuntikan Vaksin Sinovac dosis pertama kepada pelayan publik pada pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua di Hotel El Royale, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (9/3/2021). Pada kegiatan ini, sebanyak 1.100 petugas pelayan publik menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama, yang terdiri dari berbagai unsur seperti Satpol PP, PD Kebersihan, Organda, Dishub, Diskar PB, Cagar Budaya, PDAM, pekerja pariwisata, dan dosen perguruan tinggi. Penyuntikan vaksin ini terus dilakukan untuk mengejar target vaksinasi Covid-19 tahap kedua tuntas pada Mei 2021. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Petugas dari Dinas Kesehatan Kota Bandung melakukan layanan penyuntikan Vaksin Sinovac dosis pertama kepada pelayan publik pada pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua di Hotel El Royale, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (9/3/2021). Pada kegiatan ini, sebanyak 1.100 petugas pelayan publik menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama, yang terdiri dari berbagai unsur seperti Satpol PP, PD Kebersihan, Organda, Dishub, Diskar PB, Cagar Budaya, PDAM, pekerja pariwisata, dan dosen perguruan tinggi. Penyuntikan vaksin ini terus dilakukan untuk mengejar target vaksinasi Covid-19 tahap kedua tuntas pada Mei 2021. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

"Sinovac kita datangkan 20 sampai 30 juta per bulan untuk menjaga kecepatan vaksinasi program pemerintah tapi tentunya nanti juga kita juga akan siapkan juga ya kedatangan yang lain, bisa jadi dari AstraZeneca melalui COVAX maupun jalur bilateral," ujar Bambang.

Indonesia kini memiliki total 53,5 juta bahan baku vaksin Covid-19 asal Sinovac dan akan diproduksi menjadi sekitar 43 juta vaksin jadi. Ia mengatakan, Bio Farma sudah memulai produksi vaksin sejak kedatangan pertama bulk pada 13 Januari lalu.

Bio Farma sampai saat ini telah memproduksi sekitar 24 juta dosis vaksin jadi. "Kita distribusikan hampir 17 juta ya ke seluruh daerah Indonesia dari 24 juta yang diproduksi tapi tentu 17 juta dosis vaksin ini sudah mendapatkan lot release dari Badan POM," terang Bambang.

Susun Strategi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada kepala daerah untuk menyusun strategi yang tepat dalam menjalankan program vaksinasi Covid-19. Pasalnya, saat ini jumlah dosis vaksin masih terbatas.

Presiden juga mengatakan, dosis vaksin akan datang bertahap setiap bulannya.

"Karena vaksinnya terbatas dan datangnya pelan-pelan. Kita sudah booking 426 juta dosis vaksin tapi datangnya dikit-dikit. Ini datang baru awal 7 juta, naik lagi 11 juta, dikit-dikit baru mungkin melimpah Juli atau Agustus, baru mungkin per bulan 60-70 juta," kata Jokowi.

Selain itu, Presiden Jokowi mengingatkan para bupati untuk memastikan proses vaksinasi berjalan dengan cepat. Mulai dari kesiapan vaksinator dan target setiap kabupaten yang harus divaksinasi.

Karena, Jokowi ingin setiap kabupaten memahami jumlah target vaksin yang harus dilaksanakan di daerah. Jangan sampai, target itu tak diperhatikan dengan detail.

"Bupati harus ngerti, Oh 182 ribu, Pak (yang divaksin,red)'. Jangan pakai 'kurang lebih 200 ribu, Pak'. Itu enggak ngerti berarti. Harus bisa berapa yang mau divaksin. 212.300 misalnya. Oh detail, berarti ngerti. Tanya kasus harian Covid berapa, 'aduh sebentar tanya ke Dinkes, Pak'. Aduh ini persoalan gede yang semua harus tahu," tegasnya.

Jokowi juga mengingatkan, bahwa program vaksinasi harus berjalam baik hingga ke daerah pelosok.

Bahkan, Presiden mengecek langsung proses vaksinasi sampai ke Halmahera Utara, Maluku Utara untuk mengecek distribusi vaksin Covid-19.

"Saya cek sampai jauh seperti itu, saya ingin cek distribusi vaksin benar sampai daerah enggak, terlambat enggak distribusinya? Kalau kurang, ya, yang mau kita vaksin itu hampir 181,5 juta. Banyak sekali," kata Jokowi.

Presiden pun mengatakan, jumlah penduduk yang akan divaksinasi belum tercapai karena dosis vaksin yang belum tercukupi.

Maka, Jokowi meminta kepada para bupati untuk menetukan prioritas kelompok masyarakat mana yang harus menerima vaksin.

Ia pun mengatakan, masyarakat yang mobilitasnya tinggi harus diutamakan dalam menerima vaksin.

"Bapak Ibu Bupati harus tahu dan harus dikontrol sekarang mulai di luar tenaga kesehatan dan pelayan publik. Dahulukan tempat-tempat yang interaksinya tinggi, mobilitasnya tinggi misalnya pasar. Itu tempat interaksi dan mobilitas orang tinggi, dahulukan. Terminal mobilitas tinggi, interaksi tinggi, dahulukan," ucapnya.(Tribun Network/fik/yud/rin/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas