Virus Corona
Keganasan Mutasi Baru Virus Covid yang Muncul di Indonesia, Pasien Sembuh Bisa Terinfeksi Kembali
sampel spesimen tersebut dikumpulkan pada Februari oleh lembaga Eijkman yang kemudian dilaporkan ke GISAID
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Virus Covid-19 terus bermutasi. Setelah muncul virus B117 dari Inggris, kini muncul mutasi baru virus Covid-19 di Indonesia, yaitu E484K.
Mutasi baru ini terjadi pada berbagai varian virus Corona, yaitu B117 dari Inggris, B1351 asal Afrika Selatan, dan P1 asal Brasil.
Ahli epidemiologi Indonesia dan peneliti pandemic pada Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan, mutasi baru virus Covid-19 ini dapat mengurangi efikasi vaksin.
Selain itu, katanya, dampak yang cukup mengkhawatirkan dari virus ini adalah munculnya resistensi, yaitu virus bisa bertahan dari imunitas yang ada di dalam tubuh.
Baca juga: Alasan Kenapa Pasien Covid-19 yang Baru Sembuh Tidak Disarankan Suntik Vaksin
"Mutasi ini disebut bisa menghindari sistim pertahanan tubuh atau imun. Sehingga mutasi virus ini menjadi lebih meningkat kemampuan dalam menginfeksi, bahkan reinfeksi," kata Dicky Budiman, saat diwawancara, Selasa (6/4). Reinfeksi merupakan situasi tubuh terinfeksi kembali setelah dinyatakan sembuh.
Dicky juga menyebutkan, tubuh membutuhkan lebih banyak serum antibodi untuk mencegah infeksi pada sel tubuh akibat mutasi virus E484K ini.
Baca juga: Akhir Juni 2021 Ini, Pemerintah Harapkan 90 Persen Lansia telah Divaksinasi Dosis Pertama
Menurut Dicky, virus Corona memang mengalami mutasi setidaknya dua kali dalam sebulan. Virus ini menjadi serius karena gampang menular karena dan kerap terlambat dideteksi.
Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menghindarinya. Pertama, meningkatkan kualitas dan kuantitas protocol kesehatan.
"Kita harus sangat serius meningkatkan 3T dan 5M. Nah hal lain menjadi catatan bahwa betul vaksinasi untuk varian B117 sebelumnya efektif. Kalau E484K ini masih dalam tanda tanya," katanya, terutama menjelang Ramadan dan lebaran.
"Kita belum selesai kok, dan ini bukan masih serius. Cenderung makin serius. Yang menjadi masalah lagi kita ini kapasitas deteksi masih belum memadai. Ini tidak bisa kita anggap remeh," katanya.
Baca juga: 4 Tips Aman Mengantre Saat Vaksinasi Covid-19, Upayakan Jangan Banyak Berbicara