Terawan Ternyata Gagas Vaksin Nusantara Sejak Jadi Menkes
Andani mengungkapkan saat itu pemerintah juga sudah mengetahui adanya gagasan vaksin Nusantara oleh Terawan.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tenaga Ahli Menteri Kesehatan Andani Eka Putra mengungkapkan Vaksin Nusantara ternyata sudah digagas oleh Terawan Agus Putranto sejak menjabat sebagai Menteri Kesehatan.
Terawan, dokter, profesor, dan seorang jenderal bintang tiga TNI AD, diberhentikan jadi menkes oleh Presiden Jokowi melalui reshuffle kabinet.
Vaksin Nusantara memicu polemik, tapi Terawan jalan terus. Bahkan sejumlah tokoh publik secara terbuka mendukung Vaksin Nusantara.
Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM belum mengeluarkan izin untuk melakukan uji klinis.
Baca: Pro-Kontra Vaksin Nusantara
Vaksin Nusantara dikembangkan dengan konsep berbasis sel dendritik.
Vaksin ini dipelopori oleh Terawan bersama tim peneliti di laboratorium RSUP Kariadi Semarang, Jawa Tengah, dan Universitas Diponegoro (Undip).
"Iya setahu saya sudah menjabat sudah menjalani," kata Andani dalam diskusi dalam diskusi virtual Polemik Trijaya, Sabtu (17/4/2021).
Andani mengungkapkan saat itu pemerintah juga sudah mengetahui adanya gagasan vaksin Nusantara oleh Terawan.
Saat itu, Andani mengatakan vaksin Nusantara digagas dengan sama dengan vaksin Merah Putih.
Tujuan pengembangan vaksin Nusantara juga untuk menghasilkan vaksin nasional.
"Sudah, saya pikir sudah ada begitu prosesnya tapi saya enggak tahu persis ya. Tapi kalau saya lihat berita-berita yang ada vaksin ini sama dengan vaksin merah putih. Digagas hampir sama polanya dengan tujuan untuk menghasilkan vaksin nasional," ungkap Andani.
Dirinya mengatakan pengembangan vaksin Nusantara memiliki konsep yang sangat rumit yakni dengan sel dendritik.
Baca juga: Aburizal Bakrie Disuntik Vaksin Nusantara oleh Terawan: Saya Pernah Hutang Nyawa
"Vaksin dendritik ini kalau saya katakan agak ribet ya. Berbeda dari vaksin-vaksin yang lain, posisi itu agak ribet," pungkas Andani.
Sebelumnya, Kepala BPOM Penny K. Lukito enggan memberikan komentar saat peneliti vaksin sel dendritik atau vaksin Nusantara tetap melanjutkan tahapannya meski tak sesuai rekomendasi pihaknya.
"Terkait vaksin nusantara ya kami tidak bisa menjawab, ya jawaban kami bagaimana hasil penilaian Badan POM terkait fase pertama uji klinik fase 1 vaksin dendritik atau vaksin nusantara adalah belum bisa dilanjutkan ke uji klinik fase dua, sudah clear ya sampai di situ," tegasnya dalam konferensi pers virtual bersama BPOM RI secara virtual, Jumat (16/4/2021).