Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Analisa Mantan Direktur WHO Asia Tenggara terkait Perkembangan Covid-19 di India

Kematian sampai 18 April 2021 adalah 177.150 orang, atau 126 kematian per sejuta penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR) 1,2%.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Analisa Mantan Direktur WHO Asia Tenggara terkait Perkembangan Covid-19 di India
AP
Pasien covid di India. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Tjandra Yoga Aditama menuturkan perkembangan kasus Covid-19 di India mengkhawatirkan.

Misalnya, dari data pada 18 April 2021 menujukkan ada 14.788.109 kasus COVID-19 di India, artinya 10,55 kasus per sejuta penduduk, ada peningkatan 1.429.304 dalam seminggu terakhirnya.

Kematian sampai 18 April 2021 adalah 177.150 orang, atau 126 kematian per sejuta penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR) 1,2%.

 Di New Delhi angkanya adalah 590 kematian per sejuta penduduk, di negara bagian Goa 490  kematian dan di negara bagian dengan penduduk lebih dari 200 juta yaitu Maharashtra adalah 471 kemarian.

"Saya berdomisili di India selama 5 tahun dan sampai pensiun September 2020, sebagai Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. Pada Maret 2020 jumlah test dan telusur di India masih sangat terbatas, masih dalam angka ribuan saja, dan lockdown nasional mulai diberlakukan," ujarnya saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (22/4/2021).

Ia mengatakan, pada bulan Mei 2020 berbagai tempat atau pusat karantina disediakan oleh pemerintah, dan di bulan Mei ini juga mereka mulai mengikuti “WHO Solidarity Trial, Unity Studies & SCOPE/Pregnancy set-up”.

Baca juga: Negara Bagian Maharashtra India Terapkan Pembatasan Lebih Ketat Sektor Perjalanan dan Perkantoran

Pada Juli 2020 fasilitas-fasilitas isolasi terus diperluas dan ditingkatkan sehingga tersedia 12.826 pusat karantina dengan 598.811 tempat tidur.

Berita Rekomendasi

Pada sekitar September 2020 jumlah tes PCR sudah mencapai 1 juta di India, dilakukan di 900 Laboratorium dan mereka memiliki 2 laboratorium yang mendapat sertifikasi EQAS dari WHO.

Ketika itu India menyediakan 15.284 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang khusus hanya menangani COVID-19.

"Menariknya India juga tidak lupa menyiapkan  175.470 fasyankes untuk siap menangani masalah kesehatan non COVID-19, karena kita tahu bahwa walaupun prioritas COVID-19 tapi penyakit dan masalah kesehatan lain tetap ada di tengah-tengah kita dan harus ditangani," ungkapnya.

Saat memasuki akhir tahun tepatnya bulan November 2020 India sudah melakukan 140 juta tes di lebih dari 2 ribu laboratorium. Hal ini diikuti dengan penelusuran kontak pada lebih dari 25 juta kontak.

"Angka-angka ini kelihatannya besar, tapi kita harus ingat bahwa penduduk India adalah sekitar 1,3 Milyar penduduk. Sampai 17 April 2021 India sudah melakukan lebih dari 266 juta tes untuk mendeteksi COVID-19 dan Test Positivity Rate (TPR) poada 18 April adalah 14,4%," jelas Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes Kemenkes ini.

Ia mengatakan, Indonesia perlu melakukan pencegahan sebelum kondisi itu terjadi di Indonesia.

Belajar dari India, ada lima faktor yang menyebabkan kasus aktif virus corona dratis naik di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas