India Sibuk Cari Oksigen Hingga Lokasi Kremasi Pasca Kasus Covid-19 Melonjak Drastis
Seperti yang disampaikan seorang dokter di Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Shanti yang berbasis di Bengaluru, Dr. Sanjay Gururaj.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Pemberlakuan sistem penguncian (lockdown) dan pembatasan yang ketat akibat pandemi virus corona (Covid-19) di India telah memunculkan rasa sakit, ketakutan dan penderitaan bagi banyak warga di New Delhi dan kota lainnya.
Dalam 'adegan yang kini akrab' terlihat di seluruh penjuru negara itu, ambulans tampak bergegas dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya, mencoba mencari tempat tidur pasien yang kosong.
Sementara itu, kerabat yang berduka karena anggota keluarga mereka meninggal akibat Covid-19, terlihat berbaris di luar tempat krematorium.
Baca juga: Rekor Baru, India Minim Oksigen dan Laporkan 314.000 Kasus Positif Covid-19 Per Hari Ini
Seperti yang disampaikan seorang dokter di Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Shanti yang berbasis di Bengaluru, Dr. Sanjay Gururaj.
"Saya mendapat banyak telepon setiap hari dari pasien yang sangat membutuhkan tempat tidur. Permintaan ini terlalu banyak dibandingkan jumlah yang tersedia," kata Dr. Gururaj.
Ia pun mencoba melakukan pengecekan setiap harinya, apakah masih ada tempat tidur yang kosong.
Baca juga: Analisa Mantan Direktur WHO Asia Tenggara terkait Perkembangan Covid-19 di India
Gururaj merasa stres saat mengetahui bahwa fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) kini mengalami kesulitan dalam menangani pasien Covid-19 yang melonjak drastis.
Bahkan dirinya tidak bisa melakukan banyak hal untuk membantu pasiennya.
"Saya mencoba mencari tempat tidur untuk pasien setiap hari, ini sangat membuat frustrasi karena tidak dapat membantu mereka. Dalam seminggu terakhir, tiga pasien saya meninggal di rumah karena tidak bisa mendapatkan tempat tidur. Sebagai seorang dokter, ini adalah perasaan yang sangat buruk," tegas Gururaj.
Dikutip dari laman AP News, Kamis (22/4/2021), Yogesh Dixit, seorang penduduk negara bagian Uttar Pradesh utara, mengatakan pada awal pekan ini bahwa ia harus membeli dua tabung oksigen.
Baca juga: Data Kematian di India Dianggap Tidak Sesuai Jumlah Mayat yang Dikremasi Akibat Covid-19
Masing-masing tabung itu seharga 12.000 rupee atau senilai 160 dolar Amerika Serikat (AS), harganya lebih dari dua kali biaya normal.
Dixit mengaku dirinya membeli tabung oksigen itu untuk ayahnya yang sedang sakit karena rumah sakit yang dikelola pemerintah di Lucknow kehabisan stok oksigen.
"Saya membeli dua tabung karena kapanpun dokter bisa meminta tabung oksigen lagi, saya sampai harus menjual perhiasan istri saya untuk bisa membeli ini," kata Dixit.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.