Krisis Covid-19 di India, Dokter Beri Peringatan Bagi Warga yang Timbun Oksigen
Warga India saat ini melakukan penimbunan oksigen dan obat-obatan penting di rumah mereka.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Warga India saat ini melakukan penimbunan oksigen dan obat-obatan penting di rumah mereka.
Hal ini tentu saja menimbulkan kepanikan dan menyebabkan rumah sakit kekurangan stok.
Kini rumah sakit di negara itu mengalami kesulitan dalam merawat pasien virus corona atau Covid-19 yang berada dalam kondisi kritis.
Dikutip dari laman The Guardian, Selasa (27/4/2021), India mencatat 352.991 kasus Covid-19 baru lainnya pada hari Senin kemarin.
Angka itu pun memecahkan rekor globalnya sendiri untuk capaian hari kelima secara berturut-turut.
Baca juga: 117 Orang Meninggal per Jam Karena Covid-19 di India, RS Penuh dan Anak Buang Ibunya di Jalan
Selain itu, India juga mencatat 2.812 kematian baru, ini menunjukkan angka harian tertinggi untuk kasus kematian akibat virus tersebut.
Hingga 25 April 2021, India mencatat peningkatan kumulatif sebesar 89 persen dalam kasus kematian akibat Covid-19, dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
Total ada 2,2 juta kasus baru pada gelombang kedua ini.
Baca juga: Dokter di Pusat Wabah Covid-19 India: Dua Pekan ke Depan Akan Jadi Neraka Bagi Kami
Ini merupakan peningkatan tujuh hari tertinggi dibandingkan yang pernah dialami negara manapun di dunia.
Sementara total infeksi yang dikonfirmasi terjadi di India kini telah melewati angka 17 juta.
Seperti yang disampaikan Direktur Institut Ilmu Kedokteran India, Dr Randeep Guleria dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan India pada Minggu malam waktu setempat.
"Penimbunan suntikan seperti remdesivir dan oksigen di rumah warga telah menciptakan kepanikan dan menyebabkan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit kekurangan obat-obatan," kata Dr Guleria.
Baca juga: Reaksi Dunia atas Krisis Pandemi Virus Corona di India, Inggris hingga Turki Tawarkan Bantuan
Guleria menyebut bahwa mayoritas warga tidak perlu diobati dengan oksigen karena sebagian besar diantara mereka hanya mengalami gejala ringan yang tidak akan menimbulkan sesak nafas.