Penggunaan Tempat Tidur ICU Covid-19 Meningkat Drastis, Kapasitas Rumah Sakit Malaysia Kritis
Penggunaan tempat tidur untuk pasien Covid-19 di ICU rumah sakit Malaysia meningkat drastis dalam dua pekan terakhir.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, PUTRA JAYA - Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan penggunaan tempat tidur untuk pasien virus corona atau Covid-19 di unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit meningkat drastis dalam dua pekan terakhir.
Dalam pernyataannya ia menyampaikan, tempat tidur pasien Covid-19 di ICU rumah sakit Malaysia telah mengalami peningkatan penggunaan, dari 96 persen pada 25 Mei lalu, menjadi 104 persen pada 6 Juni kemarin.
Dikutip dari laman Malay Mail, Rabu (9/6/2021), Dr Noor Hisham menyebut tingkat penggunaan tempat tidur ICU Covid-19 telah menembus angka 100 persen dan ini merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan.
"Pada dasarnya, ini artinya tidak ada ruang lagi bagi pasien yang datang dan membutuhkan perawatan intensif, ini adalah kasus kritis," kata Dr Noor Hisham, Selasa (8/6/2021).
Kendati demikian, ia menekankan bahwa terjadi penurunan penggunaan tempat tidur untuk kategori non-ICU selama periode yang sama.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Empat Kecamatan Bangkalan Melonjak
"Penggunaan tempat tidur non-ICU untuk pasien Covid-19 telah menurun dari 99 persen menjadi 89 persen dalam dua minggu terakhir," jelas Dr Noor Hisham.
Ia pun kembali mengingatkan masyarakat bahwa kapasitas rumah sakit saat ini masih berada pada level kritis.
"Ini bisa semakin meningkat jika masyarakat tidak hati-hati, situasi ini tidak boleh dianggap enteng, masyarakat harus memastikan untuk disiplin mematuhi semua SOP Covid-19 dan mendaftarkan diri untuk mendapatkan vaksinasi," kata Dr Noor Hisham.
Baca juga: Target WHO dalam Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia
Ia pun menambahkan otoritas kesehatan Malaysia telah mendeteksi adanya 24 klaster baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
15 dari 24 klaster baru tersebut terdiri dari klaster tempat kerja, 5 klaster komunitas dan 3 klaster lainnya yang melibatkan kelompok berisiko tinggi.
Klaster ini terdeteksi di Selangor, Sabah, Johor, Kedah, Kuala Lumpur, Putrajaya, Penang, Kelantan, Pahang, Sarawak, Negri Sembilan dan Perak.
Pakai Drone
Polisi Malaysia menggunakan drone untuk mendeteksi orang-orang yang memiliki suhu tubuh tinggi di tengah keramaian.