Hasil Penelitian UGM, 28 dari 34 Sampel Spesimen Covid-19 di Kudus adalah Virus Corona Varian Delta
Dalam penelitian UGM tersebut ditemukan 28 dari 34 atau sekitar 82 persen merupakan varian Delta (B.1.617) dari Covid-19.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengeluarkan hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) rujukan dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes), Senin (14/6/2021).
Penelitian ini dilakukan menyusul terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah setelah libur Idul Fitri.
Ketua Tim Peneliti, dr Gunadi menjelaskan, UGM ditunjuk karena lokasinya dekat dengan Kudus dan UGM juga memiliki kapasitas untuk melakukan uji WGS.
Dikutip dari rilis Kementerian Kesehatan, dari 70 spesimen yang diuji, 37 sampel dikirim ke UGM sementara sisanya dikirim ke Salatiga.
"Dari total 37 sampel, 34 sampel telah keluar hasilnya dan yang tidak keluar hasilnya ada 3," terang dr Gunadi.
Baca juga: Jokowi Targetkan Suntik 1 Juta Dosis Vaksin per Hari Mulai Bulan Juli
Dalam penelitian tersebut ditemukan 28 dari 34 atau sekitar 82 persen merupakan varian Delta (B.1.617) dari Covid-19.
"Varian Delta ini terbukti meningkat setelah adanya transmisi antarmanusia. Dan sudah terbukti di populasi di India dan di Kudus."
"Hal tersebut juga memperkuat hipotesis para peneliti bahwa peningkatan kasus di Kudus tersebut adalah karena adanya varian Delta," tegas dr Gunadi.
Ia juga menambahkan hipotesanya dengan penelitian terbaru dari The Lancet, yaitu varian Delta berhubungan dengan usia pasien.
"Semakin tua pasien Covid-19 maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut," terangnya.
Baca juga: Ada di Kudus, DKI Jakarta dan Bangkalan, Menkes: Varian Delta dari India Cepat Menular
Lebih buruk lagi, masih dari The Lancet, diketahui varian Delta ini bisa menginfeksi kembali pasien Covid-19 dan makin memperlemah kekebalan tubuh pasien.
Padahal seharusnya apabila sudah terinfeksi Covid-19 pasien mendapatkan antibodi secara alami.
Kemudian varian Delta ini bisa menurunkan kekebalan tubuh seseorang dengan usia yang lebih tua meskipun sudah divaksinasi dua dosis.
"Dalam hal ini bisa dikatakan pemerintah sudah tepat menyasar target vaksinasi bagi golongan lanjut usia karena mereka kelompok yang rentan apabila tertular Covid-19 apalagi varian Delta," lanjut dr Gunadi.