Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penelitian RSCM, Anak yang Positif Covid-19 Bisa Bergejala Berat, Angka Kematiannya Capai 40 Persen

Banyak yang menilai bahwa anak-anak yang terinfeksi virus ini hanya akan menunjukkan gejala ringan dibandingkan orang dewasa. Faktanya tidak.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Penelitian RSCM, Anak yang Positif Covid-19 Bisa Bergejala Berat, Angka Kematiannya Capai 40 Persen
capture Youtube ICTEC RSCM FKUI
Webinar Obrolan Santai untuk Awam - RSCM bertajuk 'Covid-19 Pada Anak', Jumat (18/6/2021). 

Kemudian terkait gejala yang ditemukan pada anak-anak ini, banyak pula yang tidak menunjukkan gejala, namun ada juga yang bergejala ringan maupun berat.

"Jadi Covid dari anak yang (persentasenya) 1 sampai 5 persen itu ada yang tidak bergejala, bergejala ringan dan bergejala berat," papar Prof Rismala.

Secara global, untuk anak yang tidak menunjukkan gejala mencapai angka sekitar 13 persen, ini merupakan angka rata-rata di dunia.

Sedangkan sebagian besar anak menunjukkan gejala ringan yakni 83 persen, kemudian kurang dari 3 persen masuk dalam kategori berat.

"Jadi benar, sebagian besar anak itu gejalanya ringan ya," tutur Prof Rismala.

Lalu dari angka anak yang mengalami gejala berat Covid-19 yakni sebesar 3 persen, angka ini yang kemudian menjadi fokus penelitian.

"Nah dari yang 3 persen, sebenarnya kalau dilihat dari populasinya yang paling kecil ya gejala berat itu 3 persen. Kemudian inilah yang masuk dalam penelitian kita, kita teliti seberapa besar masalahnya pada anak-anak ini," jelas Prof Rismala.

BERITA TERKAIT

Ia kemudian menjelaskan bahwa hasil penelitian timnya menunjukkan angka kematian pada anak akibat Covid-19 mencapai 40 persen.

Penelitian ini dimulai pada Maret hingga Oktober 2020, di mana periode ini merupakan masa awal Indonesia mengalami pandemi.

Pada periode tersebut ada total 490 anak yang datang ke RSCM dengan menunjukkan kriteria suspect maupun probable.

"Mungkin saja saat itu kita masih terkaget-kaget, 'loh kok bisa pindah dari Wuhan (lokasi awal munculnya virus corona) ke Indonesia?'. Pada masa awal pandemi itu kita lihat pasien-pasien yang datang ke kita, kita lihat datanya selama Maret sampai Oktober, ada 490 anak yang datang ke RSCM dengan kriteria suspect atau probable," kata Prof Rismala.

Saat itu, para dokter termasuk dirinya melihat ada gejala yang ditunjukkan dan mengarah pada Covid-19, sehingga anak itu masuk dalam kategori suspect, begitu pula yang masuk kriteria probable.

"Ya kita curiga anak-anak yang covid ini datang pasti ada kriterianya suspect. dari gejala-gejalanya bahwa ini mengarah ke Covid. Ada juga yang probable, datangnya biasanya dengan gejala-gejala yang lebih berat juga," tegas Prof Rismala.

Selanjutnya, 490 anak itu menjalani Polymerase Chain Reaction (PCR) test untuk mengetahui apakah mereka positif Covid-19 atau tidak.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas