Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prediksi Ahli soal Potensi Kasus Covid-19 Harian di Indonesia Bisa Capai 100.000 hingga Puncak Kasus

Epidemiolog Dicky Budiman juga telah memprediksi akan ada lonjakan kasus Covid-19 pada akhir Juni 2021.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
zoom-in Prediksi Ahli soal Potensi Kasus Covid-19 Harian di Indonesia Bisa Capai 100.000 hingga Puncak Kasus
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Suasana ruang tunggu keberangkatan yang dipenuhi calon penumpang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Minggu (25/04/2021). Pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19 terus melakukan pengetatan mobilitas pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) terkait larangan mudik untuk menekan penyebaran virus corona dengan peraturan H-14 peniadaan mudik (22 April-5 Mei 2021) dan H+7 peniadaan mudik (18 Mei-24 Mei 2021). 

"Sementara (puncak gelombang Covid-19) yang disebabkan oleh varian Delta, kemungkinan terjadi pada Juli, bisa pertengahan atau akhir Juli," jelas Dicky.

Prediksi Dicky Kasus Harian di Indonesia Bisa Mencapai 100.000

Sebelum lonjakan terjadi pada akhir Juni ini, Dicky sempat memprediksi kasus harian di Indonesia bisa mencapai 100.000.

Hal itu lantaran, masyarakat kerap lalai menanggapi virus corona yang muncul tanpa bergejala.

Dicky mengatakan, berdasarkan riset, sekitar 80 persen Covid-19 muncul tanpa gejala.

Di sisi lain, hal ini dipersulit oleh kurangnya pengecekan sedari dini secara aktif dari rumah ke rumah.

Baca juga: Kendalikan Kasus Covid-19, Indonesia Harus Lakukan Testing 2 Juta Sehari

"Tidak bergejala bukan berarti tidak sakit. Ketika di-scan selain pada organ jantung dan paru ada kerusakan atau potensi di organ lain, sehingga kualitas kesehatan menurun."

BERITA REKOMENDASI

"Mencegah lebih baik dari pada mengobati," katanya dalam live streaming channel YouTube Radio Muhammadiyah, Selasa (18/5/2021) lalu, dikutip dari Tribunnews.

Inilah yang menjadikan wabah pandemi disebut sebagai 'silent spreader', di mana wabah terlihat samar-samar padahal punya dampak yang sangat nyata.

Menurut Dicky, masyarakat juga lebih mengutamakan berobat di rumah saja ketimbang langsung memeriksakannya ke rumah sakit.

Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman.
Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman. (dok pribadi)

"Itulah yang terjadi pada India. Berdiam diri di rumah, saat timbulnya gangguan dari gejala baru ke rumah sakit. Hal ini yang nanti akan menjadi chaos," tambahnya.

Untuk itu, pada Mei lalu, Dicky memprediksi satu hingga tiga bulan ke depan, bisa saja terjadi kasus infeksi hingga 100.000 per hari.


Bukan karena mudik dan Lebaran, tapi akumulasi setahun lalu seperti pilkada.

Sementara, dalam wawancara bersama Kompas TV pada 7 Juni 2021 lalu, Dicky juga mengingatkan hal serupa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas