Nakes Dari Luar Jawa Akan Dikerahkan Tangani Pasien Covid-19 di RS Lapangan Wisma Haji Pondok Gede
Pemerintah akan mendatangkan tenaga kesehatan dari luar pulau jawa untuk membantu menangani pasien Covid-19 di RuS Lapangan Wisma Haji Pondok Gede.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah akan mendatangkan tenaga kesehatan dari luar pulau jawa untuk membantu menangani pasien Covid-19 di Rumah Sakit Lapangan Wisma Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
Hal tersebut terungkap dalam rapat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan bersama sejumlah menteri, Minggu (4/7/2021).
Diketahui dalam rapat tersebut satu hal yang dibahas adalah kesiapan Rumah Sakit Lapangan (RS Lapangan) selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Luhut dalam rapat tersebut mengatakan bila pemerintah bergerak cepat menyikapi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia khususnya di wilayah Jawa dan Bali.
"Kita gerak cepat memenuhi kebutuhan produk farmasi dan alkes (alat kesehatan) kita, seperti kesiapan RS Lapangan dan pasokan oksigen,” ujar Luhut dalam keterangan yang diterima.
Dalam rapat dibahas soal kesiapan sarana dan prasarana di RS Lapangan Wisma Haji Pondok Gede.
Delapan gedung di Wisma Haji Pondok Gede akan difungsikan untuk perawatan intensif, gejala sedang, dan asrama perawat.
Baca juga: Hasil Studi: Covid-19 Varian Lambda Kebal Vaksin dan Lebih Menular daripada Delta
Pemanfaatan dari ruangan nantinya memperhatikan zona risiko, sirkulasi udara, akses, dan jalur lalu lintas petugas, pasien, logistik, serta barang bersih atau kotor.
“Satu gedung nanti untuk perawatan intensif, kemudian lima gedung untuk gejala sedang, dan dua gedung untuk asrama perawat. Setiap gedung, punya kamar yang dimanfaatkan sebagai ruang tindakan, ruang farmasi, laundry, dan ruang petugas. Ini total, kita punya 785 tempat tidur,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat rapat bersama Menko Luhut.
Untuk Wisma Haji Pondok Gede ditargetkan mampu menerima 600 hingga 700 pasien komorbid yang nantinya bisa diambil tindakan di RS Lapangan tersebut.
Dengan kapasitas tersebut, menurut Budi Gunadi Sadikin tenaga kesehatan nantinya juga akan didatangkan dari luar Pulau Jawa untuk membantu menangani pasien di RS Lapangan Wisma Haji Pondok Gede.
Baca juga: DPR Minta Pelaku Penimbun Obat Covid-19 Dihukum Berat
“Tenaga kesehatan yang datang dari luar Pulau Jawa ini nantinya akan membantu di RS Lapangan Wisma Haji. Kami sudah koordinasi dengan MenPUPR agar disediakan tempat tinggal bagi mereka,” kata Menkes Budi.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Men PUPR) Basuki Hadimuljono sudah menyiapkan Rumah PU di kawasan Pasar Jumat.
Rumah Pu tersebut menurut Basuki mampu menampung tenaga kesehatan yang dikirim dari luar Pulau Jawa.
Baca juga: 33 Pasien Covid-19 di RS Sardjito Meninggal Akibat Oksigen Habis, DPR Desak Kemenkes Tanggung Jawab
Sementara itu, beberapa tempat pun sudah dijadikan RS Lapangan seperti Rusun Nagrak, Pasar Rumput, dan Wisma Atlet yang dijadikan tempat isolasi.
Rusun Nagrak dan Pasar Rumput sudah mulai terisi dan beberapa tower juga sudah mulai penuh.
Mereka yang masuk adalah pasien dengan kriteria OTG atau ada gejala ringan, tetapi tidak memenuhi 3 syarat, tidak memiliki komorbid, memiliki saturasi di atas 95%, dan tidak sesak nafas.
Ketersediaan Oksigen
Pasokan ketersediaan oksigen juga menjadi masalah yang langsung segera ditangani.
Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan terjadi kenaikan permintaan oksigen lima kali lipat.
Untuk itu, Menko Luhut dalam rapat ini langsung berkoordinasi dengan Kemenperin agar pencatatan kebutuhan oksigen dirapikan di setiap kota.
“Sekarang kita butuh data yang detail. Kita bikin konversi oksigen industri semua full ke oksigen farmasi. Kekurangan kita ini bisa nanti terpenuhi, jika oksigen industri itu semua kita fokus ke oksigen farmasi,” katanya.
Menanggapi hal tersebut Kemenperin menyatakan para produsen gas oksigen sudah 100 persen diwajibkan untuk menggeser produksi oksigennya ke oksigen medis.
Sehingga bisa didapat 1.700 ton per hari secara nasional, dimana 1.400 ton per hari dari nasional digunakan untuk Pulau Jawa.
Baca juga: Selain Jane Shalimar, Berikut 7 Selebriti Meninggal Dunia karena Covid-19
Industri oksigen kecil juga sudah mulai dikerahkan untuk mengkonversi produksi gas oksigennya ke oksigen farmasi.
Selain itu, beberapa perusahaan juga ikut mengirimkan Iso Tank untuk penanganan pasokan oksigen.
Terdapat 21 unit kapasitas 20 ton Isotank dari IMIP Morowali akan tiba di Tanjung Priok pada 06 Juli 2021.
Kemudian 5 unit Isotank dari Balikpapan (merupakan Iso Tank baru) yang akan tiba pada 9 Juli di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sedangkan 4 unit 20 feet dari Pertamina (ex LNG perlu dibersihkan) sedang dalam perjalanan dari Belawan kira-kira 4 hingga 5 hari perjalanan laut.
Terakhir, akan ada tambahan 3 ton oksigen cair per hari dari Krakatau Steel, Cilegon.
PT Matesu Abadi dari Qingdao juga direncanakan pada 10 Juli 2021 tiba di Surabaya dan membawa 2.300 tabung kecil berkapasitas 1 meter kubik.
Beberapa industri oksigen seperti Samator Group, LINDE Indonesia, Petrokimia Gresik, dan LINDE Indonesia, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Iwatani Industrial Gas Indonesia juga berkomitmen untuk memasok oksigen medis di Pulau Jawa yang jika ditotal mampu mencapai 1.315 ton per hari.