Apa Itu Proning? Teknik yang Disebut Bisa Membantu Tingkatkan Saturasi Oksigen pada Pasien Covid-19
Untuk menangani penurunan saturasi oksigen para pasien Covid-19 ini dianjurkan untuk melakukan teknik proning atau proning position. Apa itu proning?
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Akhir-akhir ini banyak kasus pasien Covid-19 yang mengalami penurunan saturasi oksigen saat melakukan isolasi mandiri.
Untuk menanganinya para pasien Covid-19 ini dianjurkan untuk melakukan teknik proning atau proning position.
Dilansir Kompas.com, kadar saturasi oksigen yang normal berkisar antara 95 persen hingga 100 persen.
Jika kadarnya di bawah 94 persen maka bisa tandanya saturasi oksigen mulai menurun.
Lantas apakah sebenernya teknik proning ini?
Berikut fakta-fakta soal proning yang telah dirangkum Tribunnews.com dari beberapa sumber:
Baca juga: Media Asing Soroti Krisis Oksigen di Indonesia, Sebut Alami Wabah Covid-19 Terparah di Asia Tenggara
Pengertian Proning
Dilansir Hackensack Meridian Health, proning adalah proses membalikkan pasien dengan gerakan yang tepat dan aman dari punggung ke perut (perut) sehingga individu berbaring telungkup.
Pakar mencatat bahwa ini sangat bermanfaat pada pasien COVID-19 yang terdiri dengan atau tanpa kebutuhan ventilator.
Posisi proning memungkinkan perluasan yang lebih baik dari daerah paru-paru punggung (belakang), peningkatan gerakan tubuh dan peningkatan pembuangan sekresi yang pada akhirnya dapat menyebabkan untuk kemajuan dalam oksigenasi (pernapasan).
Baca juga: Situasinya Mengerikan! Pasien Terus Berdatangan, Sementara Oksigen Habis
Manajer Perawat Perawatan Kritis di JFK Medical Center, Lenore Reilly mengatakan, beberapa pasien yang mengalami gangguan pernapasan ringan yang tidak memerlukan ventilator.
Mereka yang berkembang menjadi gangguan pernapasan parah bisa menunjukkan peningkatan oksigenasi dari proning.
"Tidak ada cukup bukti saat ini untuk membuktikan bahwa proning meringankan pasien yang membutuhkan ventilator."
"Apa yang bisa kita lihat adalah oksigenasi sementara ditingkatkan. Inilah sebabnya mengapa proning telah menjadi bagian dari rencana perawatan selama pandemi COVID-19,” kata Lenore.
Baca juga: Dampak Kelangkaan Oksigen di Berbagai Wilayah, Distributor di Bali Alami Kekosongan Stok
Kriteria Pasien yang Tidak Memenuhi Syarat Untuk Melakukan Proning
- Ketidakstabilan tulang belakang
- Fraktur tidak stabil
- Luka terbuka
- luka bakar
- Operasi trakea
- Bayi dalam kandungan (hamil lebih dari 24 minggu)
Baca juga: Panduan Mengatasi Covid-19: Gejala dan Perawatan, Protokol Isoman, Cara Tingkatkan Saturasi Oksigen
Resiko Proning
Lenore mengungkapkan ada beberapa risiko jika seorang pasien melakukan proning, di antaranya:
- Obstruksi jalan napas
- Pelepasan pipa endotrakeal
- Cedera kulit terkait tekanan
- Edema wajah dan saluran napas (pembengkakan)
- Hipotensi (tekanan darah rendah)
- Aritmia (detak jantung/denyut jantung tidak teratur)
Baca juga: 33 Pasien Covid-19 di RS Sardjito Meninggal Akibat Oksigen Habis, DPR Desak Kemenkes Tanggung Jawab
Cara Melakukan Teknik Proning
Dilansir HealthifyMe tidak semua pasien yang dites positif virus corona dan dirawat di rumah membutuhkan bantuan proning.
Namun, orang-orang yang mungkin menghadapi kekurangan oksigen, atau menunggu bantuan medis, hanya berbaring tengkurap bisa sangat membantu.
Proning harus dicoba terutama ketika kadar oksigen mulai turun di bawah 94% dan terus berfluktuasi sepanjang hari jika dukungan eksternal sulit ditemukan.
Untuk tidur dalam posisi tengkurap, seseorang perlu memiliki banyak bantal dan terus berganti posisi setiap setengah jam.
Baca juga: 63 Pasien Covid di RSUP Dr Sardjito Meninggal dalam Sehari! 33 di Antaranya karena Oksigen Habis
Berikut cara untuk melakukan proning:
- Tidur tengkurap dengan menempatkan satu bantal di bawah leher, satu atau dua bantal di antara dada sampai paha atas, dan dua bantal di bawah tulang kering selama 30 menit
- Tidur miring ke kanan selama 30 menit
- Tidur dengan posisi setengah duduk dan bagian punggung sampai tengkuk diganjal bantal selama 30 menit
- Tidur miring ke kiri selama 30 menit
- Kembali ke posisi tidur tengkurap selama 30 menit
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani) (Kompas.com/Mahardini Nur Afifah)