Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Perlu Obat, Isolasi Mandiri untuk OTG, Hanya Minum Air Putih, Gizi Seimbang, Kumur Air Garam

Yang masuk dalam kategori risiko rendah ini tidak perlu panik dan mengkonsumsi berbagai macam obat kimia maupun produk makanan dan minuman anticovid.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Tak Perlu Obat, Isolasi Mandiri untuk OTG, Hanya Minum Air Putih, Gizi Seimbang, Kumur Air Garam
Freepik
Tak Perlu Obat, Isolasi Mandiri untuk OTG, Hanya Perlu Air Putih, Gizi Seimbang, Kumur Air Garam 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lonjakan signifikan kasus pasien positif virus corona (Covid-19) yang terjadi saat ini memang membuat fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) kewalahan dalam melakukan penanganan.

Hal ini yang akhirnya membuat banyak pasien terpaksa harus melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah, tanpa mendapatkan penanganan rawat inap karena terbatasnya kapasitas ruangan dan tabung oksigen.

Lalu bagaimana dengan mereka yang terinfeksi Covid-19 namun masuk dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) atau gejala ringan ?

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Siapkan 3 Tower Rusun Pasar Rumput di Jaksel untuk OTG, Kapasitas 7.936 Bed

Baca juga: Potensi Paparan Varian Delta Di Indonesia Lebih Dari 20 Persen, Epidemiolog Beri Saran Ini

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa mereka yang masuk dalam kategori risiko rendah ini tidak perlu panik dan mengkonsumsi berbagai macam obat kimia maupun produk makanan dan minuman yang diklaim 'anti Covid-19'.

"Untuk yang isoman, (kategori) tidak bergejala atau gejala ringan, tidak ada faktor risiko, jangan panik apalagi konsumsi beragam obat dan produk makanan serta minuman," ujar Dicky, dalam akun Twitternya, Senin (5/7/2021) pagi.

Petugas mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan para pasien Covid-19 di tempat penampungan sementara di aula Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Jakarta, Rabu (23/6/2021). Aula Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari kembali difungsikan sebagai tempat penampungan dan perawatan pasien Covid-19 kategori orang tanpa gejala (OTG) sebagai langkah antisipasi lonjakan pasien Covid-19 yang sudah tak tertampung di rumah sakit. Warta Kota/Nur Ichsan
Petugas mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan para pasien Covid-19 di tempat penampungan sementara di aula Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Jakarta, Rabu (23/6/2021). Aula Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari kembali difungsikan sebagai tempat penampungan dan perawatan pasien Covid-19 kategori orang tanpa gejala (OTG) sebagai langkah antisipasi lonjakan pasien Covid-19 yang sudah tak tertampung di rumah sakit. Warta Kota/Nur Ichsan (Warta Kota/Nur Ichsan)

Ia kemudian menyarankan agar mereka yang OTG atau bergejala ringan melakukan isoman dengan tetap menerapkan sejumlah hal.

BERITA TERKAIT

Mulai dari mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang, banyak mengkonsumsi air putih, mengkonsumsi buah-buahan yang tidak memiliki getah, hingga berkumur menggunakan air garam hangat.

"Banyak minum, makan gizi seimbang dan buah tidak bergetah, istirahat, olah nafas, kumur air garam hangat dan ligasi hidung, (minum) obat demam atau batuk," kata Dicky.

ilustrasi buah-buahan
ilustrasi buah-buahan (freepik)

Dicky pun menekankan bahwa saat ini banyak oknum yang mencari keuntungan dengan mengklaim bahwa produk yang mereka jual dapat 'menyembuhkan' pasien dari virus tersebut.

Sehingga ia meminta masyarakat untuk berpikir cerdas dan tidak 'menelan' informasi dan meyakini klaim tersebut sepenuhnya.

"Jangan percaya pada segala produk yang mengaku anti Covid-19 atau dapat menyembuhkan Covid-19, sebagian orang memanfaatkan kepanikan untuk cari keuntungan," jelas Dicky.

Lebih lanjut dirinya menambahkan bahwa melakukan kegiatan olah raga sangat baik selama periode krisis Covid-19 yang diprediksi berlangsung hingga September mendatang.

Warga masih terlihat berolahraga di sekitar bundaran HI Jakarta pada hari pertama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, Sabtu (3/7/2021). Sejumlah jalan di Jakarta diberlakukan penyekatan dan pembatasan kegiatan masyarakat selama masa PPKM darurat sejak 3 Juli hingga 20 Juli 2021 untuk mencegah penyebaran Covid-19. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Warga masih terlihat berolahraga di sekitar bundaran HI Jakarta pada hari pertama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, Sabtu (3/7/2021). Sejumlah jalan di Jakarta diberlakukan penyekatan dan pembatasan kegiatan masyarakat selama masa PPKM darurat sejak 3 Juli hingga 20 Juli 2021 untuk mencegah penyebaran Covid-19. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Karena selain mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang, olah raga dianggap sebagai salah satu cara untuk menjaga kebugaran tubuh.

Namun demikian, ia kembali mengingatkan agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan dan menghindari faktor-faktor yang dapat berpotensi menjadi sarana penularan virus.

"Olah raga di rumah saja selama periode krisis ini (Juli-September), sehat dan bugar penting, tapi harus hindari potensi penularan," pungkas Dicky.

Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona (Freepik)

Varian Delta Serang Semua Umur
Sebelumnya, Dicky menyampaikan bahwa dalam fenomena lonjakan kasus virus corona (Covid-19), yang harus dicatat adalah varian Delta 'menyerang semua kelompok usia'.

Varian yang diklaim lebih mudah menular ini, kata dia, bahkan dapat menyebabkan dampak yang fatal bagi kelompok lanjut usia (lansia), serta mereka yang memiliki penyakit penyerta atau kondisi khusus.

"Yang jelas penyakit ini, khususnya Delta variant ini menyerang semua usia, fatal terutama memang di usia lanjut atau yang memiliki komorbid atau kerawanan lainnya. orang yang berisiko ini akan sangat rawan," ujar Dicky, kepada Tribunnews, Minggu (4/7/2021).

Kendati saat ini banyak anak-anak yang turut terinfeksi Covid-19, khususnya di wilayah DKI Jakarta, namun ia menyebut varian ini tidak secara khusus menyerang kelompok usia anak.

Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman.
Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman. (dok pribadi)

"Jadi tidak khusus menyerang anak ya," kata Dicky.

Ia kemudian memprediksi puncak peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia akan terjadi menjelang akhir Juli 2021.

Terlebih saat ini fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) sudah tidak mampu menampung lonjakan kasus positif.

Sehingga banyak diantara pasien yang memiliki gejala beragam ini terpaksa mengisolasi secara mandiri di rumah.

"Situasi ini masih akan berlanjut sampai mendekati akhir bulan ini sebagai puncaknya. Apalagi kita ini di tengah situasi di mana semakin banyak pasien yang tidak tertangani ya," papar Dicky.

Ilustrasi pasien Covid-19 yang dibawa petugas medis. Seorang pria positif terinfeksi virus corona berinisal MN (22) yang menjadi tahanan Polresta Jayapura memutuskan kabur dari ruang isolasi Rumah Sakit Marthen Indey, Jayapura.
Ilustrasi pasien Covid-19 (Tribun Palopo)

Saat ini, angka laporan kasus memang mengalami peningkatan, kata dia, namun belum terlalu tinggi lantaran testing yang dianggap kurang optimal.

Dicky pun berharap penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 20 Juli mendatang, dapat memaksimalkan upaya testing ini hingga mencapai angka 500.000.

"Karena memang sudah sangat banyak ini laporan kasus, (tapi) kita belum menunjukkan peningkatan yang berarti karena memang testingnya juga 'segitu', belum meningkat, kita harapkan dari ppkm darurat itu bisa 500.000," jelas Dicky.

Sehingga nantinya bisa menemukan banyak kasus infeksi baru, kemudian segera ditindaklanjuti melalui upaya isolasi, baik mandiri maupun yang difasilitasi oleh pemerintah.

"Dan langsung isolasi karantina, mau mandiri, mau difasilitasi," tutur Dicky.

Dicky pun menekankan bahwa keterbatasan fasyankes akibat lonjakan pasien Covid-19 seharusnya menjadi momen yang tepat bagi pemerintah untuk serius mengedukasi masyarakat terkait bagaimana cara mengisolasi diri di rumah.

"Tapi yang jelas, bahwa saat ini sudah waktunya memberikan edukasi pada publik bagaimana dan apa yang harus dilakukan kalau isoman (isolasi mandiri), yang jelas tidak ada hal hal yang aneh ya sebetulnya," pungkas Dicky.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas