Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Puncak Gunung Es: Kematian Pasien Isoman dan di Luar Faskes Diduga Lebih Tinggi Dari yang Tercatat

Dugaan tersebut didasarkan Arif oleh sejumlah informasi dan verifikasi di lapangan yang ditemukan oleh tim Lapor Covid-19.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Puncak Gunung Es: Kematian Pasien Isoman dan di Luar Faskes Diduga Lebih Tinggi Dari yang Tercatat
Tribunnews/JEPRIMA
Pengendara saat melintas didepan replika peti mati korban Covid-19 di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (18/8/2020). Replika peti mati bertuliskan Peti Korban Covid-19 serta himbauan untuk tetap Waspada Covid-19 sayangi nyawa anda dan keluarga anda serta informasi data kasus positif hingga pasien meninggal di Kecamatan mampang Prapatan. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Co-Inisiator Lapor Covid-19 Ahmad Arif menduga angka kematian pasien covid-19 yang sedang melakukan isolasi mandiri dan di luar fasilitas kesehatan lebih tinggi dari yang tercatat secara resmi atau yang ia sebut sebagai fenomena gunung es.

Dugaan tersebut didasarkan Arif oleh sejumlah informasi dan verifikasi di lapangan yang ditemukan oleh tim Lapor Covid-19.

Baca juga: Khawatir Peningkatan Kasus Covid-19, Inter Milan Batal Ikut Turnamen Pramusim Piala Florida

Berdasarkan temuan timnya, ada perbedaan antara data kematian yang dikeluarkan secara resmi oleh pemerintah daerah dengan hasil verifikasi di lapangan.

Hal itu disampaikannya dalam Konferensi Pers Lapor Covid-19 bertajuk "Puncak Gunung Es Kematian Covid-19 di Luar Fasilitas Kesehatan" yang disiarkan di kanal Youtube Lapor Covid-19 pada Kamis (22/7/2021).

Baca juga: Lapor Covid-19 Apresiasi Keterbukaan Pemprov DKI Jakarta Terkait Data Kematian

"Jadi ini kami kemudian ingin menegaskan bahwa data yang kami kumpulkan ini adalah data yang fenomena puncak gunung es, jadi kematian orang yang meninggal di luar fasilitas kesehatan, kami menduga jauh lebih tinggi," kata Arif.

Ia mencontohkan misalnya terkait proses pencatatan kematian di Kota Malang Jawa Timur.

Berita Rekomendasi

Menurutnya angka kematian yang dilaporkan per hari relatif kecil yakni rata-rata 5 kadang bahkan ada yang satu hari tercatat 0 kematian.

Baca juga: Permudah Layanan Kesehatan Saat Pandemi Covid-19, Kemenkes Beri ARV ODHA Untuk 3 Bulan

Timnya kemudian mencoba melakukan crosscheck dengan informan Lapor Covid-19 di rumah sakit

Pada 19 Juli 2021, kata dia, disebutkan kematian di rumah sakit di Kota Malang 0.

Padahal data yang didapatkannya dari pemakaman di sana, ada 26 orang yang dimakamkan dengan protokol covid pada tanggal tersebut.

Dari 26 orang itu, lanjut dia, 9 orang di antaranya meninggal saat isolasi mandiri.

Arif mencontohkan lagi data mengenai protokol kematian di satu daerah di Jawa Tengah.

Pada 18 Juli 2021 daerah tersebut dilaporkan ada sekitar 70 orang yang dimakamkan dengan protokol covid.

Mayoritas dari 70 orang tersebut, kata dia, sebenarnya sudah positif dengan antigen, bahkan dengan PCR.

Namun yang mengejutkan, kata dia, sebenarnya dari 70 orang tersebut 26 di antaranya atau sekira 37% meninggal dalam posisi di rumah atau isolasi mandiri.

"Sayangnya memang data ini tidak dibuka oleh pemerintah daerah jadi hanya beredar di kalangan terbatas," kata Arif.

Namun demikian, kata Arif, timnya belum bisa memastikan apakah fenomena serupa terjadi di setiap daerah atau tidak.

"Tapi secara umum yang ingin kami informasikan sebenarnya, saya tidak tahu apakah setiap daerah seperti itu. Tetapi setidaknya beberapa daerah yang memberikan informasi ke kami itu sebenarnya memiliki laporan kematian yang cukup rinci, yang ini seharusnya menjadi data publik yang sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat seberapa sebenarnya skala dampak dari pandemi ini," kata Arif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas