Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penggunaan Oseltamivir Akan Diganti Favipiravir untuk Terapi Covid-19

Pemerintah akan mengganti secara bertahap penggunaan Oseltamivir untuk terapi Covid-19.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Penggunaan Oseltamivir Akan Diganti Favipiravir untuk Terapi Covid-19
Tribunnews.com/Rina Ayu
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin. 

Mengenal obat oseltamivir

Dilansir dari kompas.com, obat oseltamivir adalah salah satu obat yang sebelumnya diberikan kepada pasien Covid-19 bergejala ringan hingga kritis.

Namun, rekomendasi terbaru menyebutkan bahwa obat tersebut hanya diberikan pada pasien Covid-19 yang diduga terinfeksi virus Influenza.

Oseltamivir adalah obat untuk mengatasi infeksi influenza tipe A dan B.

Obat ini mampu meredakan gejala influenza sehingga hanya menimbulkan gejala ringan serta memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk sembuh.

Obat ini juga bisa digunakan untuk mencegah penularan influenza jika seseorang kontak atau tinggal bersama pasien influenza.

Namun, perlu diingat bahwa influenza berbeda dengan pilek biasa.

Maka dari itu, obat ini tidak bisa mengobati pilek biasa.

BERITA REKOMENDASI

Obat Favipiravir

Dilansir dari kompas.com, Obat ini pertama kali dikembangkan Toyama Chemicals Jepang.

Obat ini digunakan sebagai terapi influenza dan terbukti mampu melawan infeksi virus Ebola.

Obat ini bekerja dengan mekanisme menghambat RNA-dependent RNA polymerase pada sel virus sehingga replikasi virus terganggu.

Mekanisme ini membuat favipiravir menjadi obat antivirus dengan spektrum luas.

Dilansir dari Pedoman Tatalaksana Covid-19 oleh beberapa perhimpunan dokter Indonesia, favipiravir bisa digunakan pada pasien dengan gejala ringan hingga berat.

Baca juga: Pesan Jokowi di Hari Anak Nasional: Semangat Belajar, Terus Bergembira, dan Rajin Beribadah


Namun, penggunaannya masih sangat terbatas sehingga tidak boleh diberikan untuk ibu hamil atau perempuan yang merencanakan kehamilan.

Penggunaan obat ini disebut cukup efektif untuk mengobati Covid-19, namun untuk mengetahui efektivitas, keamanan, dan efek sampingnya masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. (

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas