Benarkah Varian Lambda Lebih Menular dari Varian Delta dan Kebal Terhadap Vaksin Sinovac?
Inilah penjelasan mengenai varian virus corona (Covid-19) Lambda yang pertama kali terdeteksi di Peru. Benarkah lebih menular dari varian Delta?
Penulis: Rica Agustina
Editor: Malvyandie Haryadi
"Namun kami belum dapat mengatakan apa dampak sebenarnya dari mutasi ini, karena ini adalah jenis yang telah ditunjukkan terutama di Amerika Selatan, dan itu menempatkan kami pada posisi yang kurang menguntungkan, karena kami tidak memiliki semua sumber daya untuk melakukan penelitian yang diperlukan," kata Soto-Rifo.
Apakah vaksin efektif melawan varian Lambda?
Soto-Rifo melakukan studi pendahuluan untuk menilai efek vaksin dari perusahaan biofarmasi China, Sinovac, CoronaVac yang dikembangkan pada strain Lambda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa varian Lambda mampu menetralkan antibodi yang dihasilkan oleh vaksin.
Soto-Rifo mengatakan sebagian dari kemanjuran vaksin dapat diukur dengan respons imunisasi, tetapi juga oleh respons sel-T, yang merangsang produksi antibodi dan membantu memerangi sel yang terinfeksi virus.
"Virusnya telah berubah dan itu bisa membuat vaksin tidak seefisien virus aslinya, tapi bukan berarti vaksinnya tidak berfungsi lagi," jelas Soto-Rifo.
"Faktanya, kita juga tahu bahwa CoronaVac masih memiliki persentase perlindungan yang baik terhadap virus," sambungnya.
Baca juga: Update Corona Global 28 Juli 2021: Kasus Aktif di Seluruh Dunia Tercatat 14.104.610
Haruskah kita khawatir?
Menurut dokter Roselyn Lemus-Martin, yang memegang gelar PhD dalam biologi molekuler dan sel dari Universitas Oxford dan berbasis di Amerika Serikat, varian Lambda belum begitu mengkhawatirkan.
"Pada awalnya, kami sangat khawatir. Kami pikir karena karakteristiknya, Lambda bisa menjadi lebih menular daripada Delta," kata Lemus-Martin.
"Tetapi saat ini, di AS, misalnya, kami telah melihat bahwa Delta terus menjadi strain dominan, dan apa yang kami perhatikan adalah bahwa Lambda tidak menyebar secepat (di area lain)," sambungnya.
Berbeda dengan Lemus-Martin, Tsukayama tetap berhati-hati terhadap varian Lambda.
Dia mengatakan kapasitas penelitian Peru untuk mengukur efek Lambda terbatas, yang membuat lebih sulit untuk mengevaluasi penyebaran varian.
"Gamma muncul di Brasil dan berkembang di seluruh wilayah, dan itu sudah dianggap sebagai varian perhatian," kata Tsukayama.
"Lambda memiliki banyak karakteristik Gamma, dan itu juga telah menyebar di negara lain. Apa yang belum kita miliki adalah jumlah bukti yang sama dengan yang dilakukan orang Brasil. Di kawasan ini, Brasil memimpin dalam kapasitas penelitian mereka," jelas Tsukayama.
Baca artikel lain seputar Virus Corona
(Tribunnews.com/Rica Agustina)