Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jusuf Kalla Sebut Herd Immunity Hingga Akhir 2021 Sulit Tercapai

Jusuf Kalla (JK) menyebut kekebalan kelompok atau herd immunity di dalam negeri sulit tercapai pada akhir tahun ini.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
zoom-in Jusuf Kalla Sebut Herd Immunity Hingga Akhir 2021 Sulit Tercapai
Sekretariat Presiden
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) menyebut kekebalan kelompok atau herd immunity di dalam negeri sulit tercapai pada akhir tahun ini. 

"Pemerintah harus serius menangani kendala di lapangan, dan juga berupaya memenuhi kebutuhan vaksin. Harus ada percepatan vaksinasi secara nasional," kata Intan Fauzi dalam keterangannya, Senin (2/8/2021).

Sebab, dicontohkan Intan, Jawa Barat provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, masuk dalam daftar rendah terkait pelaksanaan vaksinasi, masih sangat jauh dari target sasaran vaksinasi.

Per 30 Juli data Kemenkes, warga Jawa Barat yang sudah divaksin dua dosis hanya 7,39 Persen atau 2.801.545 jiwa.

Demikian pula. dengan Jawa Tengah masih 9,66 persen atau 2.773.988. Tak jauh berbeda, Jawa Timur juga masih 9,80 persen atau 3.119.838. Yang tertinggi masih DKI Jakarta yakni 32,02 persen atau sebanyak 2.688.266 orang.

"Sebelum distribusi ke seluruh wilayah Indonesia, Vaksin dibawa dan disimpan di Bio Farma yang berlokasi di Bandung, sehingga tentunya akses distribusi ke wilayah di Jawa Barat relatif lebih mudah dijangkau dan dekat, tetapi faktanya target vaksinasi Jawa Barat masih sangat rendah dibawah 10 persen, hal ini harus menjadi perhatian pemerintah," ucap Intan.

Pasalnya, Intan Fauzi melihat sejumlah Pemda akan menempatkan 'wajib vaksin' sebagai syarat untuk kegiatan di berbagai sektor baik bagi pelaku usaha, pegawai, dan pengunjung.

Wajib vaksin' juga akan diberlakukan sebagai syarat perjalanan transportasi darat jarak jauh, udara, dan laut, serta pelayanan administrasi publik.

Berita Rekomendasi

"Artinya Pemerintah harus memperluas akses vaksin bagi masyarakat tanpa kerumunan," kata lulusan Nottingham University Inggris ini.

"Ini akan menjadi kendala untuk mobilitas orang terkait pekerjaan. Sementara mereka belum punya akses vaksin. Korelasi antara target vaksinasi itu masih sangat jauh, kendalanya bukan hanya ada beberapa masyarakat yang tidak percaya vaksin, tapi kendala lain juga pengadaan, distribusi dan pelaksanaan vaksinasi," lanjutnya.

Data Kemenkes Per 13 Juli terkait rencana pengadaan vaksin Sinovac hingga akhir tahun 2021 sebanyak 175.504.500.

Namun dari jumlah itu, masih ada yang belum pasti diterima pemerintah RI (optional) sebesar 32.059.300. Kemudian, Pfizer 50 juta dengan pengadaan bertahap dari pertengahan tahun hingga akhir tahun 2021.

Lalu, vaksin Novavax 50.000.000, Covax kerjasama multilateral 108.000.000 (potensial delay) pada bulan Juli-Desember, artinya berpotensi tak masuk ke RI, AstraZeneca 20.000.000 untuk Juli-Desember 2021 dan statusnya juga sama, potensial delay dan berbagai jenis vaksin lainnya.

Lewat paparan data tersebut, harus ada akselerasi vaksinasi program di tahun 2021.

Intan menambahkan, belum lagi kini ada wacana dosis ketiga 'booster'. Meski baru diperuntukkan bagi tenaga kesehatan, berjalan lambat.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas